Okt 03, 2022 19:49 Asia/Jakarta
  • Tentara AS di kawasan Asia Barat
    Tentara AS di kawasan Asia Barat

Salah satu isu yang kerap diulang di studi hubungan internasional selama setengah abad lalu adalah isu kemunduran Amerika Serikat. Pidato Rahbar di bidang ini memuat poin-poin penting untuk memahami indeks kemerosotan AS.

Kekalahan Amerika meski ada ilustrasi yang sepenuhnya terbalik dari kekuatannya dan kondisi Iran, termasuk indeks yang disinggung Rahbar sebagai indikasi kemunduran Amerika dan kekalahan hegemoni negara ini.

Rahbar dalam pernyataannya sekaitan hal ini menilai alasan kebingungan dan ketergesa-gesaan rezim-rezim yang berafiliasi dengan AS di kawasan, khususnya rezim Zionis Israel dan omong kosong terbaru mereka adalah ketakutan dan kekawatiran atas fakta keruntuhan Washington di lingkungan internasional dan dalam negeri. Rahbar seraya bersandar pada statemen para pakar politik Amerika, mengatakan, "Mereka sendiri yang mengatakan sistem sosial Amerika hancur dari dalam, dan sejumlah lainnya berbicara mengenai era setelah hegemoni Amerika."

Image Caption

Tamparan yang diterima AS dari Islam dan Revolusi Islam, peningkatan popularitas dan penghormatan terhadap Iran di kawasan dan dunia, kekalahan Amerika terkait isu nuklir, JCPOA dan sanksi, serta kekalahan kekejian Amerika di kawasan, termasuk isu lain yang disebutkan Rahbar sebagai indikasi kemerosotan Amerika.

Kekalahan Amerika dalam mencuri minyak, merupakan pukulan lain yang diberikan Sepah Pasdan kepada hegemoni Amerika Serikat di kawasan.

Militer Amerika akhir Oktober lalu, melakukan aksi jahat dan menjarah sebuah kapal tanker yang membawa minyak Iran di perairan Laut Oman, dan memindahkan muatan minyak tersebut ke kapal lain dan berencana membawanya ke lokasi yang tidak diketahui.

Namun aksi pencurian minyak oleh militer Amerika ini gagal total berkat ketegasan angkatan laut IRGC dan ini menjadi pukulan berat lain terhadap hegemoni Amerika di kawasan.

Angkatan laut IRGC di sebuah operasi heliborne berhasil merebut kendali kapal tanker minyak yang dicuri dan kemudian membawanya ke perairan Iran.

Televisi al-Mayadeen di analisanya menyebut penghentian berbagai kapal tanker di perairan Laut Oman merupakan pukulan lain terhadap wibawa dan hegemoni Amerika Serikat.

Televisi ini menggulirkan pertanyaan, mengingat citra rusak Washington dan kekalahan beruntun, apa yang diharapkan oleh sekutu Amerika ?

Serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, al-Ain di Irak setelah teror terhadap Syahid Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds IRGC dan kegagalan konspirasi perampokan laut Amerika, seluruhnya menunjukkan menurunnya kekuatan Washington.

Kemunduran kekuatan Amerika tak diragukan lagi sebuah peristiwa penting untuk mengubah kondisi saat ini di kawasan dan dunia.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat membahas masalah vital ini menjelaskan, "Selain mengalahkan musuh, kita harus membentuk kekuatan pertahanan; Ini adalah ucapan Saya. Terkadang kalian mengalahkan musuh, tapi musuh tengah menunggu peluang dan kemudian akan melancarkan pukulan lain; Seperti ini tidak berguna; Kita harus sampai pada titik di mana kita sendiri mampu bertahan; Yakni musuh akan merasa tidak mampu melancarkan pukulan ke negara ini melalui jalur dan isu-isu ekonomi serta menekan kita; Kita harus sampai pada titik ini; Pertahanan; Ini adalah sesuatu yang mungkin, seperti saya contohkan di masalah militer, karena di bidang ini kita telah mencapai hal ini....."

Lebih lanjut Rahbar mengungkapkan, "....Suatu hari kita tengah duduk dan pesawat tempur musuh terbang di atas kita dan membombardir kota-kota kita, saat itu kita memiliki peralatan pertahanan yang baik, atau ketika musuh mengirim rudal, kita tidak memiliki sarana untuk menghadapinya; Kemudian ketika kita memiliki fasilitas ini, hari ini musuh kita –paling tidak di kawasan, mereka yang di kawasan atau memiliki pasukan di kawasan- memahami bahwa Republik Islam Iran dengan rudalnya yang aktif dan detailnya di kawasan ini mampu menghadapi musuh apa pun dan menghancurkannya; Mereka memahami hal ini. Ini adalah pertahanan; Ini artinya musuh yang terkadang terbersit dibenaknya untuk melancarkan agresi militer akan mulai mempertimbangkan rencananya. Mereka menyadarinya tidak boleh melakukan hal ini, tidak demikian, Republik Islam Iran memiliki tangan dan pukulan yang kuat; Ini adalah pertahanan; Kita di isu ekonomi juga harus sampai pada titik ini. Oleh karena itu, ini adalah sebuah peluang di tangan kita di tengah-tengah sanksi musuh; Kini kita dapat bekerja di bidang ini."

Resistensi bangsa Iran melawan kekuatan hegemoni dan tamak Amerika serta keluar sebagai pemenang di banyak medan dan front ujian seperti perang delapan tahun pertahanan suci dan muqawama melawan beragam sanksi, membuat kekuatan dan hegemoni Amerika mengalami banyak gangguan dan kendala.

Indikasi kendala ini dapat disaksikan di runtuhnya pamor penghuni istana putih di banyak bangsa kawasan dan dunia. Tujuan Amerika selama bertahun-tahun setelah kemenangan Revolusi Islam adalah membuat Iran melibatkan Iran dengan berbagai krisis keamanan di tingkat regional dan internasional. Tujuan di kejar di awal kemenangan Revolusi Islam dalam bentuk perang yang dipaksakan dengan Irak dan rencana kudeta, tapi gagal.

Langkah permusuhan Amerika terhadap Iran tidak pernah berhenti serta selama beberapa dekade terakhir memasuki tingkat regional dan internasional dengan sejumlah perubahan, dan dirancang dengan menggulirkan sejumlah isu seperti klaim di bidang nuklir Iran dan mendiktekan Iranphobia. Arus permusuhan ini dengan bentuk lain seperti penumbangan pemerintah dari dalam dan fokus pada opsi represi maksimum ekonomi-keamanan.

Ayatullah Khamenei di pidatonya saat bertemu dengan para komandan miilter menyebut salah satu trik kekuatan agresor adalah mengintimidasi bangsa-bangsa dan menunjukkan kebesaran diri. Seraya mengisyaratkan beragam konspirasi sejak awal kemenangan Revolusi Islam, Rahbar menjelaskan, "Jika Republik Islam dan bangsa Iran takut kekuatan dunia, dan mundur, maka kini tidak akan tersisa sisa-sisa dan tanda-tanda Iran serta rakyat Iran."

Image Caption

Kekalahan Amerika meski ada ilustrasi yang sepenuhnya terbalik dari kekuatannya dan kondisi Iran, termasuk indeks yang disinggung Rahbar sebagai indikasi kemunduran Amerika dan kekalahan hegemoni negara ini.

Rahbar dalam pernyataannya sekaitan hal ini menilai alasan kebingungan dan ketergesa-gesaan rezim-rezim yang berafiliasi dengan AS di kawasan, khususnya rezim Zionis Israel dan omong kosong terbaru mereka adalah ketakutan dan kekawatiran atas fakta keruntuhan Washington di lingkungan internasional dan dalam negeri. Rahbar seraya bersandar pada statemen para pakar politik Amerika, mengatakan, "Mereka sendiri yang mengatakan sistem sosial Amerika hancur dari dalam, dan sejumlah lainnya berbicara mengenai era setelah hegemoni Amerika."

Tamparan yang diterima AS dari Islam dan Revolusi Islam, peningkatan popularitas dan penghormatan terhadap Iran di kawasan dan dunia, kekalahan Amerika terkait isu nuklir, JCPOA dan sanksi, serta kekalahan kekejian Amerika di kawasan, termasuk isu lain yang disebutkan Rahbar sebagai indikasi kemerosotan Amerika.

Kekalahan Amerika dalam mencuri minyak, merupakan pukulan lain yang diberikan Sepah Pasdan kepada hegemoni Amerika Serikat di kawasan.

Militer Amerika akhir Oktober lalu, melakukan aksi jahat dan menjarah sebuah kapal tanker yang membawa minyak Iran di perairan Laut Oman, dan memindahkan muatan minyak tersebut ke kapal lain dan berencana membawanya ke lokasi yang tidak diketahui.

Namun aksi pencurian minyak oleh militer Amerika ini gagal total berkat ketegasan angkatan laut IRGC dan ini menjadi pukulan berat lain terhadap hegemoni Amerika di kawasan.

Angkatan laut IRGC di sebuah operasi heliborne berhasil merebut kendali kapal tanker minyak yang dicuri dan kemudian membawanya ke perairan Iran.

Televisi al-Mayadeen di analisanya menyebut penghentian berbagai kapal tanker di perairan Laut Oman merupakan pukulan lain terhadap wibawa dan hegemoni Amerika Serikat.

Televisi ini menggulirkan pertanyaan, mengingat citra rusak Washington dan kekalahan beruntun, apa yang diharapkan oleh sekutu Amerika ?

Serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, al-Ain di Irak setelah teror terhadap Syahid Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds IRGC dan kegagalan konspirasi perampokan laut Amerika, seluruhnya menunjukkan menurunnya kekuatan Washington.

Kemunduran kekuatan Amerika tak diragukan lagi sebuah peristiwa penting untuk mengubah kondisi saat ini di kawasan dan dunia.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat membahas masalah vital ini menjelaskan, "Selain mengalahkan musuh, kita harus membentuk kekuatan pertahanan; Ini adalah ucapan Saya. Terkadang kalian mengalahkan musuh, tapi musuh tengah menunggu peluang dan kemudian akan melancarkan pukulan lain; Seperti ini tidak berguna; Kita harus sampai pada titik di mana kita sendiri mampu bertahan; Yakni musuh akan merasa tidak mampu melancarkan pukulan ke negara ini melalui jalur dan isu-isu ekonomi serta menekan kita; Kita harus sampai pada titik ini; Pertahanan; Ini adalah sesuatu yang mungkin, seperti saya contohkan di masalah militer, karena di bidang ini kita telah mencapai hal ini....."

Lebih lanjut Rahbar mengungkapkan, "....Suatu hari kita tengah duduk dan pesawat tempur musuh terbang di atas kita dan membombardir kota-kota kita, saat itu kita memiliki peralatan pertahanan yang baik, atau ketika musuh mengirim rudal, kita tidak memiliki sarana untuk menghadapinya; Kemudian ketika kita memiliki fasilitas ini, hari ini musuh kita –paling tidak di kawasan, mereka yang di kawasan atau memiliki pasukan di kawasan- memahami bahwa Republik Islam Iran dengan rudalnya yang aktif dan detailnya di kawasan ini mampu menghadapi musuh apa pun dan menghancurkannya; Mereka memahami hal ini. Ini adalah pertahanan; Ini artinya musuh yang terkadang terbersit dibenaknya untuk melancarkan agresi militer akan mulai mempertimbangkan rencananya. Mereka menyadarinya tidak boleh melakukan hal ini, tidak demikian, Republik Islam Iran memiliki tangan dan pukulan yang kuat; Ini adalah pertahanan; Kita di isu ekonomi juga harus sampai pada titik ini. Oleh karena itu, ini adalah sebuah peluang di tangan kita di tengah-tengah sanksi musuh; Kini kita dapat bekerja di bidang ini."

Resistensi bangsa Iran melawan kekuatan hegemoni dan tamak Amerika serta keluar sebagai pemenang di banyak medan dan front ujian seperti perang delapan tahun pertahanan suci dan muqawama melawan beragam sanksi, membuat kekuatan dan hegemoni Amerika mengalami banyak gangguan dan kendala.

Peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran

Indikasi kendala ini dapat disaksikan di runtuhnya pamor penghuni istana putih di banyak bangsa kawasan dan dunia. Tujuan Amerika selama bertahun-tahun setelah kemenangan Revolusi Islam adalah membuat Iran melibatkan Iran dengan berbagai krisis keamanan di tingkat regional dan internasional. Tujuan di kejar di awal kemenangan Revolusi Islam dalam bentuk perang yang dipaksakan dengan Irak dan rencana kudeta, tapi gagal.

Langkah permusuhan Amerika terhadap Iran tidak pernah berhenti serta selama beberapa dekade terakhir memasuki tingkat regional dan internasional dengan sejumlah perubahan, dan dirancang dengan menggulirkan sejumlah isu seperti klaim di bidang nuklir Iran dan mendiktekan Iranphobia. Arus permusuhan ini dengan bentuk lain seperti penumbangan pemerintah dari dalam dan fokus pada opsi represi maksimum ekonomi-keamanan.

Ayatullah Khamenei di pidatonya saat bertemu dengan para komandan miilter menyebut salah satu trik kekuatan agresor adalah mengintimidasi bangsa-bangsa dan menunjukkan kebesaran diri. Seraya mengisyaratkan beragam konspirasi sejak awal kemenangan Revolusi Islam, Rahbar menjelaskan, "Jika Republik Islam dan bangsa Iran takut kekuatan dunia, dan mundur, maka kini tidak akan tersisa sisa-sisa dan tanda-tanda Iran serta rakyat Iran."

 

Tags