Lintasan Sejarah 8 Februari 2023
Hari ini Rabu, 8 Februari 2023 bertepatan dengan 17 Rajab 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 19 Bahman 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Allamah Syeikh Sulaiman Bahrani Wafat
323 tahun yang lalu, tanggal 17 Rajab 1121 HQ, Allamah Syeikh Abu al-Hasan Sulaiman bin Abdullah bin Ali bin Hasan al-Mahauzi yang lebih dikenal dengan Muhaqqia al-Bahrani meninggal dunia dalam usia 46 tahun.
Allamah Syeikh Sulaiman Bahrani merupakan ulama besar Syiah di awal abad 12 Hijriah dan lahir di pertengahan bulan Ramadan 1076 HQ. Beliau dikenal dengan keilmuwannya di bidang ilmu Hadis, Rijal dan Sejarah.
Selain banyak menulis karya ilmiah seperti al-Isyarat fil al-Islam, as-Syifa fi al-Hikmat al-Nazhariah dan al-Mi’raj, beliau juga berhasil mendidik murid-murid yang kelak menjadi ulama besar seperti Syeikh Abdullah Samahiji dan Sayid Hasyim Bahrani penulis Tafsir al-Burhan dan Syeikh Ahmad Bahrani.
Jenderal Abdul Salam Arif naik kuasa
60 tahun yang lalu, tanggal 8 Februari 1963, Jenderal Abdul Salam Arif yang didukung para aktivis partai Baath Irak dalam merebut kekuasaan negara itu melalui sebuah kudeta berdarah.
Dengan bantuan tentsra udara Irak, istana menteri pertahanan yang menjadi tempat tinggal Abdul Karim Qasim, presiden Irak ketika itu dibombardir dan Abdul Karim Qasim ditahan dan ditembak.
Abdul Salam Arif menobatkan dirinya sebagai presiden. Abdul Karim Qasim sebelum ini juga meraih kekuasaan lewat kudeta terhadap Malik Al Faizal yang merupakan raja terakhir Irak pada tahun 1958. Sejumlah anggota keluarga Raja dan pendukung mereka tewas dalam kudeta tersebut. Tiga tahun kemudian, Abdul Salam Arif tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat misterius pada tahun 1966 dan kekuasaan jatuh ke tangan saudaranya Abdul Rahman Arif.
Pawai Akbar Rakyat Mendukung Pemerintahan Sementara
44 tahun yang lalu, tanggal 19 Bahman 1357 HS, rakyat Iran melakukan pawai mendukung pemerintahan sementara.
Menyusul dimulainya kerja pemerintahan sementara, Imam Khomeini ra meminta warga menyatakan pendapatnya mengenai pemerintahan sementara dengan aksi pawai akbar yang dilakukan damai. Setelah permintaan ini, Jameeh Ruhaniyat Mobarez Tehran mengajak warga melakukan pawai akbar pada 19 Bahman 1357 HS. Dalam pengumuman yang dikeluarkan disebutkan bahwa setelah 70 tahun, ini untuk pertama kalinya bangsa Iran membentuk pemerintah dan benar-benar gembira dengannya.
Pada saat yang sama, Amerika masih tetap mendukung Bakhtiari dan mempersiapkan rencana kudeta di Iran. Guna mendukung rencana ini, para kaki tangan rezim Shah Pahlevi mengancam akan membakar dan membunuh rakyat. Tapi pawai akbar yang dilakukan rakyat berhasil menggagalkan anggapan rezim Pahlevi.
Pada waktu itu Imam Khomeini ra mengumumkan bahwa melanjutkan kebangkitan ini sebagai kewajiban ilahi. Pawai akbar jutaan rakyat mendukung pemerintahan sementara yang diangkat oleh Imam Khomeini ra tidak hanya dilakukan di Tehran, tapi juga di kota-kota lainnya. Di akhir pawai akbar ini dibacakan resolusi yang berisikan tujuh butir yang mendukung Perdana Menteri Bazargani.