Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (51)
-
pameran nano Iran
Para peneliti di Pusat Riset Royan Iran dalam sebuah penelitiannya mencapai kesimpulan bahwa jika diciptakan sel-sel yang tepat, akan terbuka kemungkinan penyembuhan organ tubuh yang rusak pada mamalia.
Regenerasi anggota tubuh yang terputus bisa terjadi pada vertebrata seperti salamander dan kadal, akan tetapi tidak pada mamalia. Alasan kemampuan meregenerasi diri pada beberapa jenis binatang adalah keberadaan sel-sel bernama Blastema.
Sel-sel ini memproduksi gen-gen yang berpengaruh besar pada proses regenerasi jaringan-jaringan berpengaruh seperti Msx yang bisa menyembuhkan luka tubuh.
Para peneliti, dengan merancang sebuah uji coba, mengambil sel-sel punca mesenkimal (Mesenchymal stem cells (MSC) merupakan sel punca multipotensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen, tendon, dan lemak) dari sumsum tulang tikus dan dengan menyambungkan sel-sel ini ke tikus sampel yang jari tangan pertamanya terputus, mereka meneliti tingkat kinerja sel-sel ini dalam menyembuhkan luka di tubuh tikus.
Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal ilmiah Journal of Biological Chemistry ini menunjukkan bahwa induksi ekspresi gen Msx dalam sel-sel mesenkimal menyebabkan ekspresi gen stem cell marker sel-sel blastema dalam mesenkimal yang diinduksi, begitu juga menyebabkan peningkatan level partisi dan kemampuan membentuk tulang pada sel-sel ini.
Kajian-kajian tentang histologi menunjukkan, dalam sel-sel yang ekspresi gen-gen blastema diinduksikan kedalamnya, proses regenerasi jari pertama tangan dan terbentuknya bagian dalam kartilago atau jaringan tulang rawan, memakan waktu sekitar enam minggu, tapi proses regenerasi sempurna jari tangan yang putus hanya terjadi pada sebuah kelompok yang di dalamnya diinduksi ekspresi gen Msx1/2.
Di sisi lain, buku panduan internasional "Neuropsychological Rehabilitation" yang merupakan buku kompilasi karya beberapa editor yaitu Barbara A. Wilson, Jill Winegardner, Tamara Ownsworth dan Caroline van Heugten diterbitkan pada tahun 2017.
Proses rehabilitasi neuropsikologis dilakukan di sejumlah negara dunia termasuk Iran. Dr. Mohammad Taghi Jaghthai, salah seorang dosen di Universitas Kedokteran Iran, Dr. Hamed Ekhtiari, asisten dosen di Universitas Kedokteran Tehran dan Dr. Rezapour, asisten dosen di pusat penelitian ilmu-ilmu kognitif, termasuk ilmuwan Iran yang terlibat dalam penyusunan buku ini.
Para peneliti Iran dari sebuah perusahaan berbasis sains juga berhasil menciptakan kaos kaki anti-bakteri dengan teknologi nano yang dapat mengatur aliran darah pada kaki penderita penyakit diabetes.
Kaki penderita penyakit diabetes bengkak karena aliran darah yang tidak teratur dan mengenakan kaos kaki bagi mereka menjadi pekerjaan yang sangat menyiksa. Oleh karena itu, para peneliti Iran ini berusaha menciptakan kaos kaki nano untuk penderita diabetes dengan memanfaatkan mesin penenun kaos kaki modern dan teknologi nano.
Kaos kaki ini sangat fleksibel dan tidak memberi tekanan pada kaki penderita diabetes. Di sisi lain dengan bentuk jaringan langka yang dimilikinya dan fleksibilitas yang tinggi, ia tidak kehilangan bentuk aslinya dan tidak keluar dari kaki.
Dikarenakan ada kemungkinan munculnya luka atau kulit terkelupas pada kaki penderita diabetes yang lama sembuh dan merupakan tempat berkumpulnya bakteri serta jamur, maka penggunaan kaos kaki ini dengan menambahkan benang nano anti-bakteri, menyebabkan jamur dan bakteri mati, dan mencegah luka semakin parah serta menyembuhkan luka akibat diabetes.
Kaos kaki ini juga dapat mengatur aliran darah di kaki penderita diabetes. Harga enam pasang kaos kaki nano buatan Iran sama dengan harga satu pasang kaos kaki serupa produk negara lain.
Dua peneliti keturunan Iran berhasil menciptakan sebuah robot yang persisi dan multifungsi dengan harga terjangkau bernama Dorna yang bisa membuat salad di dapur, mengambil gambar pada kondisi sulit dan sensitif, dan melakukan berbagai aktivitas laboratorium. Beberapa alat juga bisa dipasangkan pada lengan robot ini termasuk kamera, berbagai jenis penjepit dan garpu serta alat ukir dengan laser.
Menurut Sadegh dan Hossein Tabatabaei, dua peneliti keturunan Iran di Universitas Texas dan Illinois, robot ini punya harga bersaing, kuat dan punya tingkat akurasi lebih tinggi dari produk-produk pesaing dan mampu membawa beban hingga 1,1 kilogram dan tingkat akurasinya mencapai 25,4 mikrometer.
Robot Dorna dilengkapi lima lengan sumbu dan dapat bergerak vertikal atau horisontal dengan kecepatan 150 derajat perdetik. Badan robot terbuat dari alumunium kualitas pertama yang biasa digunakan dalam industri antariksa dan harganya terjangkau sehingga dapat digunakan oleh kalangan mahasiswa, dosen, seniman dan peneliti.
Untuk mengoperasikan robot ini tidak diperlukan informasi komputer yang rumit, cukup dengan sebuah perangkat lunak sederhana bernama Dorna Lab, robot ini dapat dikontrol dan pemograman gerak robot ini dapat dilakukan.
Akan tetapi bagi para operator robot profesional, robot ini dapat digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih profesional. Konten terbuka perangkat lunak robot ini memungkinkan dilakukannya rekayasa dan peningkatan kemampuan robot tersebut. Robot ini akan dipasarkan dengan harga 890 dolar. Sementara robot-robot industri sejenis biasanya dipatok dengan harga sekitar 50.000 dolar.
Para peneliti Jerman dapat menyembuhkan total seorang anak laki-laki tujuh tahun penderita penyakit Epidermolisis bulosa dengan menggunakan sel-sel punca. Pada penyakit ini, dikarenakan adanya mutasi genetik, kulit badan rapuh sehingga pada akhirnya tubuh penderita akan mudah terluka.
Anak laki-laki ini kehilangan 60 persen tubuhnya akibat penyakit Epidermolisis bulosa dan terancam meninggal dunia, tapi berkat sebuah pengobatan dengan metode klinis baru, ia dapat diselamatkan.
Pada bulan Juni 2015 anak laki-laki ini mulai dirawat di rumah sakit saat 60 persen tubuhnya sudah hilang. Para peneliti di rumah sakit Universitas Ruhr, Bochum Jerman mengambil sampel dari kulit tubuh seorang anak, untuk mendapatkan sel-sel induk dari anak tersebut.
Sel-sel punca ini secara genetik diubah sehingga mutasi genetik yang disebabkan penyakit dapat dimodifikasi. Setelah itu, sel-sel ini dikembangkan dalam transplantasi kulit transgenik.
Pada bulan Oktober 2015 operasi transplantasi kulit pertama terhadap anak tersebut dilakukan dan kondisi anak itu memulih secara signifikan. Secara umum 94 persen kulit ari (epidermis) transgenik dicangkok pada tubuh pasien muda ini dan menutupi 80 persen badan anak tersebut.
Pada Februari 2016 seluruh proses transplantasi selesai seluruhnya dan anak itu dapat keluar dari rumah sakit. Bagian-bagian yang dicangkokkan secara sukses mampu meregenerasi sel dan menciptakan sebuah kulit yang kuat.
Sebuah perusahaan bioteknologi Jerman, AMSilk dengan menggunakan teknologi fermentasi terhadap bakteri E.coli, melakukan simulasi terhadap jaring laba-laba. Material ini 15 persen lebih ringan dari sutra alami, namun kekuatannya relatif lebih besar dari baja.
Material BioSteel saat ini diproduksi secara massal untuk banyak perusahaan di berbagai industri, dan perusahaan semacam Adidas menggunakannya untuk memproduksi sepatu olahraga yang 100 persen bisa didaur ulang.[]