Nov 04, 2019 10:54 Asia/Jakarta
  • kemajuan iptek Iran
    kemajuan iptek Iran

Para peneliti Universitas Teknologi Amirkabir Tehran berhasil merancang sel surya polimer berbasis pigmen laser yang mampu dipasang pada pakaian, tas jinjing dan yang lainnya.

Energi matahari adalah sumber energi terbarukan paling baik di dunia, dan merupakan sumber utama seluruh energi yang ada di muka bumi. Energi ini secara langsung atau tidak langsung mampu berubah menjadi bentuk energi lain.
 
Menurut para peneliti di jurusan kimia Universitas Teknologi Amirkabir, di antara jenis sumber energi terbarukan seperti cahaya matahari, angin, air dan panas bumi, energi matahari adalah sumber energi yang sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada energi atau bahan bakar fosil serta mengurangi polusi lingkungan hidup. 
 
Cahaya matahari dalam batasan sinar ultraviolet dan spektrum yang dapat dilihat, memiliki energi yang cukup untuk menghidupkan bahan semikonduktor. 
 
Oleh karena itu, sel surya silikon sebagai media pertama untuk mengubah secara langsung cahaya matahari menjadi arus listrik, diproduksi dan dikembangkan dengan bersandar pada Fotovoltaik (PV). 
 
Alat ini, karena menggunakan silikon murni, harganya sangat mahal, tapi dengan maksud untuk menurunkan harga sel surya, maka diproduksilah sel-sel surya berbasis senyawa yang sensitif terhadap beragam cahaya termasuk senyawa anorganik non-silikon, sehingga kita dapat menghasilkan warna dan senyawa organik seperti polimer. 
 
Berdasarkan penelaahan yang dilakukan, hingga kini proyek serupa belum pernah dilakukan sebelumnya.
 
Menurut peneliti, pigmen-pigmen akan menjadi sangat sensitif terhadap pigmen yang digunakan dalam pembuatan sel surya sehingga berpengaruh pada hasil dan kinerja ideal jenis sel surya ini. Masalah ini menjadi ide pembuatan sel-sel surya polimer berbasis pigmen. Desain yang dibuat, khusus dan tidak memiliki kemiripan dengan sampel. 
 
Pigmen laser adalah sekumpulan pigmen organik non-logam yang karena tidak memiliki kandungan logam, harganya murah. Pigmen laser ini dilihat dari sudut pandang struktur molekul organik besar. Ketika molekul organik ini larut dalam larutan yang tepat seperti etanol, methanol, campuran etanol dengan air, ia juga dapat digunakan sebagai medium untuk aktivitas laser warna. 
 
Karakteristik pigmen laser adalah kelarutannya yang dapat menarik cahaya pada rentang gelombang pendek, dan menyebarkannya dalam rentang gelombang yang lebih panjang. 
 
Menurut para peneliti, karena sampel struktur dan pigmen laser aktif baru pertama kali dirancang, maka tinggi mereka diteliti dalam proyek ini. Sel-sel surya juga dapat dimanfaatkan di berbagai permukaan yang fleksibel seperti pakaian dan tas. 
 
Sebagai contoh, sel-sel ini dapat digunakan untuk menambah daya baterai telepon genggam atau tablet sehingga seseorang tidak perlu membawa charger kemana-mana. 
 
Para peneliti mengatakan, proyek ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan sel-sel surya tersebut dapat digunakan di berbagai tempat berbeda semisal pada tanda penunjuk jalan seperti VMS, lampu lalu lintas, juga pada proses penyediaan aliran listrik di daerah pegunungan, listrik untuk sistem komunikasi, listrik untuk pabrik, dan tempat-tempat lain yang sulit dijangkau oleh kabel listrik, sel-sel surya dapat membantu penyediaan aliran listrik.
  
Hasil penelitian ini dimuat dalam beberapa jurnal ilmiah internasional, dan disampaikan dalam konferensi-konferensi di dalam maupun luar Iran. Hasil penelitian ini juga mendapat sertifikat pengakuan penemuan baru dan pengesahan dari lembaga riset sains industri Iran.
 
Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia, WIPO

Sejak tahun 2017, setiap tahun Iran mengalami kenaikan 2 hingga 3 tangga dalam posisi pencatatan hak paten. Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia, WIPO membuka akademi pendidikan yang memungkinkan pelayanan berkualitas terhadap para penemu Iran. Selain itu, WIPO juga membuka kantor-kantor pencatatan hak kekayaan intelektual di universitas-universitas.

 
Menurut WIPO, pada tahun 2017, Iran mencatatkan 117 paten dan menduduki peringkat ke-38 setelah Uni Emirat Arab, tapi pada tahun 2018, dengan mencatatkan 157 paten, Iran naik ke peringkat 36 mengungguli UEA. 
 
Jika kemajuan ini terus dipertahankan, dan setiap tahun posisi Iran terus naik antara 2 hingga 3 peringkat, maka negara ini dalam waktu 6 tahun ke depan diprediksi masuk jajaran 25 negara unggul dunia di bidang hak kekayaan intelektual.
 
Para peneliti Iran yang bekerja di sebuah perusahaan berbasis teknologi, berhasil menciptakan minuman ringan atau minuman berkarbonasi dengan bahan dasar alami dan herbal tanpa bahan pengawet. 
 
Menurut salah seorang peneliti, minuman ringan ini tidak mengandung zat pewarna berbahaya dan bebas dari bahan pengawet seperti Asam Sitrat atau Asam Asetat. Kemampuan asiditas minuman ringan ini berasal dari ekstrak alami buah lemon. 
 
Minuman ringan yang bukan campuran dari berbagai jenis asid berbahaya tapi memiliki rasa enak dan banyak disukai ini, sepenuhnya alami dan tidak mengandung bahan non-organik. Rasa manis yang diberikan minuman ringan ini didapatkan dari gula dalam jumlah yang sangat sedikit.
 
Menurut kepala proyek penelitian, minuman ringan ini juga memiliki kegunaan pengobatan dan seluruh manfaat jahe terkandung di dalamnya. Minuman ini membantu memperlancar proses pencernaan dan antikanker, karena mengandung ekstrak jahe dan lemon. 
 
Selain itu, karena minuman ini mengandung bahan alami, ia bisa membantu membersihkan tubuh manusia, dan karena tidak memiliki zat pewarna, ia aman dikonsumsi anak-anak. 
 
Sebagian besar bahaya meminum minuman ringan karena ia mengandung Ortofosfat dan Nitrat, dan karena kedua zat ini tidak terdapat dalam minuman ringan alami, maka itu membuatnya lebih sehat. Minuman ini bahkan tidak menggunakan zat pewarna buatan.
 
Minuman ringan ini, sekarang sudah dijual bebas di pasar, dan rencananya akan dieskpor ke beberapa negara tetangga Iran dan Eropa. Unit riset perusahaan berbasis sains itu akan memasarkan beberapa produk minuman ringan baru dengan rasa berbeda.
 
Para peneliti ilmu saraf di Universitas Emory, Amerika Serikat untuk pertama kalinya melakukan simulasi aliran listrik di bagian otak manusia yang disebut Cingulum, dan berhasil membuat seorang pasien yang akan dioperasi, menjadi tidak sadarkan diri sehingga bisa lebih menahan rasa sakit akibat operasi bedah. 
 
Para peneliti mengatakan, metode ini bukan saja mempermudah proses bedah, tapi juga dapat digunakan untuk menyembuhkan orang yang depresi, diliputi kegelisahan dan penderita penyakit kronis.
 
Cingulum terdiri dari seikat serat putih yang ditemukan di dalam otak, dan berperan dalam fungsi manusia seperti perhatian, berbicara, kesadaran dan ingatan. 
 
Cingulum terbukti memainkan peran penting dalam terciptanya depresi pada manusia. 
 
Para dokter dengan menanam elektroda pada otak seorang perempuan yang sedang menjalani operasi bedah, berhasil memperkuat aliran listrik dalam Cingulum-nya, dan dengan cara memaksanya tertawa, ia merasakan kenikmatan dan kemudahan.
 
Rencananya dengan mengulang metode ini pada beberapa pasien yang sedang menjalani proses operasi bedah, dan melakukan beberapa uji psikologi kognitif terhadap mereka, akan terukur tingkat pengaruh metode ini pada peningkatan kondisi kejiwaan dan mental pasien.[]