Apr 06, 2020 15:19 Asia/Jakarta
  • perkembangan iptek di Iran
    perkembangan iptek di Iran

Seorang ilmuwan keturunan Iran dengan kerja sama tim insinyur kimia Univeritas MIT, Amerika menemukan metode baru untuk menciptakan senyawa bernama Nanoemulsions yang dapat berubah menjadi gel di dalam tubuh manusia, dan membantu penyaluran obat.

Para peneliti menemukan metode baru untuk menciptakan tetesan air mikro dari sebuah Suspended Liquid cairan yang lain. Senyawa itu dinamakan Nanoemulsions. Emulsions ini mirip senyawa campuran yang menciptakan minyak dan cuka saat diguncangkan, namun tetesan-tetesan cairan ini jauh lebih kecil. Tetesan air yang memiliki ukuran mikro ini dapat mempertahankan stabilitasnya untuk waktu lama. 
 
Para peneliti juga menemukan sebuah metode untuk mengubah Nanoemulsions cair menjadi gel pada badan manusia dengan suhu 37 derajat. Dengan demikian gel dapat digunakan untuk menyalurkan obat yang dioleskan di permukaan kulit atau disuntikkan ke tubuh manusia. Menurut salah satu peneliti senior, industri farmasi memiliki minat yang besar pada Nanoemulsions karena bisa menghantarkan molekul-molekul mikro obat ke dalam tubuh.
 
Dengan metode ini, obat bisa dibuat dalam bentuk makanan atau spray yang disemprotkan ke dalam hidung, dan karena molekul berukuran sangat kecil maka ia bisa masuk ke tubuh melalui kulit. Para peneliti menemukan sejumlah Nanoemulsions yang bisa bertahan dan stabil untuk waktu lebih dari 1 tahun. Para peneliti saat ini juga meneliti beberapa metode yang bisa mengubah bahan dasar obat menjadi gel.
 
----   
 
Para peneliti di Universitas Sarab, Tabriz, Iran berhasil menciptakan perangkat anti-Koagulan. Alat medis ini dinilai efektif, hemat biaya dan bermanfaat pada kondisi darurat. Menurut keterangan penemu alat ini, sekarang alat yang banyak digunakan adalah filter untuk mengalirkan darah dari labu darah ke pasien yang menderita pembekuan darah, sehingga terpaksa harus mengganti perangkat darah ini.
 
Oleh karena itu metode yang ada sekarang tidak hemat biaya, dan menyebabkan terbuangnya darah secara sia-sia. Terkadang pasien meninggal dunia saat sedang dialiri darah, dan karena pembekuan, akhirnya darah yang beku juga digunakan. Akan tetapi dengan perangkat baru ini, darah tidak membeku, dan darah yang sama dapat digunakan kembali untuk orang lain yang membutuhkan.  
 
Para peneliti mengatakan, perangkat anti-Koagulan ini belum pernah ada di dalam maupun luar Iran, dan sekarang sudah mendapat hak paten. Saat proses ventilasi terjadi pada perangkat darah biasa, kemungkinan pembekuan darah sangat besar, dan jika darah sampai membeku, maka proses pencarian pembuluh darah vena pada pasien harus diulang, sehingga menghabiskan waktu. Terlebih karena proses pencarian pembuluh darah vena adalah pekerjaan yang sulit dan menyiksa.
 
----
 
akuifer air tawar di kedalaman Samudra Atlantik

 

Para peneliti di Universitas Columbia dengan kerja sama The Woods Hole Oceanographic Institution dalam survey terbarunya di dekat pesisir pantai timur laut Amerika, menemukan sebuah akuifer raksasa air yang terperangkap di sedimen berpori di bawah laut asin Samudra Atlantik. Sepertinya akuifer ini merupakan yang terbesar di dunia.
 
Panjang akuifer ini membentang dari pesisir pantai Massachusetts hingga New Jersey yang berjarak sampai 50 mil. Jika akuifer ini berada di permukaan tanah, maka ia akan membentuk sebuah danau raksasa dengan luas 15.000 mil. Hasil penelitian menunjukkan, akuifer semacam ini banyak ditemukan di dunia, dan bisa membantu memenuhi kebutuhan air bagi wilayah-wilayah kering.
 
Para peneliti menaiki kapal riset menyusuri jalur air New Jersey hingga Massachusetts selama 10 hari, dan mereka berhasil untuk pertama kalinya menemukan sumber air tawar di kedalaman Samudra Atlantik.  Mereka mengamati lokasi akuifer di dalam samudra, dan pada tahap berikutnya meneliti gelombang elektromagnetik di dasar laut.
 
Karena air asin merupakan penghantar energi elektromagnetik yang baik, para ilmuwan berhasil menemukan lokasi akuifer yang mengandung air tawar berdasarkan tingkat konduktivitasnya. Dengan kata lain, di lokasi akuifer, konduktivitas energi lebih rendah dibanding samudra lain. Menurut para peneliti, akuifer ini diperkirakan muncul sekitar 15-20 ribu tahun lalu.
 
----
 
Para peneliti di Universitas MIT Amerika menciptakan apa yang disebut "tanaman bionik" yang mampu membaca gerakan tangan, dan bisa digerakan melalui perintah komputer. Tanaman bionik ini juga dapat membantu gerakan robotik.
 
Di masa depan, tanaman bionik ini diprediksi bisa memiliki kegunaan yang lebih luas. Sebagai contoh, ia dapat digunakan untuk menjaga rumah, menjalin kontak dengan teman, dan famili yang berada jauh dari kita, mengirim pesan peringatan bagi manusia tanpa membutuhkan sensor atau layar komputer dan selainnya.  
 
Menurut salah satu peneliti, tanaman bionik ini dapat diubah menjadi media listrik terbaik yang pernah kita miliki. Tujuan penelitian adalah mengkaji alam secara lebih akurat, dan sejalan dengannya sehingga kita bisa lebih optimal memanfaatkan kegunaan tanaman.
 
Untuk menciptakan perubahan dalam tanaman, sejumlah elektroda khusus harus dipasang pada tanaman tersebut yang dikontrol melalui komputer. Sebuah aplikasi juga dibuat sehingga memungkinkan untuk menggerakan berbagai bagian tanaman, dan menerima perintah. Beberapa jenis tanaman juga dapat dipasangi kabel yang dapat digunakan sebagai antena untuk mendeteksi gerakan tangan manusia, dan meresponnya.[]