Jul 21, 2020 09:32 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 21 Juli 2020
    Lintasan Sejarah 21 Juli 2020

Imam Jawad Diracuni Isterinya

1221 tahun yang lalu, tanggal 29 Dzulqadah 220 HQ, Imam Jawad as diracuni istrinya atas perintah Khalifah Mu’tasim.

 

Setelah mensyahidkan Imam Ridha as, Khalifah Makmun meminta Imam Jawad as, anak Imam Ridha as agar pindah dari Madinah ke kota Baghdad. Makmun kemudian mengawinkan anak perempuannya Ummul Fadhl yang dinilai pengikut Syiah sebagai perkawinan paksaan dengan tujuan politis dengan Imam Jawad as. Imam Jawad as tidak memiliki anak dari perkawinannya dengan Ummul Fadhl. Anak-anak beliau berasal dari perkawinannya dengan Sumanah al-Maghribiya.

 

Selama menetap di Baghdad, Imam Jawad as benci dengan perilaku Makmun dan akhirnya beliau meminta izin kepada Makmun guna menunaikan ibadah haji dan dari sana beliau pergi ke Madinah dan berhenti di sana hingga Makmun meninggal dunia.

 

Pasca kekhalifahan Makmun, saudaranya Mu'tasim menjadi khalifah. Ia tidak dapat menahan kebenciannya setiap kali mendengarkan kesempurnaan dan keutamaan akhlak Imam Jawad as. Akhirnya ia memanggil Imam Jawad as agar tinggal di Baghdad. Ketika hendak berangkat, beliau harus berpisah dengan anak tercintanya Ali an-Naqi dan kuburan kakeknya Rasulullah Saw. Imam Jawad as tiba di Baghdad pada 28 Muharram 220 HQ.

 

Mu'tasim mengetahui bahwa Ummul Fadhl tidak begitu suka kepada Imam Jawad as. Karena beliau lebih memperhatikan ibu Imam ali an-Naqi as. Oleh karenanya, Ummul Fadhl senantiasa mengadukan beliau kepada Mu'tasim. Bahkan hal ini telah dilakukan berkali-kali di masa hidupnya Ma'mun, tapi tidak didengarkan olehnya. Ma'mun tahu benar mengganggu Imam Jawad as tidak maslahat bagi kekhalifahannya.

 

Pada akhirnya, Mu'tasim berhasil meyakinkan Ummul Fadhl untuk membunuh Imam Jawad as. Untuk itu ia mengirimkan racun kepada Ummul Fadhl agar dicampurkan ke dalam minuman beliau.

 

Vietnam 1945

 

Perjanjian Perancis-Vietnam Ditandatangani

 

75 tahun yang lalu, tanggal 21 Juli 1945, perjanjian penghentian perang antara Perancis dan Vietnam ditandatangani di akhir konferensi Jenewa yang juga dihadiri oleh wakil-wakil dari AS, Inggris, Cina, dan Soviet.

 

Perjanjian ini menyusul kalahnya Perancis di Vietnam berkat perlawanan gigih tentara Vietnam dalam pertempuran Dien Bien Phu. Namun, atas tekanan AS, dalam perjanjian itu juga disepakati tentang pembagian wilayah Vietnam hingga tahun 1956 dan perintah agar seluruh tentara asing angkat kaki dari Vietnam.

 

Berlawanan dengan isi perjanjian itu, AS malah mengirimkan pasukannya ke Vietnam dan mendukung pendirian negara Vietnam Selatan. Akibatnya, pecah perang antara tentara Vietnam Utara melawan tentara Vietnam Selatan yang didukung AS. Perang ini berakhir pada tahun 1975 dengan kekalahan Vietnam Utara dan AS. Selanjutnya, Vietnam kembali bersatu dalam Republik Sosialis Vietnam.

 

Ayatullah Mulla Ali Hamedani Wafat

 

42 tahun yang lalu, tanggal 31 Tir 1357 HS, Ayatullah Mulla Ali Hamedani meninggal dunia.

 

Ayatullah Akhond Mulla Ali Masoumi Hamedani lahir pada 12 Rabiul Awal 1312 HQ di kota Sarderoud, Iran. Beliau besar di bawah didikan ayahnya yang seorang petani. Ketika ayahnya mengetahui kecerdasan anaknya, ia menyerahkannya kepada ulama di daerahnya, Akhond Mulla Mohammad Taqi Sabeti. Di tangan beliau, Mulla Ali Masoumi belajar membaca dan menulis dan setelah itu pada tahun 1330 HQ, beliau pergi ke kota Hamedan.

 

Di Hamedan Mulla Ali Masoumi belajar di hauzah ilmiah selama 5 tahun dan belajar kepada Ayatullah Haj Mirza Abdorrazaq, Ayatullah Haj Ali Damghani dan Ayatullah Haj Sheikh Emad ad-Din Ali Gonbadi. Pada tahun 1335 HQ beliau pergi ke Tehran dan belajar kepada guru-guru besar Tehran.

 

Pada tahun 1340 HQ, ketika Ayatullah Abdolkareem Hairi Yazdi mendirikan hauzah ilmiah Qom, Akhond Mulla Ali Masoumi ikut pergi ke kota Qom untuk melanjutkan pendidikannya. Beliau pada tahun 1350 HQ atas perintah Ayatullah Hairi Yazdi kembali ke kota Hamedan untuk mengurusi masalah keagamaan di kota ini. Beliau menjadi pengurus hauzah ilmiah Hamedan dan bagian barat Iran hingga meninggal dunia.[]