Feb 09, 2021 12:45 Asia/Jakarta
  • 9 Februari 2021
    9 Februari 2021

Hari ini, Selasa 9 Februari 2021 bertepatan dengan 26 Jumadil Tsani 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 21 Bahman 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Miqdad bin Abdullah Al-Hilli Wafat

616 tahun yang lalu, tanggal 26 Jumadil Tsani 826 Hijriah, Abu Abdillah Syaraf ad-Din Miqdad bin Abdullah bin Muhammad al-Hilli meninggal dunia.

Sejarah

Miqdad bin Abdullah al-Hilli lebih dikenal dengan sebutan Fadhil Miqdad adalah seorang faqih, teolog dan peneliti. Beliau termasuk satu dari ulama besar Syiah.

Setelah Fadhil Miqdad menyelesaikan pendidikan dasar agamanya, beliau hadir dalam kuliah fiqih, ushul fiqih dan hadis yang disampaikan oleh gurunya Muhammad bin Makki atau Syahid Awwal. Beliau begitu serius belajar, sehingga menjadi ulama besar Syiah di masanya.

Fadhil Miqdad meninggal banyak karya ilmiah seperti Adab al-Hajj, Ayaat al-Ahkam dan Kanz al-Irfan.

Beliau wafat di kota Najaf dan kuburannya berada di dekat Baghdad di jalur tempat lewatnya para peziarah ke Najaf al-Asyraf.

Kwee Thiam Tjing, Jurnalis Indonesia Lahir

121 tahun yang lalu, tanggal 9 Februari 1900, Kwee Thiam Tjing lahir.

Sejarah

Ayahnya seorang opsir pabrik gula Kebun Agung, Malang. Kwee adalah si Tjamboek Berdoeri pengarang buku Indonesia dalam Api Bara (1947). Nama Tjamboek Berdoeri hingga akhir abad lalu masih misterius. Identitasnya baru terungkap setelah Ben Anderson melakukan investigasi dari buku Indonesia dalam Api Bara.

Buku Indonesia dalam Api Bara  ia tulis dengan jenaka, jelas, obyektif, dan tajam. Dengan seimbang dia paparkan ulah buruk orang Belanda, Eropa, Tionghoa dan pribumi.

Si Tjamboek Berdoeri, telah selesai bertugas untuk mencambuk rasa nasionalisme dan humanisme masyarakat Indonesia. Mungkin perannya terlupakan oleh bangsa Indoneisa. Bahkan pusaranya pun tak mampu menjadi sebuah kenng-kenangan. Karena alasan pembangunan kota, makam Kwee Thiam Tjing di perkuburan Landdhoff, Tanah Abang, Jakarta, ikut digusur.

Pemerintahan Militer Gagal Berkat Perintah Imam Khomeini ra

42 tahun yang lalu, tanggal 21 Bahman 1357 HS, pemerintah militer Iran gagal terbentuk berkat perintah Imam Khomeini ra.

Imam Khomeini ra

Pada detik-detik terakhir dari umur rezim Shah Pahlevi, para jenderal rezim Shah memutuskan untuk memperpanjang masa darurat militer di Tehran guna mengontrol kondisi. Keputusan ini diambil dengan tujuan mencegah warga berkumpul dan bila memungkinkan mereka berusaha menangkap Imam Khomeini ra dan tokoh-tokoh pejuang berpengaruh di sekeliling beliau dan setelah itu membunuh mereka.

Tapi dengan kewaspadaannya, Imam Khomeini ra pada 21 Bahman 1357 HS, untuk tidak mempedulikan aturan yang diterapkan pemerintahan militer. Setelah mendapatkan informasi mengenai pesan Imam Khomeini ra, warga revolusioner Iran keluar dan turun ke jalan-jalan dan konflikpun terelakkan, bahkan semakin meluas hingga ke pusat-pusat konsentrasi militer rezim Pahlevi di Tehran di kota-kota lainnya. Di sisi lain, mayoritas militer yang diperintahkan menindak warga tidak bersedia melakukannya, bahkan banyak dari mereka yang bergabung dengan warga.