May 06, 2021 18:53 Asia/Jakarta
  • Pancaran Cahaya Ramadhan (24)

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan perbaikan diri dan persiapan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk menumbuhkan semua potensi spiritual manusia. pertama-tama, kita harus membersihkan hati dari segala kotoran. Layaknya seorang tukang kebun yang ingin menanam bunga dan tanaman di suatu tempat, pertama-tama ia mencabut semak belukar dan batu serta benda-benda yang mengganggu, kemudian menabur benih dan menanamnya.

Salah satu sifat buruk dan polusi yang harus dihindari setiap saat, terutama di bulan suci Ramadhan, adalah amarah. Kemarahan atau amarah yang tidak terkendali ibarat nyala api yang membakar dari dalam diri manusia. Oleh karena itu, tamu Allah di bulan suci Ramadhan harus memperhatikan amarah dan akibatnya yang merusaknya, karena berdampak merampas berkah bulan suci Ramadhan. 

Kemarahan diibaratkan dengan api di sebagian besar hadis. Api dari keberadaan iblis. Oleh karena itu, orang yang marah, nyala api menangkapnya sejak awal dan menghancurkan tubuh dan jiwanya bersama-sama.

Dengan munculnya kemarahan jahat, kecerdasan memudar, dan kata-kata keluar dari lidah yang menunjukkan perilaku tidak wajar. Orang yang diliputi amarah mudah merampas hak-hak orang lain. Terkadang hubungan antaranggota keluarga atau  teman dan kolega rusak karena kemarahan yang salah tempat ini dengan cara yang sulit diperbaiki.

 

 

Berdasarkan fiqh Syiah, setelah kematian sang ayah, anak laki-laki tertua harus melaksanakan shalat dan puasa yang terlewat dari ayahnya, meskipun ia meninggalkannya karena tidak taat. Selain itu juga merupakan kehati-hatian yang dianjurkan bagi putra sulung untuk menunaikan shalat dan puasa ibunya yang meninggal. Jika sang putra sulung meragukan apakah ayahnya meninggalkan puasa atau tidak, maka ia tidak memiliki kewajiban untuk menebusnya. Jika anak laki-laki tertua dari keluarga meninggal setelah ayahnya, maka puasa keputusan ayah bukanlah tanggung jawab anak kedua atau anak laki-laki lainnya.

Jika anak laki-laki yang lebih tua tidak dapat menjalankan puasa ayahnya sendiri, dia dapat mempekerjakan orang lain untuk melakukannya, dan sebagai gantinya membayarnya untuk melakukan puasa. Ini diperbolehkan untuk melaksanakan shalat qada 'serta membaca Alquran. Perlu dicatat bahwa anak laki-laki tertua harus melakukan hal ini dari hartanya sendiri untuk menebus puasa ayahnya, dan dia tidak berhak menggunakan sisa harta ayahnya untuk pekerjaan ini, kecuali ayahnya telah membuat surat wasiat.

 

 

Kita telah memasuki dua puluh empat hari jalan penghambaan di bulan suci ini. Salah satu bentuk amalan yang ditekankan selama bulan Ramadhan, adalah melakukan "sujud panjang".

Orang-orang yang ikhlas beribadah mengetahui berkah apa yang datang  ketika kita bersujud di hadapan Allah swt demi mencari ridha-Nya. Dalam keheningan munajat kita bersujud memohon ampunan dari Allah swt. Salah satu doa yang dibaca  pada malam kedua puluh empat Ramadhan, dalam sujud antara lain: 

"Ya Tuhan, yang menjadikan malam gulita sebagai pakaian dunia dan siang hari yang cerah sebagai tatanan mata pencaharian dunia, dan menjadikan bumi sebagai tempat tidur kenyamanan manusia dan gunung-gunung sebagai penjaga.

Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Kuasa; ya Allah, Engkaulah Yang Maha Perkasa; ya Allah, Engkaulah Yang Maha Mendengar; ya Allah, Engkaulah yang Maha Dekat; ya Allah, Engkaulah Yang Maha Menjawab; ya Allah, ya Allah, ya Allah, Engkaulah pemilik asma yang terbaik, tinggi posisi-Mu dan agung kedudukan-Mu.

Sampaikanlah shalawat dansalam kepada Muhammad dan Ahlul baitnya, dan masukkanlah aku dalam barisan orang-orang yang berbahagia malam ini, dan mempersatukan jiwaku dengan para syuhada, dan ketaatanku bersama para hambamu yang taat, dan ampunilah perbuatan burukku, dan jangan hilangkah keyakinan dalam hatiku dan beri aku keimanan yang menghilangkan semua keraguan dalam diriku kepada-Mu. 

Dan jadikan aku orang yang ridha dengan apapun yang telah Engkau berikan padaku, dan berikan kami semua yang baik di dunia ini dan semua yang baik di akhirat, dan lindungi kami dari api Neraka yang membara, dan di bulan ini bersyukur dan berdzikir serta keinginan untuk bertemu dan bertobatlah kepada-Mu, dan berikan kebaikan sebagaimana atas apa yang telah Engkau limpahkan kepada Muhammad dan Ahlul Baitnya. (PH)

 

 

 

یَا جَاعِلَ اللَّیْلِ لِبَاسا وَ النَّهَارِ مَعَاشا وَ الْأَرْضِ مِهَادا وَ الْجِبَالِ أَوْتَادا یَا اللَّهُ یَا قَاهِرُ یَا اللَّهُ یَا جَبَّارُ یَا اللَّهُ یَا سَمِیعُ یَا اللَّهُ یَا قَرِیبُ یَا اللَّهُ یَا مُجِیبُ یَا اللَّهُ یَا اللَّهُ یَا اللَّهُ لَکَ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى و الْأَمْثَالُ الْعُلْیَا وَ الْکِبْرِیَاءُ وَ الْآلاءُ أَسْأَلُکَ أَنْ تُصَلِّیَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَجْعَلَ اسْمِی فِی هَذِهِ اللَّیْلَةِ فِی السُّعَدَاءِ وَ رُوحِی مَعَ الشُّهَدَاءِ وَ إِحْسَانِی فِی عِلِّیِّینَ وَ إِسَاءَتِی مَغْفُورَةً وَ أَنْ تَهَبَ لِی یَقِینا تُبَاشِرُ بِهِ قَلْبِی وَ إِیمَانا یُذْهِبُ الشَّکَّ عَنِّی وَ رِضًى بِمَا قَسَمْتَ لِی وَ آتِنَا فِی الدُّنْیَا حَسَنَةً وَ فِی الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ الْحَرِیقِ وَ ارْزُقْنِی فِیهَا ذِکْرَکَ وَ شُکْرَکَ وَ الرَّغْبَةَ إِلَیْکَ وَ الْإِنَابَةَ وَ التَّوْبَةَ وَ التَّوْفِیقَ لِمَا وَفَّقْتَ لَهُ مُحَمَّدا وَ آلَ مُحَمَّدٍ عَلَیْهِمُ السَّلامُ»