Nabi Muhammad Saw, Teladan Sempurna Manusia
Namanya Muhammad yang berarti terpuji. Sampai waktu itu, nama ini belum pernah digunakan. Nama ini sama dengan pemiliknya adalah pilihan Allah yang Maha Kuasa dan kitab-kitab samawi sebelumnya telah memberikan kabar gembira akan kedatangannya. Namun sekarang, tidak ada seorang pun yang belum pernah mendengar nama Muhammad karena itu adalah nama suci lebih dari satu miliar Muslim yang diberkahi menunjukkan cinta dan keyakinan akan risalah mulianya.
Agama yang dibawah membuat umat Islam saling menyayangi satu sama lain dan menjalankan nilai-nilai kemanusiaan serta mengibarkan bendera tauhid. Nabi Muhammad Saw adalah fenomena penciptaan yang hebat dan luar biasa. Beliau adalah makna hidup bagi mereka yang mencari sumber kehidupan dan seperti seorang pengamat yang melihat musuh dari titik tinggi dan bergegas menyelamatkan manusia.
Sepanjang hidupnya, manusia selalu mencari teladan yang akan membuatnya menjadi panutan dalam hidupnya sendiri baik dalam aspek khusus atau secara umum, demi mencapai tujuan yang diinginkan. Teladan dalam pembahasan pendidikan, pembelajaran, psikologi, irfan dan manajemen memiliki posisi yang tinggi dan dampaknya tidak dapat diingkari. Islam juga tidak mengabaikan budaya pendidikan ini dan telah menyediakan banyak teladan yang bermanfaat di berbagai tingkatan. Allah mendeskripsikan teladan terbaik dalam ayat 21 surat al-Ahzab sebagai berikut, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Ayat ini ditujukan kepada semua umat Islam kapan saja dan di mana saja, dan dipahami bahwa mengikuti pribadi unik nabi tidak terbatas pada waktu atau wilayah tertentu, dan bahwa keteladanannya bersifat umum dan tidak dapat dikecualikan. Bahkan, salah satu sila dari keimanan dan risalah Rasulullah Saw adalah mengikuti jalan dan perilaku Nabi Saw yang menanggung banyak kesusahan di jalan Allah dan demi keselamatan manusia.
Hampir dipastikan tidak ada seorang yang ditemukan dalam al-Quran yang dipuji seperti Nabi Muhammad Saw. Muhammad Saw, di satu sisi, adalah manusia yang hidup seperti manusia lainnya. Makan dan minum seperti manusia lainnya, tetapi seperti permata yang bersinar di antara benda-benda. Beliau adalah manusia yang begitu transparan dan bercahaya di antara manusia. Menurut al-Quran, hak istimewa Utusan Allah adalah bahwa beliau adalah manusia yang paling sempurna di sisi Allah. Beliau adalah pemimpin semua manusia dan sedang membangun peradaban baru yang mencontohkan keadilan Islam dalam mengejar kesempurnaan spiritual dan ilahi. Dalam hal ini, al-Quran telah memperkenalkannya sebagai teladan bagi umat manusia.
Nabi Muhammad Saw, seperti halnya nakhoda, tidak akan membiarkan rasa lemah atau kebingunan merasuki dirinya ketika kapalnya dihantam badai paling parah. Beliau langsung mengambil cangkul dan bersama umat Islam yang lain mulai menggali parit dan untuk mempertahankan semangat dan ketenangan para sahabatnya, beliau tidak ragu-ragu untuk bercanda dengan mereka. Nabi juga mendorong mereka untuk membaca al-Quran atau puisi-puisi heroik demi tetap semangat bekerja. Tidak lupa beliau mengingatkan mereka untuk selalu meningat Allah dan memberikan kabar gembira akan masa depan yang cerah dan penaklukan-penaklukan besar.
Nabi Saw mengingatkan mereka akan kospirasi orang-orang munafik dan berharap mereka selalu waspada. Beliau tidak lupa memberi tahu mereka akan formasi militer yang benar dan memilih metode terbaik perang, dan pada saat yang sama mencari berbagai cara untuk mengusir musuh. Benar, beliau adalah teladan orang mukmin terbaik di medan tempur dan di seluruh medan lainnya.
Allah Swt dalam ayat 4 surat al-Qalam memperkenalkan Nabi Muhammad Saw memiliki akhlak terbaik, "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." Al-Quran bahkan menyebut keberhasilan Nabi Muhammad Saw dalam mengemban risalahnya dikarenakan akhlaknya. Kemudian puncak empati Rasulullah dijelaskan demikian, "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. Al-Taubah: 128) Tidak diragukan bahwa perilaku dan perkataan Nabi Muhammad Saw adalah teladan konstruktif bagi kehidupan transenden dan setiap orang yang menginginkan kebahagiaan dan keberuntungan, sudah selayaknya mengikuti teladan abadi ini.
Nabi Muhammad Saw yang agung adalah orang yang unik, dimana dalam melaksanakan risalahnya, begitu baik, sangat cekatan dan cepat dalam keputusannya. Ia adalah orang yang paling toleran, paling dermawan, makan dengan sederhana, dan seperti orang biasa duduk di atas tanah bersama orang lain. Rasulullah Saw memiliki pengaruh yang paling penting, kepribadiannya yang kuat dan sikapnya yang berani memiliki pengaruh yang mendalam dan meluas pada setiap orang. Ucapan dan diammya, keduanya penuh dengan kebijaksanaan dan poin-poin konstruktif. Anas bin Malik mengatakan, "Selama sepuluh tahun saya menemani dan melayani Nabi Allah. Saya bersumpah demi Allah, ia tidak pernah mempermalukan atau mencela siapa pun yang menyakitinya dan menyiksa seseorng karena melakukan sesuatu dan tidak pernah menyalahkan saya."
Kasih sayang Nabi Saw kepada semua manusia sangat terkenal dan hatinya yang lembut milik semua orang. Beliau selalu menanyakan kondisi para sahabatnya dan membesarkan hati mereka. Jika tidak melihat seseorang selama tiga hari, beliau akan bertanya kepada yang lain. Bila ia sedang bepergian, beliau pasti mendoakannya dan ketika berada di rumah, beliau akan menyambanginya. Bahkan musuh-musuh pun tidak luput dari merasakan keluasan kasih sayang Nabi Muhammad Saw.
Dalam perang Badr, Nabi Saw memerintahkan umat Islam untuk menguasai sumur-sumur air daerah itu dan membuat kolam yang berisi air. Ketika musuh mendekati kolam itu untuk menggunakan airnya, Nabi Saw memerintahkan agar tidak ada seorang pun yang mencegah mereka menggunakan air tersebut! Di sisi lain, keadilan Nabi Muhammad Saw di semua bidang pelaksanaan, penetapan undang-undang, moral dan pikirian memiliki keistimewaan yang khas, sehingga tidak terjadi sedikit pun kezaliman bahkan dalam gerakan terkecil dan pelaksanaan dalam memandang manusia. Imam Shadiq as berkata, "Rasulullah Saw juga membagi pandangannya kepada para sahabatnya, dan menjaga keadilan dalam pandangannya ke sini dan ke sana."
Salah satu karakteristik yang melekat pada umat manusia adalah rasionalitas dan berpikir rasional. Nabi Muhammad Saw juga dengan berdasarkan karakter ini, berdasarkan kebijaksanaan dan akal mengajak manusia kepada kebenaran dan, di samping itu, menyusup dalam hati dan benak manusia dengan nasihat yang baik disertai kasih sayang. Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw dalam mengajak manusia kepada Allah juga menjadi teladan terbaik. Karena beliau akrab dengan semua tata krama dakwah dan kesuksesan terbesar beliau juga di jalan ini. Umat Islam sekarang, berdasarkan instruksi dari Rasulullah Saw, telah menjadi agama dengan populasi terbesar di dunia dan populasi orang beriman terus meningkat. Kenyataan ini tidak lain dari kesuksesan luar biasa Nabi Saw dalam menyampaikan pesan pembebas ilahi dan melawan penindasan kepada manusia di seluruh dunia.
Tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad Saw adalah manusia besar dan pada saat yang sama membesarkan orang-orang yang nanti menjadi besar juga dalam keutamaan dan kesempurnaan dirinya. Beliau adalah pembuat aturan yang bijak, pemimpin yang hebat, penguasa yang adil dan nabi yang bertakwa. Beliau berhasil memunculkan revolusi terbesar di atas bumi.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam hal ini mengatakan, "Allah Swt memberi perintah kepada kita umat Islam untuk menaati Nabi Saw. Ketaatan ini dalam semua aspek kehidupan. Beliau bukan saja ucapan, tetapi dalam perilakunya, dalam gaya hidup dengan orang lemah dan kuat dan dalam semua aspek adalah teladan. Masyarakat Islam kita saat makna hakiki masyarakat Islam telah sempurna ketika kita menyesuaikan perilaku kita dengan Nabi Saw. Bila belum sampai seratus persen menyesuaikan dengan perbuatan beliau, pasti tidak bisa, setidaknya ada kesamaan dengan perilakunya. Jangan sampai yang kehidupan kita berbanding terbalik dengan kehidupan Nabi Saw. Kita harus bergerak di garinys."