UNHCR: Jutaan Orang Terjebak dalam Siklus Perang dan Perubahan Iklim
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i179988-unhcr_jutaan_orang_terjebak_dalam_siklus_perang_dan_perubahan_iklim
Pars Today - Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan bahwa jutaan pengungsi terjebak dalam lingkaran setan perang dan perubahan iklim, dan banyak wilayah mungkin menjadi tidak layak huni.
(last modified 2025-11-10T04:17:28+00:00 )
Nov 10, 2025 11:15 Asia/Jakarta
  • UNHCR
    UNHCR

Pars Today - Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan bahwa jutaan pengungsi terjebak dalam lingkaran setan perang dan perubahan iklim, dan banyak wilayah mungkin menjadi tidak layak huni.

Menurut laporan IRNA mengutip AFP, badan pengungsi PBB menulis dalam sebuah laporan pada hari Senin (10/11/2025) bahwa wilayah yang saat ini menampung sekitar setengah dari pengungsi dunia mungkin menghadapi guncangan parah terkait perubahan iklim dalam 15 tahun ke depan.

Laporan ini menambahkan bahwa perubahan iklim tidak hanya akan memperburuk kerentanan yang ada tetapi juga akan menyebabkan pengungsian lebih lanjut dan menciptakan komplikasi serta risiko yang lebih besar bagi para pengungsi, dengan banyak dari mereka tidak memiliki cara untuk melarikan diri.

Badan pengungsi PBB memperingatkan bahwa guncangan yang disebabkan oleh perubahan iklim akan meningkatkan kebutuhan kemanusiaan dan memperburuk pengungsian yang berulang.

Badan PBB ini juga mengatakan bahwa pada pertengahan tahun 2025, diperkirakan 117 juta orang akan mengungsi akibat perang, kekerasan, dan penganiayaan. Pada saat yang sama, tiga dari empat orang akan tinggal di negara-negara dengan risiko tinggi hingga parah akibat perubahan iklim.

Bencana terkait iklim telah menyebabkan sekitar 250 juta orang mengungsi di negara mereka sendiri selama 10 tahun terakhir.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi memperkirakan bahwa 15 kamp pengungsi terpanas di dunia di Gambia, Eritrea, Etiopia, Senegal, dan Mali akan mengalami rata-rata 200 hari panas ekstrem setiap tahun pada tahun 2050.

Banyak tempat kemungkinan akan menjadi tidak layak huni karena kombinasi mematikan antara panas ekstrem dan kelembapan tinggi, kata badan tersebut.

Jumlah negara yang berisiko tinggi terhadap bencana terkait perubahan iklim diperkirakan akan meningkat menjadi 65 pada tahun 2040.(sl)