Mencermati Sidang Dewan Keamanan PBB Mengenai Teror Ismail Haniyeh
(last modified Fri, 02 Aug 2024 08:26:05 GMT )
Aug 02, 2024 15:26 Asia/Jakarta
  • Sidang Dewan Keamanan PBB
    Sidang Dewan Keamanan PBB

Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk PBB dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai teror Ismail Haniyeh menekankan bahwa tanggung jawab Amerika Serikat sebagai sekutu strategis dan pendukung utama rezim Israel di kawasan dalam kejahatan yang mengerikan ini tidak boleh diabaikan karena tindakan ini tidak dapat dilakukan tanpa izin dan dukungan intelijen Amerika.

Amir Saeed Iravani pada sidang Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Asia Barat menambahkan, Republik Islam Iran mengutuk keras tindakan terorisme keji ini dan menilainya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan Piagam PBB serta pelanggaran kedaulatan dan keamanan nasional Iran.

Tindakan teroris rezim Zionis dalam teror syahid Haniyeh, yang mendapat kecaman global, tidak diragukan lagi, tidak mungkin terjadi tanpa bantuan informasi dan militer dari Washington.

Amir Saeed Iravani, Duta Besar Iran untuk PBB

Rezim Zionis bukan hanya tidak memiliki keberanian dan kekuatan untuk beroperasi di Tehran, tapi juga pasti akan takut akan konsekuensinya.

Amin Farjad, seorang pakar politik mengatakan dalam hal ini, Dukungan penuh Amerika Serikat terhadap rezim Zionislah yang menyebabkan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Kriminal Rezim Zionis dibebaskan seperti anjing gila di kawasan dan melakukan berbagai kejahatan apa pun, dan para pendukungnya juga dengan berani mendukungnya.

Berlanjutnya kejahatan rezim Zionis merupakan pelanggaran serius terhadap perdamaian dan keamanan kawasan dan dunia, serta memerlukan tindakan segera dan efektif dari Dewan Keamanan PBB dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan piagam PBB.

Namun meskipun para anggota DK PBB dalam sidang darurat mengutuk teror Ismail Haniyeh di Tehran oleh Israel, tapi keputusan serius tidak diambil untuk mencegah terulangnya pelanggaran kedaulatan nasional yang dilakukan rezim kriminal ini, melainkan hanya menyampaikan kekhawatiran

Sementara itu, dengan hadirnya perwakilan Cina dan Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, diharapkan dapat diambil keputusan yang serius untuk mencegah berlanjutnya aktivitas teroris rezim Zionis di kawasan.

Sebab alasan utama mengutuk teror syahid Haniyeh oleh anggota Dewan Keamanan, selain para pendukung rezim Zionis, dikarenakan bahaya perdamaian dan stabilitas di Asia Barat.

Duta Besar dan Wakil Tetap Cina untuk PBB menganggap teror Ismail Haniyeh merupakan upaya nyata untuk menghancurkan upaya perdamaian di kawasan.

Sambil mengutuk teror Haniyeh, Duta Besar dan Wakil Perwakilan Rusia untuk PBB, juga mengatakan bahwa siapa pun di balik teror ini dan mereka yang melakukan teror ini harus menyadari betapa berbahayanya tindakan tersebut bagi perdamaian internasional.

Sementara Duta Besar Aljazair di PBB mengatakan dalam sidang Dewan Keamanan bahwa ini bukanlah serangan biasa, melainkan tindakan kejam dan pelanggaran kedaulatan nasional suatu negara.

Menurutnya, hal tersebut bukan hanya serangan terhadap kemanusiaan, melainkan serangan keji terhadap hubungan diplomatik serta prinsip dan landasan tatanan dunia. Kejahatan yang dilakukan Israel melanggar kedaulatan nasional Iran.

Namun, sejalan dengan kelanjutan kebijakan proteksionis Washington terhadap Israel, Duta Besar dan Wakil Tetap Amerika Serikat di PBB, sembari mendukung aksi teroris rezim Zionis, dengan sombong mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mengetahui adanya teror Ismail Haniyeh dan tidak berperan dalam operasi itu.

Syahid Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas

Duta Besar dan Wakil Tetap Inggris untuk PBB juga dengan pongah membela kejahatan rezim Zionis dalam teror syahid Haniyeh.

Oleh karena itu, cukup jelas bahwa selama para pendukung yang mengaku membela hak asasi manusia terus mendukung kejahatan rezim Zionis, rezim kurang ajar ini akan terus melanggar kedaulatan nasional negara dan hukum internasional.

Namun, seperti yang ditekankan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, Tehran bertekad untuk menuntut balas darah tamu mulianya.

Tentu saja, konsekuensi dari peningkatan ketegangan adalah tanggung jawab Amerika dan para pendukung rezim Zionis lainnya.(sl)