Aug 14, 2024 11:54 Asia/Jakarta
  • Pasukan Ukraina
    Pasukan Ukraina

Serangan mendadak Ukraina ke wilayah Rusia merupakan titik balik baru dalam perang dua setengah tahun antara kedua pihak. Untuk pertama kalinya, Ukraina berhasil menembus sedalam 50 kilometer ke wilayah Rusia di wilayah Kursk dalam sebuah operasi mendadak.

Melintasi perbatasan Rusia dianggap sebagai garis merah bagi Moskow. Pendukung Ukraina di Barat selalu mempertimbangkan masalah ini dalam bantuan militer ke Ukraina.

Negara-negara Barat yang berkedok NATO sedang melakukan perang proksi dengan Rusia di Ukraina. Di saat yang sama, mereka tidak ingin berhadapan langsung dengan Rusia.

Setiap konflik langsung antara Rusia dan NATO akan mempunyai konsekuensi yang tidak terduga bagi kedua pihak.

Setelah serangan Ukraina terhadap Rusia, Jerman mengumumkan bahwa Ukraina belum memberi tahu sekutunya tentang serangan terhadap Rusia.

Wolfgang Buchner, Wakil Juru Bicara pemerintah Jerman mengklaim bahwa tidak ada pendukung Kiev yang diberitahu sebelumnya tentang rencana Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.

Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman secara terpisah mengklarifikasi bahwa tidak ada yang menghalangi Kiev untuk menggunakan senjata yang dipasok Jerman di wilayah Rusia.

Ia menambahkan, Hukum internasional menetapkan bahwa negara yang membela juga dapat mempertahankan diri di wilayah agresor. Tidak ada hambatan dan Ukraina bebas memilih pilihannya!

Hal ini menunjukkan perbedaan pendapat resmi negara-negara Barat yang masih berusaha mempertahankan sikap kehati-hatian mereka terhadap Rusia dan tidak berhadap-hadapan dengan Rusia.

Pada saat yang sama, tindakan Ukraina dalam perang dengan Rusia dianggap sebagai pembelaan diri dengan mengacu pada hukum internasional.

Pada saat yang sama, Rusia juga berusaha menahan diri untuk tidak berkomentar apa pun dalam menanggapi operasi Ukraina dan ancaman negara-negara anggota NATO Barat, meskipun ada serangan keras terhadap pemerintah Ukraina dan pendukung Baratnya karena melanggar garis merah Rusia dan memasuki negara ini.

Reaksi Rusia sejauh ini adalah mengintensifkan konflik di garis pertempuran dengan Ukraina dan maju di beberapa wilayah.

 Pemerintah Ukraina mengejar tujuan multiguna dari operasi di wilayah Kursk.

Ada pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah Kursk. Jarak langsung pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk ke perbatasan Ukraina adalah 57 km, dan melalui jalan darat jarak ini mencapai sekitar 100 km.

Selain itu, karena konsentrasi pasukan Rusia untuk melakukan operasi militer di wilayah Ukraina, tidak terdapat cukup kekuatan untuk melindungi pembangkit listrik ini.

Menurut beberapa sumber Rusia, penjaga pembangkit listrik ini saat ini hanya perempuan. Jika pasukan Ukraina berhasil merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk, mereka akan menemukan kemungkinan kesepakatan dengan Rusia, yaitu evakuasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye di Ukraina oleh Rusia dengan imbalan kembalinya kendali atas pembangkit listrik Kursk ke Rusia.

Wilayah yang diserang Ukraina di wilayah Rusia merupakan wilayah yang strategis.

Daerah ini berada di dataran rendah, dengan memilih rute ini, pihak Ukraina akan menemukan kemungkinan kontrol penembakan di jalur logistik penting.

Di wilayah Kursk terdapat terminal pompa dan jalur pipa gas ke Eropa. Pipa ini memasok kebutuhan gas Hongaria.

Mohammad Yousefi, pakar urusan Rusia percaya bahwa serangan mendadak di wilayah Rusia lebih mudah daripada perang di wilayah Ukraina dan berhadap-hadapan dengan pasukan Rusia yang telah membangun banyak benteng pertahanan di sana selama dua tahun. Sementara di sisi lain, merebut daerah di dalam wilayah Rusia dapat menciptakan lebih banyak tekanan psikologis pada Rusia, di mana ini lebih mudah bagi Ukraina daripada mengambil kembali wilayahnya. itulah sebabnya kita menyaksikan banyak pertemuan keamanan dan mendesak yang dilakukan para pemimpin Rusia segera setelah masuknya pasukan Ukraina ke tanah Rusia.(sl)

Tags