Serangan Militer Rezim Zionis Terbesar dalam Dua Dekade Terakhir ke Tepi Barat
Militer Zionis telah melancarkan operasi besar-besaran di bagian utara Tepi Barat dan Lembah Yordan, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 22 tahun terakhir.
Media-media Zionis mengumumkan bahwa militer rezim Israel telah melancarkan operasi besar-besaran di utara Tepi Barat dan Lembah Yordan dan telah mengepung rumah sakit di daerah tersebut.
Media tersebut menambahkan, Serangan militer Zionis terkonsentrasi di tiga kubu Jenin, Nur Al-Shams dan Al-Fara di Tepi Barat.
Mereka mengutip sumber-sumber yang bisa dipercaya di militer Israel, dan menekankan bahwa serangan terhadap Tepi Barat ini adalah serangan paling ekstensif dalam 22 tahun terakhir.
Disebutkan seribu tentara Zionis digunakan untuk melakukan serangan terhadap Tepi Barat.
Militer Zionis juga mencegah aktivitas dan bantuan pasukan Bulan Sabit Merah Palestina di berbagai wilayah Tepi Barat.
Selain itu, pemukim Zionis juga menyerang rumah-rumah warga Palestina.
Surat kabar Yediot Ahronoth menulis bahwa operasi di utara Tepi Barat akan berlangsung selama beberapa hari dan helikopter serta jet-jet tempur rezim Zionis juga akan berpartisipasi di dalamnya.
Yolande Knell, koresponden BBC Timur Tengah mengatakan operasi ini merupakan operasi skala besar karena setidaknya empat kota di Palestina, Jenin, Tulkarm, Nablus dan Tubas menjadi sasaran secara bersamaan.
Radio Militer Israel juga menyebut serangan di Tepi Barat bagian utara sebagai operasi terbesar rezim ini sejak tahun 2002 (pertempuran 9 hari di kamp Jenin pada bulan April 2002).
Nampaknya tujuan sebenarnya serangan ini adalah untuk mencaplok Tepi Barat ke Wilayah Pendudukan dan mengancam eksistensi Palestina.
Dalam hal ini, Jihad Islam Palestina mengumumkan dalam sebuah pernyataan, Musuh sedang mencoba untuk memaksakan realitas baru di lapangan dengan tujuan menaklukkan dan mencaplok Tepi Barat yang diduduki dan memperluas kedaulatannya atas tempat-tempat suci kami dalam perang eksistensial melawan rakyat Palestina.
Nabil Abu Rudeineh, Juru Bicara Otoritas Palestina juga mengatakan bahwa tindakan Israel di Tepi Barat bagian utara adalah “kelanjutan dari perang komprehensif terhadap rakyat, tanah, dan tempat-tempat suci kami”.
Selain itu, kelanjutan yahudisasi Quds dan Masjid Al-Aqsa juga menjadi salah satu tujuan lain dari serangan yang meluas ini.
Pernyataan Jihad Islam Palestina juga menyatakan bahwa serangan ke Tepi Barat yang diduduki akan dilakukan dalam rangka rencana musuh untuk memaksakan kendali atas kota Quds dan Masjid Al-Aqsa.
Serangan besar-besaran rezim Zionis terhadap bagian utara Tepi Barat juga mendapat reaksi internasional.
Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk tindakan Tel Aviv dan mengatakan bahwa operasi militer Israel baru-baru ini di Tepi Barat "dilakukan dengan cara yang melanggar hukum internasional".
Nampaknya rezim Zionis yakin akan sikap pasif dan diamnya masyarakat internasional terhadap kejahatan rezim ini terhadap Palestina.
Genosida yang terjadi selama 11 bulan di Gaza, yang mengakibatkan gugur syahid lebih dari 40.000 orang dan melukai lebih dari 95.000 orang, belum menimbulkan reaksi serius dari sistem internasional, khususnya PBB.
Pendekatan dukungan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa terhadap genosida di Gaza menjadi alasan kegagalan sistem dunia dalam menghentikan kejahatan Zionis.
Kini, rezim Zionis telah memulai serangan besar-besaran terhadap wilayah utara Tepi Barat, memastikan berlanjutnya pendekatan dukungan Barat dan ketidakmampuan PBB.(sl)