Anggota Parlemen Inggris Kembali Menuntut Penghentian Segera Ekspor Senjata ke Israel
(last modified Tue, 17 Dec 2024 04:33:45 GMT )
Des 17, 2024 11:33 Asia/Jakarta
  • Serangan brutal rezim Zionis ke Jalur Gaza
    Serangan brutal rezim Zionis ke Jalur Gaza

Sekelompok anggota parlemen Inggris pada hari Senin sekali lagi menyerukan penghentian segera izin ekspor senjata ke Israel di tengah situasi yang mengerikan di Jalur Gaza.

Menurut laporan jaringan media Sahab mengutip IRNA, sejumlah parlemen dari semua partai berunjuk rasa di luar Parlemen Inggris dengan membawa tanda bertuliskan "hentikan mempersenjatai Israel".

Protes ini diadakan sebelum debat Parlemen Inggris pada hari Senin (16/12) mengenai petisi lebih dari 100.000 orang untuk segera membatalkan izin ekspor senjata ke Israel.

Hingga Senin (16/12) malam, lebih dari 107.000 orang telah menandatangani petisi ini.

Pada bulan Desember, lebih dari 60 anggota Parlemen Inggris menulis surat menuntut sanksi komprehensif terhadap penjajah Zionis karena pelanggaran hukum internasional yang berulang kali di Gaza.

Surat anggota Parlemen Inggris ini disiapkan setelah Pengadilan Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Yoav Galant, mantan Menteri Perang Rezim Zionis dengan tuduhan melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Pemerintah Inggris mengumumkan pada tanggal 2 September bahwa mereka akan menangguhkan 30 dari 350 izin ekspor senjatanya ke rezim Israel dan memperingatkan bahwa beberapa ekspor akan dilarang ke Israel karena dapat digunakan untuk melakukan atau memfasilitasi pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.

30 lisensi ini mencakup komponen untuk pesawat militer, helikopter, drone, dan barang-barang yang memfasilitasi penargetan di darat, dan termasuk suku cadang yang diperlukan untuk pesawat tempur F-35.

Sejak 7 Oktober 2023, rezim Zionis telah melancarkan perang dahsyat terhadap penduduk Jalur Gaza, yang mengakibatkan kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang mematikan. Lebih dari ribuan warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, gugur syahid dan terluka.(sl)