Ketimpangan Vaksinasi Fokus Indonesia di Sidang Umum PBB
(last modified Thu, 16 Sep 2021 05:03:25 GMT )
Sep 16, 2021 12:03 Asia/Jakarta
  • Sidang Majelis Umum PBB
    Sidang Majelis Umum PBB

Pemerintah Indonesia di berbagai forum internasional selalu menyuarakan dan menekankan akan kesetaraan vaksin. Karena ketidaksetaraan vaksin berakibat pada ketimpangan vaksinasi yang menghambat terciptanya kekebalan komunal atau herd immunity.

Dengan pemahaman ini, sangat sulit bagi sebuah negara untuk dapat mengakhiri pandemi tanpa bekerja sama dengan negara-negara lain.

Oleh karenanya, Indonesia akan mengangkat isu ketimpangan vaksinasi COVID-19 secara global dalam Sidang ke-76 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada 21-27 September 2021.

“Dengan adanya fakta ketimpangan vaksinasi di berbagai negara, saya rasa ini menjadi isu yang perlu diangkat di sidang majelis umum,” ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian A. Ruddyard saat menyampaikan pengarahan secara virtual tentang keikutsertaan Indonesia dalam SMU PBB, sebagaimana dikutip dari Antaranews, Kamis (16/09/2021).

Pada forum internasional tersebut, Indonesia akan mendorong upaya global untuk mengatasi isu ketimpangan vaksin dengan menekankan bahwa tidak ada negara yang bisa mengakhiri pandemi tanpa bekerja sama dengan negara-negara lain.

“Intinya tidak ada negara yang bisa jadi pemenang sendirian, (pandemi harus diselesaikan) bersama-sama,” tutur Febrian.

Presiden RI joko Widodo

Selain isu vaksinasi COVID-19, Indonesia akan menyoroti beberapa isu lain, yaitu upaya menjaga ketertiban dunia; mendorong terciptanya perdamaian melalui dialog dan solusi politik guna mempercepat penyelesaian krisis seperti di Palestina, Afghanistan, dan Myanmar; serta penguatan mekanisme PBB dan multilateralisme.

Indonesia juga akan menjelaskan peran dan kapasitasnya sebagai anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022, anggota Dewan ECOSOC periode 2021-2023, dan sebagai presiden G20 untuk tahun 2022.

Seluruh isu tersebut akan disampaikan dalam pernyataan nasional (national statement) oleh Presiden Joko Widodo, yang akan hadir secara virtual pada sesi debat umum (general debate) SMU PBB pada 22 September 2021 waktu New York, Amerika Serikat.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sebanyak 5,5 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan di seluruh dunia, 80 persen di antaranya di negara berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan menengah ke atas.

Sebanyak 90 persen negara berpenghasilan tinggi telah mencapai target vaksinasi WHO untuk 10 persen populasinya hingga akhir bulan ini, dan lebih dari 70 persen kelompok negara tersebut telah mencapai target 40 persen dari populasinya, yang merupakan target vaksinasi WHO hingga akhir tahun ini.

Sementara itu, hingga kini belum ada satu pun negara berpenghasilan rendah yang sudah mencapai target vaksinasi 10 persen populasi.

Untuk itu, Indonesia mendorong penguatan kerja sama berbagi dosis(dose-sharing) untuk mengatasi ketimpangan vaksinasi COVID-19, melalui redistribusi surplus vaksin dari negara maju ke negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Indonesia Salah Satu Terbaik Tanggulangi COVID-19

Upaya penanggulangan COVID-19 di Indonesia diapresiasi sebagai salah satu yang terbaik di dunia karena menurunkan angka kasus hingga minus 58 persen dalam dua pekan kata pejabat Kementerian Kesehatan RI.

"Mengutip salah satu publikasi dari situs ourworld.org data dari John Hopkins University, data yang terakhir di-update pada tanggal 12 September kemarin menyatakan bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia diapresiasi sebagai salah satu yang terbaik di dunia," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi saat menyampaikan Siaran Pers PPKM yang diikuti dari YouTube FMB9ID di Jakarta, Rabu.

Nadia mengatakan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia sudah mulai memperlihatkan hasil yang cukup baik, terutama saat menurunkan angka kasus hingga minus 58 persen dalam kurun waktu dua pekan.

Menurut Nadia angka konfirmasi kasus positif harian di Indonesia telah turun drastis dibandingkan periode kenaikan kasus sebelumnya.

"Pada 13 September 2021 kita bahkan sempat mencatatkan angka temuan kasus harian terendah sejak bulan Mei 2021 yaitu pada angka 2.577 orang," katanya.

Meski angka kasus harian sudah jauh menurun, kata Nadia, namun masyarakat diimbau tetap meningkatkan kewaspadaan dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas yang tidak perlu dan menghindari kerumunan serta segera melakukan vaksinasi sesuai dengan jadwalnya.(Antaranews)