Rp 7 Trilyun, Investasi Hongaria di Indonesia
https://parstoday.ir/id/news/indonesia-i77891-rp_7_trilyun_investasi_hongaria_di_indonesia
Infrastruktur Indonesia yang masih tahap pembangunan membuat Hongaria menawarkan pembiayaan investasi sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (Rp 14.000/US$). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Péter Szijjártó di Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Demikian hasil pantauan Parstodayid dari Warta Ekonomi, Kamis (23/01/2020)
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jan 23, 2020 13:41 Asia/Jakarta
  • Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Péter Szijjártó
    Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Péter Szijjártó

Infrastruktur Indonesia yang masih tahap pembangunan membuat Hongaria menawarkan pembiayaan investasi sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (Rp 14.000/US$). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria Péter Szijjártó di Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Demikian hasil pantauan Parstodayid dari Warta Ekonomi, Kamis (23/01/2020)

Nantinya, pembiayaan investasi tersebut akan disalurkan melalui kesepakatan Hungary Indonesia Investment. Adapun sejumlah proyek insfrastruktur siap untuk dibiayai pendanaan ini seperti bidang transportasi dan penyediaan air minum.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, pihaknya ingin melanjutkan kerja sama untuk pendanaan proyek penyediaan air minum di 36 ibu kota kecamatan di Indonesia. Penyediaan air minum dipilih karena kerja sama sebelumnya, yakni IKK water supply program and small water treatment plan for scarcity area yang juga didanai oleh Hongaria telah berlangsung dengan baik.

"Dengan keberhasilan itu mereka menawarkan yang kedua. Berapa kebutuhannya, itu masih didiskusikan lagi juga dengan Bappenas. Tapi air bersih jadi prioritas karena dalam lima tahun kemarin nggak tercapai. Untuk percepat itu kita ingin mereka tetap bisa support itu," jelasnya.

Kartu tol

Teknologi bayar tol tanpa setop

Pemerintah tahun ini mengumumkan banyak operator jalan tol yang menerapkan sistem multi lane free flow (MLFF) di tol atau pembayaran tol tanpa henti di gerbang tol.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, hal tersebut menunjukkan semakin siapnya teknologi baru diterapkan pada tahun depan.

"Sehingga harapan kita akhir tahun ini kerangka acuan untuk pelaksanaan MLFF tahun depan itu kita bisa susun," kata Danang di Hotel Borobudur, Jakarta.

Sekaitan dengan hal ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan saat ini telah menerima prakarsa proyek tersebut dari perusahaan asal Hongaria, yakni Roatex Ltd. Zrt. Perusahaan tersebut telah menerima surat persetujuan sebagai pemrakarsa proyek sejak 31 Oktober 2019 lalu.

Saat ini perusahaan tersebut tengah menyempurnakan studi kelayakan dan penyiapan dokumen badan usaha pelaksana sebelum lelang dibuka pada April 2020 nanti. Sebagai pemrakarsa, Roatex mendapatkan right to match alias hak untuk menyamakan jika ada tawaran yang lebih rendah dari peserta lelang lainnya.

Cara kerja teknologi bayar tol tanpa setop

Direktur Perumusan Kebijakan dan Evaluasi, Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry TZ mengatakan Indonesia akan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk program tersebut. Hal ini mengacu kepada teknologi yang ditawarkan oleh Roatex Ltd. Zrt, perusahaan Hongaria yang menjadi pemrakarsa proyek ini.

"Iya pakai GNSS, jadi semua peserta lelang nanti harus menyesuaikan," katanya saat ditemui di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2020). Demikian dilaporkan Detik, (23/01/2020).

GNSS merupakan sistem pembayaran yang menggunakan alat yang dipasang di mobil dan dibaca lewat satelit. Penerapan jalan berbayar ini tanpa perlu memasang infrastruktur, seperti gantry atau juga gerbang tol yang rumit namun memerlukan biaya investasi yang cukup tinggi, baik pada badan usaha maupun pengguna.

"Salah satu kelebihannya kalau pakai GNSS, kalau expand dia akan lebih mudah dan cepat," kata Herry.

GNSS akan menggunakan satelit sebagai sinyal penangkap alat yang dipasang di kendaraan. Penggunaan GNSS banyak diterapkan di negara-negara Eropa Timur seperti Jerman, Hungaria, Ceko dan Polandia.

Untuk mengimplementasikan teknologi ini, akan diterapkan terlebih dahulu RFID sebagai pendataan kendaraan. Setelah itu, GNSS bisa dimulai.