Menangani Perubahan Iklim, Jokowi Serukan Langkah Luar Biasa
Presiden RI Joko Widodo mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (CAS) 2021 yang diselenggarakan secara virtual, Senin (25/01/2021).
Konferensi itu dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Co-Chair Global Commission on Adaptation Ban Ki-moon, pemimpin institusi perekonomian dan pembangunan internasional, serta kepala negara atau kepala pemerintahan dari 22 negara.
KTT CAS merupakan konferensi tingkat tinggi global untuk mempercepat dan meningkatkan upaya global dalam adaptasi masyarakat dan ekonomi terhadap dampak perubahan iklim di masa mendatang. Pada 2021, KTT CAS digelar secara daring di mana Belanda bertindak menjadi tuan rumah dan didukung oleh 22 negara termasuk Indonesia.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam KTT CAS menyerukan langkah-langkah luar biasa di tataran global untuk mengendalikan dan mengatasi dampak perubahan iklim dalam konferensi tingkat tinggi mengenai adaptasi iklim.
"Dampak iklim sangat nyata di hadapan kita. Apalagi untuk negara-negara kepulauan seperti Indonesia," kata Presiden sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Selasa. Demikian hasil pantauan Parstodayid dari Antaranews, Selasa (26/01/2021).
Perubahan siklus iklim yang terjadi membuat para petani dan nelayan di Indonesia harus beradaptasi. Meningkatnya permukaan laut juga mengharuskan penduduk pesisir dan pulau kecil berjuang untuk dapat bertahan.
Apalagi, peningkatan muka air laut juga telah memaksa penduduk pesisir dan pulau-pulau kecil berjuang untuk dapat bertahan.
Ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 yang melanda setidaknya 215 negara di dunia termasuk Indonesia membuat tantangan untuk mengatasi dampak perubahan iklim menjadi semakin kompleks dan berat.
Kenyataan yang ada ini membuat Presiden Jokowi mengatakan, “Untuk itu, kita harus mengambil langkah luar biasa.”
Langkah Penanganan Perubahan Iklim
Pertama, dengan semua negara memenuhi kontribusi nasional bagi penanganan perubahan iklim (Nationally Determined Contribution/NDC). Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia telah memutakhirkan NDC untuk meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptasi.
Kedua, dia menuturkan seluruh potensi masyarakat harus dapat digerakkan bersama-sama. Hal ini penting untuk menumbuhkan kesadaran dalam menangani dan melakukan aksi terkait dampak perubahan iklim yang terjadi di masa depam.
"Indonesia melibatkan masyarakat untuk mengendalikan perubahan iklim melalui program Kampung Iklim yang mencakup 20 ribu desa di tahun 2024," jelas Jokowi.
Ketiga, dia juga menyerukan penguatan kemitraan global. Indonesia sendiri memprioritaskan kerja sama peningkatan kapasitas dalam menghadapi perubahan iklim bagi negara-negara di kawasan Pasifik.
"Tentunya negara maju harus memenuhi komitmennya," kata dia.
Langkah keempat, Indonesia mengajak seluruh negara untuk terus melanjutkan pembangunan hijau guna menjadikan dunia yang lebih baik. Jokowi berharap KTT CAS 2021 ini dapat meningkatkan aksi iklim dunia melalui solidaritas, kolaborasi, dan kepemimpinan kolektif global, serta mengawal detail pelaksanaannya di masing-masing negara.
Presiden berharap konferensi tingkat tinggi CAS 2021 dapat berdampak pada peningkatan aksi melalui solidaritas, kolaborasi, dan kepemimpinan kolektif global dalam upaya pengendalian dan penanggulangan dampak perubahan iklim.