5 Jumadil Awal, Hari Perawat di Iran, Mengapa?
Hari Perawat di Republik Islam Iran jatuh pada tanggal 19 Azar atau 5 Jumadil Awal yang tahun ini bertepatan dengan hari Jumat, 10 Desember 2021.
Sebuah acara untuk memperingati Hari Perawat digelar di Baqiyatallah University of Medical Sciences pada hari Rabu (8/12/2021). Acara ini dihadiri oleh Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami.
Rektor Baqiyatallah University of Medical Sciences Hassan Abolghasemi, para perawat dan staf dan tenaga kesehatan juga hadir dalam peringatan Hari Perawat yang berlangsung di Sadra Conference Center tersebut.
Dalam pidatonya, Brigjen Salami mengatakan, semua kebajikan yang disebutkan dalam kitab suci al-Qur'an untuk manusia yang sempurna sepenuhnya terwujud dalam diri Sayidah Zainab al-Kubra as.
Dia menyinggung pengorbanan besar para perawat pada masa pandemi Virus Corona, dan menuturkan, saya tidak tahu kata-kata apa yang dapat digunakan dengan tepat untuk menggambarkan perawat yang hadir di tengah-tengah penyakit berbahaya dan menular ini siang dan malam. Mereka, lanjutnya, terlibat dalam penanganan virus ini, bahkan mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
"Sungguh, ini adalah kata terdalam bahwa orang yang mengembalikan seorang manusia kepada kehidupannya kembali setara dengan menyelamatkan umat manusia. Tindakan para perawat yang mulia ini adalah manifestasi dari kasih sayang, perasaan dan cinta, yang berakar dari akhlak Islam," pungkasnya.
Tanggal 5 Jumadil Awal tahun 5 HQ, Sayidah Zainab, cucu Rasulullah Saw, putri Imam Ali as dan Sayidah Fatimah az-Zahra as, terlahir ke dunia. Kelahiran Sayidah Zainab al-Kubra, pembawa panji dan bendera gerakan pasca kesyahidan Imam Husein as diperingati sebagai Hari Perawat di Republik Islam Iran.
Putri Imam Ali as ini terkenal dengan ketakwaan, ketinggian ilmu, kefasihan bahasa, dan keberaniannya dalam membela kebenaran. Sayidah Zainab al-Kubra adalah teladan bagi semua perempuan dan laki-laki yang menuntut kebebasan dan menentang penindasan pada setiap masa.
Beliau bersama saudara laki-lakinya, Imam Husein as berjuang melawan penyimpangan dan kezaliman berkedok Islam yang menyebabkan tragedi besar Karbala. (RA)