Jan 06, 2022 21:43 Asia/Jakarta
  • Laksamana Ali Fadavi.
    Laksamana Ali Fadavi.

Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Laksamana Ali Fadavi mengatakan, pembalasan terhadap dalang teror Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan orang-orang yang terlibat dalam kejahatan ini adalah sebuah hal yang pasti

"Seperti yang dikatakan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam (Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei) bahwa serangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Irak, Ain al-Assad sebagai sebuah tamparan, maka pembalasan (balas dendam) ini masih berlanjut," kata Fadavi di sela-sela tasyi' dan pemakaman 150 jenazah Shohada-e Ghomnam (Syuhada yang belum diketahui identitasnya) di Tehran, Kamis (6/1/2022).

Dia menekankan bahwa pembalasan akan terus berlanjut selama para penjahat itu masih hidup.

"Mereka yang memerintahkan untuk meneror Letnan Jenderal Soleimani tentu saja tidak akan pernah tenang," tegasnya.

Letjen Qassem Soleimani, Komandan Pasukan al-Quds Garda Revolusi Islam (IRGC) dan Mohammed Ali Ebrahimi yang dikenal dengan Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi gugur syahid diserang oleh rudal drone pasukan teroris Amerika Serikat di dekat bandara Internasional Baghdad, ibu kota Irak pada Jumat dini hari, 3 Januari 2020..

Serangan tersebut dilakukan atas perintah Donald Trump, Presiden AS di masa itu. Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.

IRGC merespon pembunuhan terahdap Letjen Soleimani dengan menembakkan belasan rudal balistik ke pangkalan militer AS, Ain al-Assad di Provinsi al-Anbar, Irak pada Rabu, 8 Januari 2020.

Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan dalam beberapa tahap bahwa 110 tentara Amerika yang ada di pangkalan Ain al-Assad telah menderita cedera otak dan sedang dirawat. (RA)

Tags