Masyarakat Fatimiyah Menurut Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menekankan, di antara tanda-tanda penting Masyarakat Fatimiyah adalah memberi pelayanan tanpa pamrih dan membantu orang yang membutuhkan dengan ikhlas.
Ayatullah Khamenei Minggu (23/1/2022) saat bertemu dengan para Maddah (Penyair) Ahlul Bait as bertepatan dengan peringatan kelahiran Sayidah Fatimah Az-Zahra as, seraya mengisyaratkan sejumlah dimensi tinggi karakteristik putri tercinta Rasulullah Saw di antaranya gerakan sosial dan bantuan tanpa pamrihnya kepada masyarakat menjelaskan, berkat rahmat Allah Saw, setela kemenangan revolusi Islam, masyarakat Iran menjadi Masyarakat Fatimiyah.
Pelayanan sejati dan ikhlas kepada orang yang membutuhkan dan membantu orang miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya sangat ditekankan oleh al-Quran, hadis dan sunnah Islam. Hal-hal penting ini muncul dan marak di masyarakat Iran setelah kemenangan Revolusi Islam.
Ada banyak kasus pengorbanan di masyarakat Islam Iran dan contoh nyatanya adalah selama perang delapan tahun yang dipaksakan (pengorbanan putra-putra Iran selama perang pertahanan suci), bantuan tanpa pamrih staf medis dan perawat selama masa pandemo Corona. Di masa pandemi ini, peran perempuan sangat menonjol. Seluruh staf medis terutama ibu dan perawat serta dokter selain memiliki tanggung jawab besar keluarga, juga bekerja tanpa pamrih di bidang kesehatan dan pengobatan, dan sejumlah dari mereka gugur sehingga dapat dikatakan sebagai simbol dari masyarakat Fatimi.
Wanita dan anak perempuan Iran yang menjadikan Sayidah Fatimah sebagai teladannya untuk mencapai kesempurnaan, selama dua tahun terakhir seperti kehadiran penuh semangat perempuan di arena budaya era pertahanan suci, dalam perang melawan virus corona, mereka menunjukkan cinta keibuan yang tulus dan mencatat halaman abadi dalam sejarah masyarakat Fatimiyah Islam Iran.
Wanita dan perawat Iran selama dua tahun terakhir dan bahkan jauh dari keluarga selama berbulan-bulan, jauh dari anak dan suami serta kedua orang tuanya, telah berkorban selama berjam-jam menemani dan merawat pasien Corona untuk menyelamatkan nyawa pasien ini terlepas dari warna, etnis, keturunan dan budaya.
Bahram Einollahi, menteri kesehatan Iran Minggu (23/1/2022) bertepatan dengan Hari Ibu dan Perempuan, di pesannya menulis, perempuan memiliki saham terbesar dalam melawan serangan Corona, di mana setiap mereka memeranpan peran di sistem kesehatan dengan kasih sayang dan kesabarannya berusaha menyelematkan nafas Iran Islam.
Kasih sayang ibu yang dimiliki perempuan Iran seperti cincin yang bersinar di dunia; Ibu dan perempuan yang selama delapan tahun di perang pertahanan suci dengan peralatan minim dan sederhana menjahit pakaian, topi dan kaus kaki bagi anak-anaknya yang berada di medan tempur, kini di kancah lain seperti era tersebut juga berkorban karena mereka mendapat ajaran Sayidah Fatimah Az-Zahra serta menjadi teladan bagi generasi baru Revolusi Islam.
Selain itu, Ayatullah Khamenei berkata, "Sayidah Fatimah Az-Zahra as dijadikan teladan di seluruh bidang, khususnya gerakan sosial dan revolusi." (MF)