Jan 30, 2022 10:35 Asia/Jakarta
  • Foto Presiden Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Emmanuel Macron.
    Foto Presiden Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Emmanuel Macron.

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara melalui telepon pada Sabtu (29/1/2022) malam.

Kedua pihak membahas cara-cara untuk memperkuat hubungan bilateral, isu-isu regional, dan perkembangan terbaru perundingan nuklir Wina untuk pencabutan sanksi Iran.

Mengacu pada pengakuan Amerika Serikat atas kegagalan kebijakan tekanan maksimum, Raisi mengatakan Iran telah menunjukkan tekad dan keseriusannya untuk mencapai kesepakatan dalam negosiasi, dan segala upaya dari pihak lawan dalam hal ini harus mencakup pencabutan sanksi, verifikasi, dan jaminan yang kredibel.

Dia menekankan bahwa stabilitas dan keamanan di kawasan hanya dapat dicapai melalui solusi intra-regional, bukan intervensi asing.

Presiden Iran menyeru masyarakat internasional untuk memperhatikan krisis kemanusiaan di Yaman dan mencabut blokade terhadap orang-orang yang tertindas di negara itu.

Pada kesempatan itu, Presiden Prancis menekankan bahwa Republik Islam Iran berhak untuk tidak mempercayai AS, karena Amerika telah menyebabkan krisis.

Macron juga mengecam agresi militer terhadap rakyat Yaman, terutama serangan baru-baru ini.

Macron dan Raisi kemudian bertukar pandangan tentang perkembangan di kawasan, termasuk situasi di Lebanon. (RM)

Tags