Haul Imam Khomeini ra, Inilah Isi Pidato Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, rakyat adalah faktor yang sangat penting dan musuh tidak akan mampu menempatkan rakyat melawan pemerintahan (sistem) Islam (Republik Islam).
Hal itu ditegaskan Rahbar dalam pidato Haul ke-33 Imam Khomeini ra yang berlangsung di Kompleks Makam Pendiri Republik Islam Iran ini di Tehran pada Sabtu (4/6/2022) pagi.
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa hari ini, kecenderungan rakyat terhadap agama dan revolusi tentu lebih dari awal revolusi. Menurutnya, hal itu tampak pada partisipasi luas rakyat dalam tasyi' jenazah para tokoh perlawanan dan ulama.
Rahbar menuturkan, kehadiran jutaan orang dalam tasyi' jenazah terpotong-potong Syahid Letnan Jenderal Hajj Qassem Soleimani dan haul tokoh revolusioner pejuang dan mujahid ini, dan tasyi" jenazah serta ekspresi kesedihan rakyat atas wafatnya Marja' Besar dan Fuqaha seperti Ayatullah Safi Golpaygani dan Ayatullah Mohammad Taqi Bahjat tidak bisa dibandingkan dengan penghormatan terhadap tokoh politik dan seni lainnya di tanah air, dan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap ulama, agama, jihad dan perlawanan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut menyinggung penyebab kesalahan perhitungan musuh-musuh Iran yang terjadi berturut-turut, dan peran sejumlah penasihat pengkhianat Iran dalam menyimpulkan perhitungan itu.
Ayatullah Khamenei menuturkan, penasihat-penasihat pengkhianat ini tidak hanya mengkhianati negara mereka sendiri tetapi juga mengkhianati para pejabat Amerika Serikat, sebab, konsultasi dan kesimpulan keliru para penasihat ini telah menyebabkan kegaggalan mereka.
Rahbar menilai salah satu faktor permusuhan terhadap Republik Islam adalah disebabkan sikap serius Imam Khomeini ra dalam menjaga jarak dengan Barat.
Ayatullah Khamenei mengatakan, mendukung Palestina dan memberikan kedutaan rezim Zionis (di Tehran) kepada rakyat Palestina, mengkritik kemunafikan dan kejahatan-kejahatan negara-negara Eropa dan Amerika adalah contoh penting dari sikap Imam Khomeini ra yang menjaga jarak dan memisahkan peradaban, pemikiran dan sistem Islam dengan peradaban dan pemikiran Barat.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung pembajakan pemerintah Yunani terhadap kapal tanker Iran, dan mengatakan bahwa pemerintah Yunani baru-baru ini mencuri minyak Iran atas perintah Amerika Serikat, tetapi ketika para pahlawan yang berani berkorban nyawa demi Republik Islam menyita kapal minyak musuh, mereka dengan propaganda yang luas menuduh Iran sebagai pembajak, padahal mereka yang membajak minyak kita. Rahbar menuturkan, mengambil kembali harta yang dicuri, bukanlah pencurian.
Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, Imam Khomeini ra spirit Republik Islam.
"Imam Khomeini ra adalah sosok yang luar biasa dalam arti kata yang sebenarnya, dan Imam Khomeini bukan hanya Imam kemarin, tetapi juga Imam hari ini dan besok," tuturnya.
Ayatullah Khamenei membandingkan Revolusi Islam Iran dengan Revolusi Prancis tahun 1789 dan Revolusi Soviet tahun 1917, dan mejelaskan, dua revolusi Prancis dan Uni Soviet dimenangkan oleh rakyat, tetapi setelah itu rakyat tidak berperan apapun, dan disingkirkan. Mereka tidak mampu berpartisipasi dalam revolusi yang mereka ciptakan dengan tubuh dan jiwanya serta dengan kehadiran mereka di jalan-jalan. Akibatnya, kedua revolusi ini dengan cepat menyimpang dari jalurnya.
Namun, lanjut Rahbar, Revolusi Islam Iran menang dengan kehadiran dan jiwa rakyat, tapi rakyat tidak disingkirkan. Kurang dari dua bulan pasca kemenangan revolusi, dilakukan referendum di seluruh negeri dan rakyat memilih sistem pemerintahan.
"Sekitar setahun setelah kemenangan Revolusi Islam, presiden pertama dipilih oleh rakyat, dan beberapa bulan kemudian, Majelis Syura Islam (parlemen) pertama dibentuk lewat pemilihan umum, dan hingga saat ini, hampir 50 pemilu telah diadakan, dan rakyat berpartisipasi dalam pemilu atas kemauannya sendiri," pungkasnya. (RA)