Jul 28, 2022 10:13 Asia/Jakarta

Pada peringatan pelaksanaan shalat Jumat pertama setelah Revolusi Islam, para imam Jumat dari seluruh negeri bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, di Huseiniah Imam Khomeini ra pada Rabu (27/07/2022) pagi.

Ayatullah Khamenei mengangkat beberapa isu dalam pertemuan penting ini. Salah satu yang disampaikan dalam pidato Rahbar adalah perhatiannya pada pencapaian penting Republik Islam Iran di bidang membatalkan poros peradaban dan politik Barat, yaitu pemisahan agama dari politik.

Rahbar menyebut karya besar Republik Islam adalah membatalkan titik sentral identitas peradaban Barat, yaitu "pemisahan agama dari politik".

Ayatullah Khamenei bertemu dengan para imam shalat Jumat seluruh Iran

Menurut Rahbar, "Republik Islam bukan hanya mempertahankan dirinya dengan slogan agama, tetapi dengan kemajuan Iran, berhasil membatalkan upaya jangka panjang Barat untuk menunjukkan bahwa agama tidak kompatibel dengan politik. Dengan demikian, mafia kekuatan Barat, yang dipimpin oleh Zionis dan para kapitalis, di mana Amerika Serikat merupakan pajangan mereka, telah membuat mereka marah akan hakikat yang cemerlang ini, dan terus-menerus berencana untuk menyerang Republik Islam."

Penekanan Pemimpin Besar Revolusi Islam pada karya penting Republik Islam yang membatalkan teori pemisahan agama dari politik, karena tren peradaban Barat yang telah berusia berabad-abad di bidang pemisahan agama dari negara, atau sekularisme, yang menurut Rahbar dianggap sebagai titik sentral identitas peradaban Barat.

Berlawanan dengan penekanan para pemikir dan pemerintah Barat dalam beberapa abad terakhir pada pemisahan agama dari negara atau agama dari politik, Republik Islam, dengan menghadirkan pendekatan baru, yaitu demokrasi agama, telah mampu secara efektif memperkenalkan agama di arena politik dan menimbulkan tantangan serius terhadap klaim lama demokrasi Barat terkait ketidakcocokan agama dan politik dan kebutuhan untuk memisahkan agama dari negara.

Demokrasi agama mengacu pada model pemerintahan yang didasarkan pada legitimasi Ilahi dan penerimaan rakyat, dan penguasa memainkan peran dalam kerangka aturan ilahi, berpusat pada kebenaran, berorientasi pada layanan, dan menciptakan platform untuk pertumbuhan dan keunggulan material dan spiritual.

Pada peringatan pelaksanaan shalat Jumat pertama setelah Revolusi Islam, para imam Jumat dari seluruh negeri bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, di Huseiniah Imam Khomeini ra pada Rabu (27/07/2022) pagi.

Demokrasi agama adalah upaya untuk menyampaikan teori dari dalam pengetahuan yang dimiliki, berdasarkan kemampuan internal dan Islam serta memberikan model untuk mengelola masyarakat berdasarkan ajaran yang diyakini oleh rakyat Iran.

Demokrasi agama dapat dianggap sebagai suatu bentuk pemerintahan di mana warga negara yang beragama memiliki partisipasi aktif dalam kehidupan politik dalam kerangka ajaran syariah. Esensi kedaulatan yang berketuhanan dan peran rakyat yang tak tergantikan telah dianggap sebagai dua elemen utama dari jenis pemerintahan ini.

Pada dasarnya, demokrasi agama setelah Revolusi Islam dan berdirinya Republik Islam Iran dianggap sebagai salah satu simbol utama kemungkinan kompatibilitas antara agama dan politik.

Demokrasi agama yang merupakan salah satu pilar terpenting model kemajuan Islam, dibarengi dengan kebebasan sosial yang dibentuk sejalan dengan keadilan.

Sejatinya, demokrasi agama diusulkan sebagai alternatif yang luar biasa untuk berhadapan dengan sekularisme Barat.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

Oleh karena itu, hal ini membuat marah para pemimpin Barat, khususnya Amerika Serikat, dan salah satu upaya utama Barat, terutama tindakan destruktif dan subversif Amerika Serikat terhadap Iran, adalah mencoba membuat sistem republik tidak efektif dan membuat putus asa rakyat Iran.

Sekalipun demikian, meningkatnya pertumbuhan Iran-Islam dan kemajuannya yang menakjubkan di banyak bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan militer merupakan kegagalan nyata dari kebijakan dan tindakan destruktif pimpinan AS terhadap Republik Islam Iran dan simbol keberhasilan demokrasi agama menghadapi sekularisme Barat.(sl)

Tags