Mencermati Kunjungan Presiden Raisi ke Uzbekistan dan KTT SCO
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi Rabu (14/9/2022) bertolak ke Uzbekistan untuk menghadiri KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).
Sayid Ebrahim Raisi bersama rombongan politik dan ekonomi berkunjung ke Samarkand atas undangan sejawatnya dari Uzbekistan untuk menggelar pertemuan resmi bilatarel dan menghadiri KTT SCO ke-22.
Agenda kerja Presiden Rasisi selama di Samarkand adalah menghadiri dan menyampaikan pidato di KTT SCO ke-22, menandatangani 17 dokumen kerja sama dengan Uzbekistan dan menggelar 10 pertemuan dengan pejabat berbagai negara termasuk Cina, Rusia dan India.
Tahun ini di KTT SCO di Samarkand, Iran akan menandatangani nota kepatuhan untuk bergabung dengan organisasi ini. Di pertemuan tahun lalu SCO di Tajikistan pada September 2021, disepakati dimulainya proses keanggotaan tetap Republik Islam Iran di organisasi ini.
Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) adalah organisasi pemerintah dan memiliki delapan anggota tetap, yakni India, Kazakhstan, Cina, Kirgizstan, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan. Selain itu ada empat negara pengamat seperti Afghanistan, Belarus, Iran dan Mongolia. Adapun mitra perundingan ada enam negara Azerbaijan, Armenia, Kamboja, Nepal, Turki dan Sri Lanka.
Tujuan utama organisasi ini adalah pengembangan kerja sama politik dan ekonomi, menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan. Pemerintah Republik islam Iran untuk meningkatkan interaksi yang seimbang dengan berbagai negara dan hubungan lebih luas dengan tetangga serta negara kawasan, menindaklanjuti proses keanggotaan tetap di SCO.
Peran luar biasa organisasi ini dalam bidang hubungan internasional lebih baik terungkap ketika kita mengetahui bahwa lebih dari 40 persen penduduk dunia tinggal di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai dan sekitar 25 persen produk bruto dunia menjadi milik anggota organisasi ini. Volume ekonomi negara-negara anggota organisasi ini adalah 20 triliun dolar, yang telah meningkat 13 kali lipat dibandingkan dengan 20 tahun terakhir. Produsen energi terbesar dunia, yaitu Rusia, dan konsumen energi terbesar dunia, Cina, berada dalam organisasi ini. Iran juga memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat besar, yang bersama dengan Rusia, dapat melengkapi perekonomian negara-negara anggota SCO.
Pada tahun 1400 Hijriah Syamsiah, perdagangan Iran dengan anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai mencapai lebih dari 37,168 miliar dolar, yang merupakan pertumbuhan 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Iran juga telah mengusulkan kepada Organisasi Kerja Sama Shanghai definisi mata uang tunggal untuk transaksi komersial di antara blok Eurasia, yang meliputi Cina, India dan Rusia, untuk menangani secara efektif sistem keuangan global yang didominasi oleh dolar AS.
Bidang transit dan transportasi akan menjadi salah satu bidang kerja sama antara Iran dan anggota SCO; Iran dianggap sebagai jembatan penghubung antara Utara dan Selatan serta Timur dan Barat. Republik Islam Iran menghubungkan Asia Timur dan Asia Tengah dengan Eropa dan Afrika melalui darat dan laut, yang sangat penting bagi perdagangan anggota SCO, termasuk ekspor Cina.
Mohammad Reza Hariri, Ketua Kamar Dagang Bersama Iran-Cina terkait hal ini mengisyaratkan peran Asia khususnya Asia Selatan dan Asia Tenggara di masa depan ekonomi global, dan mengatakan, "Asia Timur dan Asia Selatan memiliki perbatasan hubungan dengan Asia Barat dan dunia Barat, dan perbatasan ini praktis adalah negara Iran."
Wajar keanggotaan Republik Islam Iran di Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) tak diragukan lagi dapat nilai sebagai capaian penting, sementara Amerika dengan memaksakan represi ekonomi dan keterkucilan politik, berusaha memaksa Iran mundur dari sikapnya, keanggotaan tetap di SCO sekali lagi dapat menggagalkan upaya untuk mengucilkan Iran dari sisi politik dan juga memuculkan peluang yang tepat untuk berpartisipasi di konvergensi regiona, karena mengingat kerja sama luas anggota organisasi ini di bidang politik, keamanan, ekoonmi, perdagangan, finansial, perbankan dan energi, akan tercipta atmosfer yang lebih tepat bagi interaksi internasional Iran. (MF)