Iran Aktualita, 22 Oktober 2022
https://parstoday.ir/id/news/iran-i131836-iran_aktualita_22_oktober_2022
Berita terbaru di Republik Islam Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah peristiwa penting seperti pertemuan ratusan cendekiawan dan elite serta pemikir dan intelektual muda Republik Islam Iran dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 22, 2022 16:10 Asia/Jakarta
  • Cendekiawan dan intelektual muda Iran bertemu Rahbar, Rabu (19/10/2022).
    Cendekiawan dan intelektual muda Iran bertemu Rahbar, Rabu (19/10/2022).

Berita terbaru di Republik Islam Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah peristiwa penting seperti pertemuan ratusan cendekiawan dan elite serta pemikir dan intelektual muda Republik Islam Iran dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.

Pertemuan berlangsung di Huseniyah Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Rabu (19/10/2022).

Dalam pidatonya, Rahbar menyebut kemajuan-kemajuan yang dicapai Republik Islam Iran, selama 40 tahun menjadi bukti benarnya analisa revolusi atas dunia, di hadapan analisa para peniru budaya Barat.

Ayatullah Khameneii menyinggung propaganda terus menerus Barat sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran hingga sekarang terkait keruntuhan Republik Islam.

"Mereka bahkan menentukan waktu untuk klaim ini, dan mereka selalu mengatakan satu bulan lagi, setahun lagi atau lima tahun lagi Republik Islam Iran akan runtuh, dan sejumlah orang di dalam Iran, sendiri karena lalai atau kebencian, menyebarluaskan klaim ini," ujarnya.

Rahbar menegaskan, kami tidak menyerah, dan tetap tegak berdiri, dan Insyaallah akan terus tegak berdiri.

"Sebuah kerangka analisa meyakini bahwa upaya dan perlawanan terhadap aturan hegemonik global dan kekuatan-kekuatan yang lahir darinya seperti Amerika Serikat, tidak berguna dan menyebabkan kemusnahan, orang-orang semacam ini akan mengira orang lain yang memiliki analisa berbeda tentang realitas dan dunia, sebagai orang yang sedang bermimpi," jelasnya.

Akan tetapi, lanjut Ayatullah Khamenei, kerangka analisa kedua dan realistis bertumpu pada pandangan terhadap serangkaian kenyataan yang tidak hanya kenyataan yang baik tapi juga kenyataan-kenyataan buruk.

"Realitas yang perlu diperhatikan adalah Republik Islam Iran telah melanjutkan gerakan cepat yang dimulai dari ujung kafilah, dan hari ini sudah mencapai ke depan kafilah," tuturnya.

Rahbar menekankan bahwa civitas akademik di universitas-universitas Iran, tidak boleh membiarkan negara bergantung pada Barat, dan menjelaskan berbagai prestasi yang diraih oleh para intelektual muda dan ilmuwan Iran.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung penelitian dan prestasi-prestasi Institut Royan di berbagai bidang seperti sel punca dan kloning binatang hidup, kemajuan di bidang petrokimia, peluncuran serta pemindahan satelit ke ruang angkasa, prestasi-prestasi asasi di industri nuklir, produksi vaksin yang rumit termasuk vaksin Corona, dan kemajuan-kemajuan menakjubkan di industri rudal dan drone Iran.

Peringati Maulid Nabi Saw, Warga Iran Berkumpul di Valiasr Square

Puluhan ribu warga Tehran, ibu kota Republik Islam Iran merayakan Maulid Nabi Agung Muhammad Saw dan wiladah Imam Ja'far Shadiq as yang jatuh pada tanggal hari Jumat, 17 Rabiul Awal 1444 H atau (14/10/2022) di Valiasr Square.

Hari Minggu, 9 Oktober 2022 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal, adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Saw –menurut riwayat Ahlu Sunnah– dan dimulainya Pekan Persatuan Islam di Republik Islam Iran.

Ahlu Sunnah berpendapat Rasulullah Saw lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah pada tanggal 17 Rabiul Awal. Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra kemudian menetapkan rentang waktu antara 12-17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam, dan menjadikannya sebagai momentum untuk mempererat persatuan di tengah umat Islam.

Pekan Persatuan merupakan sebuah kesempatan untuk mengkaji lebih jauh tentang urgensitas persatuan dan solidaritas Dunia Islam, terutama di masa sekarang yang sarat dengan fitnah dan konflik.

Meskipun umat Islam memiliki banyak mazhab dan berbeda pandangan dalam sebagian masalah hukum, namun mereka menyimpan banyak persamaan seperti, keyakinan kepada Tuhan yang satu, al-Quran, Rasulullah Saw dan kiblat yang sama.

Umat Islam juga memiliki pandangan yang sama dalam pelaksanaan ibadah-ibadah wajib seperti, shalat, puasa, haji, zakat dan lain-lain.

Selama Pekan Persatuan Islam, beragam acara untuk memperingati Maulid Nabi Agung Muhammad Saw digelar di masjid-masjid, pusat-pusat ziarah dan sekolah-sekolah di Republik Islam Iran.

Forum Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam setiap tahun juga mengadakan Konferensi Internasional Persatuan Islam dengan kehadiran tokoh-tokoh dari dunia Islam, yang digelar bersamaan dengan peringatan Pekan Persatuan (12-17 Rabiul Awal).

Tujuan diadakannya Konferensi Internasional Persatuan Islam untuk menciptakan persatuan dan solidaritas  umat Islam, konsensus para ulama dan ilmuwan Muslim untuk mengkaji dan menyajikan solusi praktis guna mencapai persatuan Islam dan memecahkan masalah umat Islam.

Penyebaran pandemi Covid-19 selama dua tahun menyebabkan konferensi persatuan Islam diadakan dalam format webinar. Tapi sejak tahun lalu sejumlah tamu konferensi menghadiri konferensi ini secara tatap muka, dan tahun ini para tokoh politik dan budaya dunia Islam kembali hadir di Tehran untuk menghadiri Konferensi Internasional Persatuan Islam yang ke-36.

IRGC Tehran: Dalam Kerusuhan Terbaru, 850 Basij Terluka, Tiga Gugur

Kepala Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Muhammad Rasulullah Saw, Tehran, menyinggung larangan Komandan IRGC terkait penggunaan senjata api dalam menghadapi kerusuhan. Menurutnya, dalam kerusuhan yang baru-baru ini terjadi, 850 Basij (relawan rakyat) di Tehran terluka, dan tiga lainnya gugur.

Brigjen Hassan Hassanzadeh, Sabtu (15/10/2022) mengatakan, "Dalam fitnah terbaru, hampir seluruh media dunia bekerja sama menggiring opini melawan Iran, akan tetapi fitnah ini sudah berubah menjadi peluang besar bagi Iran."

Ia menambahkan, "Di seluruh arena pertempuran melawan Amerika Serikat dan Rezim Zionis, kami menang, dan ini menyebabkan musuh tidak berani melancarkan langkah militer terhadap Iran."

Menurut Brigjen Hassanzadeh, para pendukung perusuh di Iran, hanya ingin menambah jumlah korban tewas, akan tetapi perkiraan-perkiraan mereka keliru, karena rakyat Iran, tidak bergabung dengan para perusuh, dan hal ini membuktikan kekuatan lunak Republik Islam Iran.

Ia menegaskan, "Komandan IRGC Mayjen Hossein Salami memerintahkan agar tidak menggunakan senjata dalam menghadapi para perusuh, dan begitulah adanya."

Brigjen Sabahi Fard: Jarak Tempuh Rudal Bavar-373 Capai 300 km

Komandan Pasukan Pertahanan Udara Militer Republik Islam Iran mengatakan, uji coba-uji coba pertama rudal Bavar-373 dilakukan dalam jarak tempuh 300 kilometer.

Brigadir Jenderal Alireza Sabahi Fard, Minggu (16/10/2022) menghadiri seminar sains dan teknologi di Pekan Pertahanan Suci di Akademi Militer Khatam Al Anbiya Saw.

Dalam kesempatan itu ia mengatakan, "Bayangan untuk menembak target terbang musuh pada jarak 300 kilometer, sebelumnya mustahil, tapi sekarang hal itu sedang menjadi kenyataan."

Menurut Brigjen Sabahi Fard, Angkatan Bersenjata Iran sudah mencapai kemampuan maksimalnya, dan telah menciptakan pencegahan pertahanan.

"Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengamati musuh dari pangkalan-pangkalan mereka sendiri," imbuh Sabahi Fard.

Pada saat yang sama, ia memperingatkan musuh agar tidak berpikir untuk menyerang Iran, pasalnya para pejuang di Angkatan Bersenjata, dan Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran, kuat dan siaga melawan musuh.

Mengapa Amerika Fokus Mendukung Kerusuhan di Iran?

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengumumkan bahwa Amerika Serikat (AS) fokus terhadap kerusuhan di Republik Islam Iran. Dia mengatakan, meskipun pemerintahan Joe Biden menganggap diplomasi sebagai cara terbaik untuk mencegah pencapaian senjata nuklir, namun sekarang fokus Washington adalah untuk mendukung kerusuhan di Iran.

Dalam sebulan terakhir, beberapa provinsi di Iran telah menyaksikan kerusuhan dan kekacauan yang didukung oleh beberapa negara asing, termasuk AS dan sejumlah negara Eropa. Para pejabat AS secara eksplisit menyatakan dukungan mereka untuk kerusuhan di Iran.

Selain juru bicara Gedung Putih, jubir Kementerian Luar Negeri AS Ned Price juga mengakui bahwa fokus pemerintahan Biden adalah pada kerusuhan di Iran. Dia juga menuduh Tehran tidak siap untuk mencapai kesepakatan nuklir.

Presiden AS Joe Biden juga mendukung kelanjutan kerusuhan di Iran. Dia mengatakan, kami mendukung warga dan wanita Iran yang pemberani. Kini pertanyaan mendasarnya adalah, mengapa para pejabat AS secara terbuka mendukung kerusuhan dan kekacauan di Iran?

Tampaknya, alasan pertama dukungan terbuka para pejabat Gedung Putih terhadap kerusuhan di Iran adalah bahwa AS telah melakukan banyak upaya untuk menggulingkan sistem politik di negara ini dalam beberapa tahun terakhir, tetapi upaya ini selalu gagal.

Kebijakan tekanan maksimum pemerintah AS sebelumnya ditempuh dengan tujuan untuk menggulingkan Republik Islam Iran, dan bahkan John Bolton, mantan Penasihat Keamanan Nasional AS menyatakan bahwa Republik Islam Iran tidak akan berulang tahun ke-40.

Dengan kegagalan kebijakan tekanan maksimum, para pejabat AS fokus pada intensifikasi ketidakpuasan dan penciptaan kerusuhan di Iran. Sekarang, meskipun mereka tahu betul bahwa kerusuhan ini tidak akan mengarah pada penggulingan Republik Islam dan tidak sebanding dengan kerusuhan yang pernah dialami Iran sebelumnya, namun mereka tetap mendukungnya untuk mencegah berhentinya kerusuhan dan terus meletakkan dasar untuk kelanjutan dari kekacauan ini. 

Persepsi dan kesimpulan para pejabat Washington adalah bahwa kelanjutan dari kerusuhan dan kekacauan ini dapat memberikan dasar untuk melemahkan Republik Islam Iran dan membuat para pejabat Tehran sibuk dengan masalah dalam negeri.

Hal ini seperti yang disampaikan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya terbaru bahwa tujuan musuh adalah untuk membuat pemerintah dan pejabat Iran sibuk dengan kerusuhan di dalam negeri.

Alasan kedua dukungan AS terhadap kekacauan di Iran adalah untuk menarik kepuasan dari rezim Zionis Israel dan Al Saud. Tel Aviv dan Riyadh yakin bahwa pemerintah baru AS tidak memberikan tekanan terhadap Republik Islam Iran seperti mantan pemerintahan negara ini yang dipimpin oleh Donald Trump.

Meski ada banyak hal yang membuat adanya jarak di antara Washington, Riyadh dan Tel Aviv, namun pemerintahan Biden, yang akan menghadapi pemilu kongres paruh waktu, berusaha meraih dan meningkatkan dukungan asing untuk kubu Demokratnya dengan mendukung kerusuhan di Iran, yang kekacauan ini juga didukung oleh Arab Saudi dan rezim Zionis.

Alasan ketiga dan paling penting adalah terkait dengan perundingan nuklir. Negosiasi nuklir telah dihentikan sejak awal September menyusul penentangan AS terhadap tuntutan Iran, termasuk jaminan permanen dan penutupan masalah pengamanan di Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Dalam beberapa minggu terakhir, menyusul desakan Iran tentang perlunya memenuhi tuntutannya, ada tanda-tanda bahwa kesepakatan semakin dekat, tetapi kerusuhan di Iran menimbulkan harapan bagi Gedung Putih bahwa dengan menjatuhkan sanksi baru dan mendukung para perusuh, itu dapat memberikan dasar dan landasan untuk penyesuaian tuntutan Iran.

Menurut pengakuan orang-orang seperti Richard Nephew, --yang merupakan salah satu arsitek kebijakan sanksi agar dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi oleh pihak Barat--, perhitungan pejabat pemerintah harus diubah dengan menciptakan "ketidak puasa publik " dan mengancam untuk menggulingkan, serta menekan mereka untuk memberikan poin.

Sebenarnya, AS sedang berusaha memaksa pemerintah Republik Islam Iran untuk menerima kesepakatan nuklir, terutama tanpa menyelesaikan masalah pengamanan, dengan cara mendukung kerusuhan dan tekanan sosial yang berkelanjutan.

Raisi: Statemen Biden Buktikan Kebohongan Klaim HAM Amerika

Presiden Republik Islam Iran menanggapi statemen Presiden Amerika Serikat yang mendukung kekacauan, aksi teror dan instabilitas di Iran, dengan mengatakan bahwa pernyataan Biden membuktikan kepalsuan klaim AS dalam mendukung hak asasi manusia, keamanan dan perdamaian.

Kerusuhan baru-baru ini di Iran dengan dalih kematian Mahsa Amini digunakan sebagai kesempatan untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran dan memicu lebih banyak kerusuhan.

Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan hari Sabtu menyampaikan sikap terkejut terhadap cara orang Iran bereaksi atas kematian Mahsa Amini.

Biden juga mengklaim bahwa protes telah membangkitkan sesuatu yang tidak akan padam untuk waktu yang sangat lama.

Menanggapi pernyataan ini, Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran dalam rapat pemerintah hari Minggu (16/10/2022) menunjukkan peran destruktif Amerika dapat ditemukan dalam sebagian besar aksi sabotase, pembunuhan dan gangguan keamanan tidak hanya Iran, tapi juga di kawasan.

"Selama 70 tahun AS mendukung kejahatan rezim Zionis di Palestina, dua dekade agresi Amerika, dan menyulut perang di Afghanistan hanya sebagian dari contoh tindakan 'Setan Besar'," ujar Raisi.

"Amerika marah menyikapi setiap gerakan yang baik, inovatif dan kreatif dari bangsa Iran. Mereka merasakan kegembiraan dan kebahagiaan jika terjadi kekurangan atau masalah, dan ketidakamanan di Iran. Tapi bangsa Iran yang bijaksana tahu perilaku musuhnya. Mereka akan gagal mencapai tujuannya, karena bangsa Iran akan terus melanjutkan jalan pertumbuhan dan kemajuan dengan kekuatan dan martabat," tegas Presiden Iran.

Aktivitas 180 Perusahaan Asing di Terminal Perbatasan Milak

Manajer terminal perbatasan Milak Hirmand provinsi Sistan dan Baluchestan Iran mengkonfirmasikan aktivitas 180 perusahaan internasional di terminal perbatasan ini.

Provinsi Sistan dan Baluchestan Iran memiliki jumlah pasar aktif tertinggi di antara berbagai provinsi yang memiliki perbatasan dengan negara lain. Di antaranya, dua pasar terletak di dekat perbatasan umum dengan Afghanistan dan lima pasar lainnya terletak di dekat perbatasan bersama Iran dan Pakistan.

Pasat perbatasan Milak adalah penyeberangan perdagangan terpenting Iran, yang secara langsung mengekspor barang-barang yang dimuat dari pelabuhan Chabahar dan beberapa negara asing lainnya ke Afghanistan melalui pasar ini.

Menurut laporan IRNA, Mostafa Ziyaee, Direktur Terminal Perbatasan Milk Hirmand di utara Sistan dan Baluchestan Iran, mengatakan, Ada 180 perusahaan internasional dan dua perusahaan transportasi online beroperasi di terminal perbatasan ini.

Ziayee menambahkan, barang utama yang ditransportasikan dari terminal perbatasan Milak ke Afghanistan adalah suku cadang mobil dan barang ekspor antara lain produk susu, buah, produk olahan minyak dan semen.

Manajer terminal perbatasan Milk Hirmand di provinsi Sistan dan Baluchestan menyatakan bahwa, mengingat kota Zaranj di Afghanistan memiliki keamanan yang lebih tinggi daripada kota-kota lain di negara ini, sebagian besar pengemudi asing lebih suka bepergian di perbatasan Milak.

Ketua MA Iran: Kebakaran di Penjara Evin Kejahatan Anasir Musuh

Ketua Mahkamah Agung Iran merespon kebakaran di salah satu bagian penjara Evin, Tehran. Menurutnya, apa yang terjadi di penjara Evin adalah kejahatan yang dilakukan segelintir anasir musuh.

Hujatulislam Gholamhossein Mohseni Ejei, Senin (17/10/2022) mengatakan, "Dalam aksi kejahatan itu kita menyaksikan segelintir tahanan membakar sebuah bengkel kerja di Lembaga Pemasyarakatan Evin yang merupakan tempat bagi para tahanan bekerja, dan memberikan nafkah bagi keluarganya. Segelintir tahanan itu juga membakar ruang pertemuan yang dibangun untuk mengembangkan bakat dan pelatihan para tahanan."

Terkait statemen intervensi terbaru Presiden Amerika Serikat, atas urusan rakyat dan Republik Islam Iran, Ejei menuturkan, "Sangat menggelikan dan konyol, Presiden AS dengan pengalaman luas selama beberapa dekade dalam melakukan kejahatan kemanusiaan di seluruh penjuru dunia, terutama terhadap rakyat Iran, lalu berbicara seperti itu terhadap Iran."

Pada saat yang sama, Ketua Mahkamah Agung Iran memerintahkan petugas penjara serta Pusat Perlindungan dan Intelijen MA Iran untuk bekerja sama dengan aparat keamanan dalam mengidentifikasi pelaku utama kejahatan di penjara Evin.

"Para pelaku kejahatan di penjara Evin membuka peluang bagi pusat-pusat kendali perang dan kerusuhan Zionis, AS dan Inggris, dan tepat di malam ketika kejahatan itu dilakukan, semua mendengar suara AS, Inggris dan pusat-pusat anti-Iran yang lain sebagaimana di hari-hari terjadinya kerusuhan, bekerja layaknya ruang komando perang," pungkasnya.

Manuver Besar AD IRGC di Perbatasan, Apa Tujuan dan Pesannya?

Pasukan Angkatan Darat (AD) Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah memulai latihan besar-besaran di wilayah Aras, utara provinsi Azerbaijan Timur dan Ardabil, Republik Islam Iran pada hari Senin, 17 Oktober 2022.

Manuver besar ini digelar sejalan dengan pelaksanaan misi IRGC (Pasdaran) yang sesuai dengan agenda latihan tahunan, dan dalam rangka meningkatkan kesiapan tempur pasukan Pasdaran.

Komandan AD IRGC  Brigadir Jenderal Mohammed Pakpour mengatakan, operasi heliborne, operasi serangan malam, operasi tempur helikopter, operasi drone tempur dan drone bunuh diri, pembangunan jembatan di atas sungai Aras, penguasaan dan pengendalian jalan-jalan transportasi, operasi perebutan perbukitan dan operasi penghancuran ofensif adalah bagian dari latihan kali ini.

"Pesan dari latihan ini untuk negara-negara tetangga adalah perdamaian dan persahabatan dan pemantapan serta penguatan keamanan yang stabil, dan pesan bagi musuh adalah untuk mengumumkan kesiapan pasukan AD IRGC bersama dengan Angkatan Bersenjata lainnya guna mempertahankan perbatasan negara dan memberikan tanggapan tegas terhadap setiap ancaman terhadap Republik Islam Iran," tegasnya.

Pernyataan Brigjen Pakpour menunjukkan bahwa kekuatan militer Iran, dalam kerangka kebijakan domestik dan regional, selalu mengutamakan keamanan dan menjaga serta menjamin perdamaian dalam setiap aktivitas militer. Pasukan AD IRGC (NEZSA) adalah salah satu dari lima matra Pasdaran yang memiliki lebih dari 100.000 personel, dan merupakan pilar dan badan utama IRGC.

Pasukan AD IRGC akan melakukan berbagai tahapan latihan di perbatasan barat laut Iran, yang salah satu latihan operasional pasukan tersebut akan berlangsung di kawasan sungai Aras. Salah satu fitur penting dan efektif dari latihan di wilayah sungai Aras, seperti latihan-latihan militer Iran lainnya, adalah partisipasi pasukan rakyat dan Basij serta pasukan penjaga perbatasan.

Fokus pada partisipasi masyarakat untuk memastikan keamanan berkelanjutan dengan tujuan mempopulerkan keamanan adalah di antara agenda dalam kegiatan tersebut. Inilah alasan mengapa mengadakan latihan militer di perbatasan barat laut Iran akan menjadi sangat penting.  Dalam hal ini, tidak ada keraguan bahwa sejumlah pasukan asing, dengan bantuan pemerintah-pemerintah yang berada di bawah dominasi Barat, telah mulai menyerang dan merusak perbatasan-perbatasan Iran.

Latihan pasukan AD IRGC diadakan dalam situasi di mana setelah berakhirnya konflik Karabakh dan penandatanganan perjanjian 10 poin pada tengah malam tanggal 9 November 2020 antara Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan yang dimediasi Presiden Rusia Vladimir Putin, para pejabat pemerintah Ilham Aliyev--mengikuti saran dan rekomendasi pihak asing-- bersikeras meminta untuk menerima koridor dari wilayah selatan Armenia ke perbatasan negara ini dan ke Republik Otonomi Nakhchivan.

Permintaan ini telah diajukan oleh para pejabat Turki. Jelas bahwa penyerahan koridor semacam itu ke Republik Azerbaijan akan mengeluarkan perbatasan-perbatasan Iran dengan Armenia dan pembangunan jalan transit Iran ke Georgia dan Rusia serta Laut Hitam melalui Armenia. Jika peristiwa pahit itu terjadi, maka dapat menyebabkan kehancuran dan terpecahnya Armenia dan membuat Iran kehilangan rute transit yang menguntungkan dan berpengaruh. Karena alasan ini, para pejabat Tehran telah berulang kali menekankan penentangannya terhadap perubahan geopolitik di kawasan itu.

Terlepas dari upaya terkait perubahan geopolitik di perbatasan utara Iran, yang telah menjadi agenda konspirasi asing, baru-baru ini, pejabat rezim Zionis Israel memutuskan untuk memindahkan kantor agen Yahudi (Jewish Agency), Sochnut, dari Moskow ke Baku, setelah agen tersebut ditutup oleh Rusia.

Dalam konteks ini, fakta yang tidak dapat disangkal adalah bahwa para pejabat pemerintah Baku sering berbicara tentang Republik Azerbaijan yang merdeka dan independen, tetapi dalam praktiknya, beberapa keputusan yang berkaitan dengan pemerintah Ilham Aliyev didikte dan bahkan dibuat oleh pihak berwenang Turki dan sebagiannya dibuat oleh rezim rasis Israel.

Dalam hal ini, Arif Shahmarli, yang sebelumnya bernama Arif Mammadov, mantan Duta Besar Republik Azerbaijan untuk Uni Eropa, namun sekarang bergabung dalam kelompok oposisi, mengatakan, dengan pemindahan kantor kegiatan organisasi Zionis, Sochnut, di Baku, maka mulai sekarang, landasan untuk kehadiran orang-orang Yahudi yang meninggalkan Rusia, akan tersedia di Republik Azerbaijan.

Pemindahan kantor Sochnut dari Moskow ke Baku berarti bahwa keputusan penting telah diambil di luar kendali pemerintah Ilham Aliyev dan diserahkan kepada pihak asing. Bahkan, dengan memindahkan kantor Sochnut ke wilayah Republik Azerbaijan, Israel telah menemukan peluang untuk melakukan operasi sabotase di dalam perbatasan Iran.

Di sisi lain, pemerintah Ilham Aliyev telah menandatangani puluhan perjanjian keamanan dengan Iran selama beberapa dekade terakhir. Dalam perjanjian ini, Iran dan Republik Azerbaijan telah berkomitmen untuk mencegah penggunaan pihak ketiga untuk menyerang pihak lain.

Bagaimanapun, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa petualangan rezim Zionis di wilayah Republik Azerbaijan pada akhirnya akan merugikan pemerintah dan rakyat satu-satunya negara muslim di Kaukasus Selatan ini.

Mempertimbangkan kejadian baru-baru ini, tanpa diragukan lagi, manuver AD IRGC di perbatasan barat laut Iran dapat mengingatkan sebagian kecil dari kemampuan militer negara ini kepada pihak-pihak ekspansionis dan petualang bahwa mereka tidak boleh membuat repot sebuah negara dan bangsa besar Iran yang memiliki sejarah dan budaya yang sangat kuno, dan jika mereka bersikeras untuk melakukan hal itu, maka sama halnya mereka akan membawa kehancuran mereka sendiri dengan sengaja.

Iran Bantah Kirim Senjata ke Rusia

Media yang dekat dengan Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Nournews melaporkan bahwa Iran hingga kini tidak mengirim senjata apa pun ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dalam pertemuan dengan menteri luar negeri Jerman, Denmark, Austria, dan Ukraina baru-baru ini, mengklaim bahwa Rusia menggunakan drone Iran dalam serangan ke Kiev, dan mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Iran, jika klaim ini terbukti.

Nournews, outlet media yang dekat dengan Dewan Tinggi Keamanan Nasional Republik Islam Iran dalam cuitan di Twitternya hari Senin (17/10/2022) mengatakan, "Prancis berusaha menyalahkan Iran dalam proses negosiasi dengan mengklaim peran Iran dalam perang Ukraina dan menghubungkannya dengan Pelanggaran terhadap Resolusi 2231. Padahal Iran tidak melakukannya. Iran belum mengirimkan senjata apapun ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina. Selain itu, embargo senjata Iran telah berakhir pada Oktober 2022 sesuai dengan Resolusi 2231,".

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Portugal menekankan sikap netral negaranya dalam krisis Ukraina, dengan mengatakan, "Republik Islam Iran tidak memasok senjata apapun untuk digunakan dalam perang Ukraina,".

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Portugal Joao Gomez Cravinho hari Jumat (14/10/2022) mengatakan,"Mempersenjatai salah satu kubu dalam krisis akan memperpanjang perang. Jadi kami belum dan tidak menganggap perang sebagai cara yang benar baik di Ukraina, Afghanistan, Suriah atau Yaman,".

Iran dan Rusia akan Operasikan Sistem Finansial Pengganti SWIFT

Perwakilan dagang Rusia di Iran mengatakan, sistem pengiriman pesan transaksi antarbank atau non-bank pengganti SWIFT antara Iran dan Rusia akan segera dioperasikan.

Rustam Ziganshin, Selasa (18/10/2022) menyinggung penyelenggaraan pertemuan Komisi Bersama Ekonomi Iran-Rusia dua minggu ke dapan dan mengatakan, "Pertemuan ini akan dihadiri anggota kabinet dua negara, dan keputusan-keputusan penting untuk mengoperasikan sistem finansial pengganti SWIFT akan diambil dalam pertemuan ini. Jika disetujui kedua negara, dalam waktu dua atau tiga bulan ke depan, sistem transaksi keuangan Iran dan Rusia akan mulai diaktifkan."

Di sisi lain, Menteri Industri dan Pelayanan Republik Bashkortostan, Federasi Rusia, Alexei Gusev mengabarkan peningkatan enam kali lipat neraca perdagangan Republik Bashkortostan dan Iran tahun lalu.

Ia menuturkan, "Perusahaan-perusahaan Iran dan Bashkortostan dapat melakukan transaksi jual-beli produk-produk terkait dengan industri otomotif, industri kimia, kakao, baja dari Bashkortostan, dan produk baja, dan bahan makanan dari Iran.

Menurut Gusev, neraca perdagangan Republik Bashkortostan dengan negara-negara Muslim mencapai 352 miliar dolar, dan terjadi peningkatan investasi asing di republik ini sebesar 25 miliar juta dolar dalam lima tahun terakhir.

Iran akan Luncurkan Satelit Prediksi Gempa

Kepala Badan Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Industri Iran mengumumkan pembangunan satelit untuk memprediksi gempa bernama Ayat.

Hassan Zamanian, Kepala Badan Penelitian Ilmu Pengatahuan dan Industri Iran dalam pertemuan kepala penelitian dan teknologi universitas dan pusat pendidikan tinggi ke-57 hari Rabu (19/10/2022) mengatakan, "Di Lembaga Penelitian Imu Pengatahuan dan Industri Iran, banyak proyek teknologi penting yang sedang berlangsung dari produksi mesin laser bedah, mesin dialisis portabel hingga pembangunan satelit  Ayat untuk prediksi gempa,".

"Lembaga ini adalah pusat dari Persatuan Negara-negara Samudra Hindia di Iran, yang akan segera mendirikan pusat internasional untuk menangani masalah debu," ujar Zamanian.

"Jaringan taman sains dan teknologi Persatuan Samudra Hindia dibentuk atas saran Badan Penelitian Ilmu Pengatahuan dan Industri Iran yang telah menyimpulkan dua perjanjian internasional dalam bentuk jaringan ini.

Majalah Science: Teleskop Kelas Dunia Iran Rilis Foto Kosmik Pertama

Majalah ilmu pengetahuan Science mengabarkan, teleskop kelas dunia Iran, merilis foto kosmik pertama di Observatorium Nasional Iran, INO.

Science, Rabu (19/10/2022) menyebut penggarapan proyek besar teleskop kelas dunia Iran, di tengah sanksi, merupakan sesuatu yang luar biasa dan bukti kemajuan sains Iran.

"Saat pertama kali orang-orang Iran memulai proyek ini, pembangunan dan penyelesaiannya hanya sebuah mimpi. Untuk membangun observatorium nasional, Iran harus mengatasi banyak hambatan yang juga dihadapi oleh segelintir rekan kerja mereka di belahan dunia lain, sanksi-sanksi yang membatasi impor teknologi tinggi dan pembatasan visa untuk mereka yang harus berkunjung ke luar negeri," ujarnya.

Teleskop Observatorium Nasional Iran telah merilis foto berwarna salah satu galaksi bernama NGC23 yang berjarak 200 juta tahun cahaya dari bumi.

Dengan rilis "cahaya" pertama oleh teleskpo berukuran 3,4 meter Observatorium Nasional Iran ini, maka langkah terakhir adalah menghimpun bagian-bagian teleskop, dan menyempurnakan proyek sains terbesar Iran.