Mengapa Pencabutan Sanksi terhadap Iran Penting bagi Dunia ?
Di saat negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat terus melancarkan tekanan maksimum terhadap Iran, pemerintah di kawasan menentangnya dan menekankan urgensi pencabutan sanksi terhadap Tehran demi kepentingan stabilitas global, terutama keamanan energi
Terkait hal ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan kembali pentingnya pencabutan sanksi AS terhadap Iran yang diperlukan untuk mengatasi krisis energi di dunia. Pejabat Turki ini mengungkapkan,"Ketika krisis energi di dunia yang semakin meningkat, terutama di Eropa, karena sanksi terhadap Iran dan kemudian Rusia; satu-satunya cara untuk meredam krisis ini dengan membatalkan sanksi terhadap Iran,".
Menteri luar negeri Turki hari Jumat menyinggung keputusan OPEC+ untuk mengurangi produksi minyaknya yang mengarah pada kenaikan harga emas hitam itu. Cavosoglu menekankan, "Jika Anda ingin harga minyak turun, maka segera hapus sanksi terhadap Iran".
Kepala jawatan diplomasi Turki juga menyebut ancaman Amerika Serikat terhadap Arab Saudi karena keputusannya mengurangi produksi minyak sebagai aksi premanisme, dengan mangatakan, "Kami melihat pemerintah Amerika mengancam Arab Saudi yang bergabung bersama negara pengekspor minyak lainnya. Aksi pemaksaan demikian tidak benar, bukan?".
Permintaan otoritas Turki untuk membatalkan sanksi terhadap Iran bukanlah isu baru. Pejabat Turki menyadari pentingnya peran Iran dalam memastikan keamanan pasar energi dunia, dan selalu menuntut pencabutan sanksi ilegal AS terhadap Iran.
Dalam hubungan ini, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Amerika berusaha untuk mengontrol Uni Eropa dan Jepang dengan sanksi minyak dan gas terhadap Iran dan Rusia. Jelas dalam masalah ini, Inggris selalu berdiri di samping Amerika Serikat dan mencoba mengeksploitasi negara-negara ini dengan menekan Uni Eropa dan Jepang.
Tentu saja, upaya bersama Amerika dan Inggris dalam membatasi aliran pasokan energi antara negara pengekspor ke pengimpor migas merupakan faktor terpenting yang mereka gunakan untuk memajukan kepentingan mereka di dunia. Dengan alasan ini, pejabat pemerintah Ankara, menyadari fakta tersebut sambil memperingatkan Amerika dan Inggris, serta berusaha untuk membangunkan pemerintah Eropa dan Jepang dari dampak kebijakan keliru Amerika.
Pasalnya, krisis energi di dunia menjadi masalah serius menjelang musim dingin. Pengulangan tuntutan klise Barat terhadap Iran pada akhirnya menempatkan Uni Eropa dan Jepang dalam masalah serius. Tekanan dikte AS untuk melanjutkan sanksi ilegal terhadap Iran diintensifkan dalam situasi ketika Washington sedang berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari pusaran krisis.
Tip Kurulu, seorang pakar ekonomi Turki mengungkapkan, “Imperium dolar AS secara bertahap sedang mengarah menuju kejatuhan. Sekarang langkah penting bagi negara-negara kawasan adalah memperkuat hubungan timbal balik. Penguatan hubungan negara-negara kawasan tidak akan membiarkan Amerika Serikat melemahkan hubungan bersama kita. Dari sini, kita bisa memanfaatkan kelemahan ekonomi Amerika Serikat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antarnegara kawasan. Mari kita manfaatkan".
Dalam hal ini, otoritas Iran dan Turki telah mengerahkan segala upaya untuk mengurangi dampak tindakan negatif Amerika dalam hubungan timbal balik dengan menempatkan penguatan kerja sama regional sebagai agendanya. Misalnya, penekanan otoritas Tehran dan Ankara untuk meningkatkan volume perdagangan hingga 30 miliar dolar sebagai masalah yang telah diangkat berkali-kali.
Pakar ekonomi mengatakan bahwa nilai pertukaran perdagangan antara Iran dan Turki dapat dipertimbangkan sebagai dasar untuk langkah selanjutnya dalam rangka memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan Tehran-Ankara dan membangun perdagangan bebas antara kedua negara.
Kebijakan yang salah dari pemerintah barat yang dipimpin oleh AS ini telah menimbulkan banyak kerusakan pada negara-negara kawasan dan dunia. Namun di sini lain, hal tersebut justru memperkuat kerja sama timbal balik antara Iran dan Turki.
Penekanan otoritas kedua negara tetangga dan Muslim pada pembentukan "mata uang bersama umat Islam" dengan tujuan mempercepat perluasan hubungan antara negara-negara Muslim dan pengaturan mekanisme seperti perdagangan dengan mata uang nasional dan pertukaran barang antara kedua negara sebagai salah satu contoh lain dari hubungan konvergensi antara Tehran dan Ankara yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir.(PH)