Teluk Persia selalu Jadi Incaran Kekuatan Asing, Mengapa?
Hari ini, Minggu, tanggal 10 Ordibehesh 1402 HS, yang bertepatan dengan tanggal 30 April 2023, di Republik Islam Iran diperingati sebagai Hari Nasional Teluk Persia, yaitu hari pengusiran penjajah Portugis dari perairan selatan Iran pada tahun 1622.
Teluk Persia adalah kawasan air dengan luas lebih dari 237.000 kilometer persegi di sepanjang Laut Oman dan terletak di antara Iran dan Jazirah Arab.
Teluk Persia merupakan jalur laut penting dan teluk terbesar ketiga di dunia setelah Teluk Meksiko dan Teluk Hudson, yang dianggap sebagai kawasan penting dan strategis secara internasional karena adanya sumber daya minyak dan gas.
Nama historis Teluk Persia telah diterjemahkan sebagai Teluk Persia atau Laut Persia dalam berbagai bahasa, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara Arab di pesisri Teluk Persia berusaha mendistorsi dan mengubah nama teluk tersebut karena provokasi Barat.
Meskipun ada upaya distorsi atas nama teluk tersebut, namun Teluk Persia adalah nama utama yang tersisa dari sumber-sumber tertua.
Ahli geografi dan sejarawan Islam seperti Tabari, Mas'udi dan Yaqoubi dengan suara bulat mengatakan dalam manuskrip mereka bahwa semua wilayah Teluk Persia adalah milik Iran pada periode pra-Islam. Orang-orang Yunani kuno juga menyebut teluk ini sebagai Persicus Sinus (Persian Gulf), yaitu Teluk Persia.
Menurut instruksi Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 14 Mei 1999 (24 Ordibehesht 1378 HS), nama jalur air yang terletak di antara Republik Islam Iran dan Semenanjung Arab adalah Teluk Persia, dan dalam dokumen dan publikasi PBB, harus digunakan nama lengkap, yaitu "Teluk Persia".
Penggalian arkeologi di kota-kota pesisir Teluk Persia telah menunjukkan budaya, seni, dan ekonomi orang Iran di masa lalu. Peradaban ini berakar di utara dan selatan Teluk Persia, dan penduduk saat ini di semua bagian dan pantai Teluk Persia adalah pewaris budaya dan peradaban Iran.
Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan Republik Islam Iran telah menetapkan tanggal 10 Ordibehesht, yang merupakan hari pengusiran Portugis dari Selat Hormuz, sebagai Hari Nasional Teluk Persia.
Namun karena nilai geografis dan peradabannya, Teluk Persia selalu menjadi ajang persaingan dan konflik antara kekuatan kolonialis dan agresor. Di antara masa-masa kehadiran asing di Teluk Persia adalah 150 tahun pendudukan Portugis atas jalur air ini dan Selat Hormuz, yang berakhir pada 1622 Masehi.
Pada tahun 1506 (885 HS), Portugis di bawah pimpinan Kapten Albuquerque, seorang pelaut Portugis yang terkenal, memasuki Teluk Persia. Dia meyakini bahwa negara mana pun dapat menguasai perdagangan dunia dengan mengambil alih tiga titik Malaka, Aden dan Hormuz.
Pemikiran ini membuat Portugis menduduki pulau Qeshm, Hormuz dan Gambrun (Bandar Abbas) untuk beberapa waktu. Pada April 1622, pasukan Iran di bawah kepemimpinan Imam Quli Khan (salah satu jenderal tentara Safawi Georgia dan putra Allahverdi Khan) berhasil merebut Hormuz dan mengambil kembali pulau ini dari kaisar terbesar abad terakhir.
Penjajah Inggris juga pada suatu titik dalam sejarah Teluk Persia, juga serakah atas wilayah tersebut, tetapi akhirnya mereka juga terpaksa meninggalkan daerah itu. Inggris menyerang Bushehr di selatan Iran empat kali. Namun setiap kali para ulama memerintahkan untuk membela wilayah itu, dan para jenderal seperti Rais-Ali Delvari dan Ahmadkhan Tangestani menciptakan epos, penjajah tua itu pun mengalami kekalahan dan mundur.
Jelas bahwa posisi khusus Teluk Persia sebagai pusat penghubung terbesar antara tiga benua di dunia dan keberadaan sumber daya minyak dan gas yang melimpah telah menjadikan kawasan ini sebagai salah satu kawasan strategis terpenting di dunia.
Tentaunya, jalur air ini sangat penting bagi Iran. Hampir semua minyak Iran diekspor dari Teluk Persia dan Selat Hormuz. Sekitar 80% perdagangan Iran dilakukan melalui transportasi laut dari Teluk Persia. Selain itu, dimensi militer dan keamanan Teluk Persia juga mendapat tempat khusus dalam hubungan luar negeri Iran.
Republik Islam Iran selalu menekankan kebijakan bertetangga yang baik dan menyampaikan harapannya bahwa Teluk Persia akan menjadi jaminan keamanan dan stabilitas kawasan serta simbol perdamaian, persahabatan, dan koeksistensi antarbangsa di kawasan, dan pihak-pihak lain harus menghormati penciptaan perdamaian dan keamanan di kawasan Teluk Persia di tangan negara-negara pesirsir Teluk Pesia. (RA)