Iran Aktualita, 28 Oktober 2023
(last modified Sat, 28 Oct 2023 11:48:17 GMT )
Okt 28, 2023 18:48 Asia/Jakarta
  • Rahbar, Ayatullah Khamenei
    Rahbar, Ayatullah Khamenei

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Rahbar: Negara-Negara Muslim Jangan Ragu, Palestina Pasti Menang.

Selain itu, masih ada isu-isu lain seperti;

  • Raisi: Negara-Negara Barat Terlibat Kejahatan Zionis di Gaza.
  • Jenderal IRGC: Kendali Pemerintahan Israel di Tangan CENTCOM
  • Kanaani: Bunuhi Wartawan, Israel Tak Bisa Tutupi Kejahatannya
  • Abdollahian: AS Kirim Pesan Minta Iran Menahan Diri soal Gaza
  • Menhan Iran: Serangan Brutal Rezim Zionis di Gaza Bunuh Diri Politik
  • Menlu Iran dan Indonesia Bahas Upaya Hentikan Kejahatan Israel di Gaza
  • Iran dan Arab Saudi Bentuk Dewan Tinggi Perdagangan Bersama
  • Dukung Palestina, Iran Gelar Manuver Militer di Perairan Teluk Persia

Rahbar: Negara-Negara Muslim Jangan Ragu, Palestina Pasti Menang

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, mengatakan negara-negara Muslim dunia tidak boleh bersikap reaksioner dalam menghadapi para penjahat, dan kemenangan pasti diraih Palestina.

Image Caption

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (25/10/2023) dalam pertemuan dengan panitia penyelenggara Kongres Mengenang 6.555 Syuhada Provinsi Lorestan, menggarisbawahi ketertindasan rakyat Gaza, yang dibarengi kesabaran dan kekuatan dalam melawan kejahatan kontinu Rezim Zionis.

"Apa yang ingin saya tekankan di sini adalah negara-negara Muslim, tidak boleh kalah, jangan karena tekanan Amerika Serikat, dan negara Barat lain, mereka sampai mengulangi tuduhan bahwa orang-orang yang membela tanah airnya adalah teroris," ujar Rahbar.

Ia menambahkan, "Apakah orang-orang yang membela tempat tinggal, dan tanah airnya adalah teroris ? Pemerintah fiktif dan penindas yang merampas tempat tinggal, dan tanah air orang-orang itulah yang teroris."

Ayatullah Khamenei menambahkan, "Negara-negara Muslim, dan para juru bicara pemerintah harus berhati-hati jangan sampai mengulang kata-kata Amerika Serikat, dan Barat."

"Ketahuilah pada peristiwa kali ini, dan peristiwa-peristiwa selanjutnya, Palestina, pasti akan menang. Dunia masa depan adalah dunia Palestina, bukan dunia Rezim Zionis. Masa depan adalah milik Palestina, sementara upaya yang dilakukan AS, dan Barat, menindas, melakukan kejahatan, dan menciptakan bencana, semua itu sia-sia, dan Insyaallah, tidak akan berhasil, dengan izin Allah Swt," paparnya.

Pada saat yang sama Rahbar, menilai peristiwa yang terjadi di Gaza, di satu sisi adalah gambaran ketertindasan, sementara di sisi lain adalah gambaran kekuatan.

"Benar, rakyat Gaza, adalah rakyat yang tertindas, dan musuh haus darah serta bengis, Rezim Zionis perampok, tidak mengenal batas dalam kejahatannya. Dalam satu rumah sakit rezim ini membunuh ribuan orang, seperti itulah, ia tak mengenal batas," imbuh Ayatullah Khamenei.

Ia melanjutkan, "Ketertindasan rakyat Palestina, nampak jelas seperti sekarang ini. Akan tetapi di samping ketertindasan ini terdapat dua poin penting, pertama, poin kesabaran rakyat Gaza, tawakal mereka kepada Allah Swt. Penduduk Gaza, benar-benar telah bersabar, dan tabah."

Rahbar menegaskan, "Poin penting kedua adalah pukulan yang diberikan para pejuang Palestina, terhadap Rezim Zionis perampok, yang merupakan pukulan determinatif. Sampai saat ini Rezim Zionis, belum pernah mendapatkan pukulan semacam ini, dan sebagaimana sudah kami sampaikan sebelumnya, kerusakan yang ditimbulkannya tidak bisa diperbaiki. Semakin ke depan akan semakin jelas pula bahwa kerusakan yang diderita Rezim Zionis akibat pukulan ini tidak bisa diperbaiki."

Raisi: Negara-Negara Barat Terlibat Kejahatan Zionis di Gaza

Presiden Republik Islam Iran menyatakan bahwa negara-negara Barat mendorong dan mendukung rezim Zionis dalam pembunuhan perempuan dan anak-anak di Gaza.

Image Caption

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam rapat kabinet hari Rabu (25/10/2023) mengatakan, "Sekarang tatanan dunia yang tidak adil mengancam keamanan dan perdamaian semua orang di dunia. Tugas semua orang yang independen, intelektual dan organisasi non-pemerintah untuk memanfaatkan seluruh kapasitas mereka dalam mengutuk kejahatan rezim Zionis, dan tatanan dunia tidak adil yang mendukungnya,".

Mengenai kinerja negara-negara Barat dalam menyikapi serangan rezim Zionis Gaza, Raisi mengatakan, "Negara-negara ini bukan hanya diam terhadap kejahatan rezim Zionis, mereka juga mendorong rezim ini untuk melakukan kejahatan dan pembantaian di Gaza. Bahkan mereka dengan mengirimkan fasilitas dan peralatan tersebut, dan dalam praktiknya, menyertai rezim Zionis dalam membunuh perempuan dan anak-anak Gaza yang tidak berdaya dan tertindas,".

Presiden Republik Islam Iran juga mengkritik kelambanan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hal ini, dan menekankan perlunya untuk mengeluarkan resolusi yang mengecam tindakan tersebut di Majelis Umum PBB.

Menanggapi kejahatan rezim Zionis, pasukan perlawanan Palestina melancarkan operasi “Badai Al-Aqsa” dari jalur Gaza terhadap posisi rezim Zionis di wilayah pendudukan mulai Sabtu, 7 Oktober 2023.

Sejak awal operasi, tentara Zionis yang tidak mampu menghadapi pejuang perlawanan terus-menerus membombardir pemukiman, rumah sakit, pusat keagamaan, dan sekolah di Gaza.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, selama 19 hari kejahatan rezim Zionis di Jalur Gaza, lebih dari 6.000 orang gugur, dan sekitar 20.000 orang terluka.

Jenderal IRGC: Kendali Pemerintahan Israel di Tangan CENTCOM

Deputi Operasi Pusat, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mengatakan, Komando Pusat Militer Amerika Serikat di Timur Tengah, CENTCOM, mengambil alih kendali pemerintahan Rezim Zionis.

Brigjen Abbas Nilforoushan, Rabu (25/10/2023) menuturkan, operasi perlawanan Tufan Al Aqsa, adalah sebuah operasi miniatur dalam skala yang diperkecil dari operasi perlawanan Islam, untuk menghapus Rezim Zionis, dan menunjukkan seberapa jauh keberhasilannya.

Abbas Nilforoushan

Ia menambahkan, "Operasi Tufan Al Aqsa, sedemikian besar sehingga di menit-menit pertama berhasil mengguncang titik kekuatan, dan keseimbangan Rezim Zionis, sampai memaksa AS, untuk segera memasuki kawasan, dan Wilayah pendudukan."

Pada saat yang sama, Deputi Operasi Pusat IRGC, menyinggung kebingungan, dan keputusasaan orang-orang Zionis, setelah operasi perlawanan Tufan Al Aqsa.

"Komando Pusat Militer Amerika Serikat, di Timteng, CENTCOM, sudah mengambil alih kendali pemerintahan Rezim Zionis," ujarnya.

Brigjen Nilforoushan menjelaskan, "Orang-orang Zionis, sedang melarikan diri dari Wilayah pendudukan, dan operasi Tufan Al Aqsa, semakin menunjukkan bahwa prediksi keruntuhan Rezim Zionis, pembunuh anak-anak, lebih cepat terjadi."

Kanaani: Bunuhi Wartawan, Israel Tak Bisa Tutupi Kejahatannya

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyoroti gugurnya 19 wartawan di Gaza dan mengatakan, meski wartawan dibunuhi, kenyataan kejahatan perang Rezim Zionis, pemimpin penjahat perang, dan para pendukungnya, tak akan bisa ditutupi.

Image Caption

Nasser Kanaani, Selasa (24/10/2023) menuturkan, noda hitam akibat pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina, tidak akan bisa dihapus dari dahi Rezim Zionis, dan para pendukungnya.

Di akun X, Jubir Kemlu Iran menulis, "Menurut sumber-sumber Palestina, jumlah wartawan yang gugur akibat serangan Rezim Zionis, mencapai 19 orang."

Ia menambahkan, "Dengan membunuhi para wartawan, Rezim Zionis, tidak akan bisa menutupi kenyataan bahwa ia, pemimpin penjahat perang, dan para pendukungnya, telah terlibat dalam kejahatan ini."

Menurut Kanaani, noda hitam pembunuhan lebih dari 5.000 warga Palestina, dalam waktu sekitar dua minggu, termasuk 2.055 anak-anak, dan 1.119 perempuan, terlukanya lebih dari 15.000 orang, mengungsinya 1,4 juta orang, dan pemboman rumah sakit, masjid, gereja, rumah, ambulans, serta kendaraan tim penyelamat, tak akan hilang dari dahi Rezim Zionis, serta para pendukungnya.

Jubir Kemlu Iran lebih lanjut menerangkan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki hati nurani, dapat berdiam diri menyaksikan semua kejahatan Rezim Zionis ini.

Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, hari ini kembali melakukan pemboman brutal di berbagai wilayah Jalur Gaza, sehingga menyebabkan 140 warga Palestina, gugur, sebagian besar anak-anak, dan perempuan.

Abdollahian: AS Kirim Pesan Minta Iran Menahan Diri soal Gaza

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Amerika Serikat, berdiri di samping Rezim Zionis, dan sekarang kendali perang melawan Palestina, dipegang pasukan dan dinas keamanan AS.

Hossein Amir Abdollahian, Selasa (24/10/2023) dalam jumpa pers setelah pertemuan Menlu 3+3 di Tehran, mengabarkan, AS sedikitnya dua kali mengirim pesan kepada Iran, terkait perang Gaza.

Ditanya soal permintaan AS, kepada Iran, untuk menghentikan pengiriman senjata ke kelompok-kelompok perlawanan, Abdollahian menuturkan, "Sungguh disayangkan AS mendukung Rezim Zionis, secara sepihak, dan totalitas."

"Hari ini saya umumkan informasi akurat, kendali perang melawan Palestina, ada di tangan pasukan dan dinas keamanan AS. Sistem keamanan, pemerintahan dan politik Rezim Zionis, sudah runtuh sepenuhnya, tapi mesin perang Rezim Zionis, dikomandoi pasukan, dinas keamanan dan politik AS, berusaha mencegah Israel, dari keruntuhan," paparnya.

Image Caption

Menurut Abdollahian, AS secara teratur mengirim pesan kepada semua pihak, dan setidaknya dua kali mengirim pesan ke Iran, terkait perang Gaza, dan pesan ini mengandung dua poin asasi.

"Poin pertama bahwa AS, mengaku tidak bermaksud memperluas perang, dan poin kedua AS, meminta Iran, untuk menahan diri, bahkan pada pesan lain Washington, menekankan agar Iran, meminta negara, pemain dan pihak lain menahan diri," imbuhnya.

Menlu Iran menegaskan, "AS mengaku tidak ingin memperluas perang, padahal negara ini dalam dua minggu terakhir membuktikan dirinya sedang meningkatkan eskalasi perang di Gaza dan Tepi Barat, denagn mengirim puluhan bahkan ribuan paket senjata, serta dukungan total terhadap Rezim Zionis, untuk memerangi perempuan, anak-anak, dan warga sipil Palestina."

Menhan Iran: Serangan Brutal Rezim Zionis di Gaza Bunuh Diri Politik

Menteri Pertahanan Iran menyebut serangan brutal rezim Zionis di Jalur Gaza sebagai bunuh diri politik.

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Qaraei Ashtiani dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Suriah Ali Mahmoud Abbas hari Senin (23/10/2023) mengatakan, "Rezim [Zionis] pecundang ini berusaha membalas kegagalan operasional dan intelijennya yang tidak dapat diperbaiki dan belum pernah terjadi sebelumnya dengan membunuh anak-anak dan orang yang tidak bersalah,".

Mohammad Reza Qaraei Ashtiani

Menhan Iran mengutuk kejahatan rezim Zionis di Gaza, khususnya penyerangan terhadap rumah sakit di Jalur Gaza, dengan menegaskan bahwa situasi di Palestina sangat menyedihkan yang membuat sedih seluruh umat Islam.

Menyinggung kemenangan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dalam operasi Badai Al-Aqsa, Brigjen Qaraei Ashtiani mengungkapkan, "Setelah keberhasilan tersebut, rezim Zionis mengungkap sifat aslinya dengan kejahatan tidak manusiawi di Gaza,".

Menteri Pertahanan Iran juga mengecam serangan rezim Zionis dalam pemboman bandara Aleppo dan Damaskus, yang menyebabkan kematian dan cederanya perwira pemberani dan orang-orang Suriah yang tidak bersalah.

Sementara itu, Letjen Mahmoud Abbas, Menteri Pertahanan Suriah dalam percakapan telpon dengan sejawatnya dari Iran mengapresiasi peran aktif Republik Islam Iran terkait isu Suriah dan poros perlawanan.

|a juga menyoroti serangan rezim Israel ke Gaza, serta bandara Aleppo dan Damaskus, yang menunjukkan kelemahan internalnya, terutama di medan perang.

Menlu Iran dan Indonesia Bahas Upaya Hentikan Kejahatan Israel di Gaza

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di sela-sela sidang istimewa Majelis Umum PBB terkait Palestina bertemu dengan Menlu Indonesia, Retno Marsudi.

Dalam pertemuan tersebut Amir-Abdollahian dan Retno Marsudi membahas resolusi usulan Brasil ke Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri kejahatan rezim Zionis Israel.

Image Caption
Image Caption

Seperti dilaporkan IRNA, setelah Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran berkonsultasi di New York mengenai kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas, ia berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia mengenai resolusi yang diusulkan Brazil di Dewan Keamanan dan resolusi yang diusulkan oleh Majelis Umum dan menekankan, "Resolusi-resolusi ini harus mencakup 3 elemen dasar: gencatan senjata segera, perlunya akses berkelanjutan dan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang tertindas, dan melawan migrasi paksa."

Dalam pertemuan tersebut, Amir-Abdollahian seraya merujuk pada kejahatan Israel mengatakan, rezim Zionis tengah melakukan genosida di Palestina.

"Jika genosida di Gaza terus berlanjut, pengobar perang juga tidak akan selamat darinya," papar Amir-Abdollahian.

Menlu Iran menambahkan, langkah terbaru bangsa Palestina dan Hamas melawan penjajah berdasarkan aturan hukum internasional yang berlaku, adalah tindakan yang sepenuhnya sah dan merupakan hak yang melekat pada mereka.

Sementara itu, Menlu Indonesia Retno Marsudi menyebut kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza sangat menyedihkan, dan menekankan pentingnya sinergi untuk menghentikan pembunuhan terhadap masyarakat Gaza yang tidak berdaya, perlunya terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menghentikan migrasi paksa warga Gaza.

Ia juga menyebutkan bahwa kondisi rumah sakit hadiah Indonesia di Jalur Gaza sangat mengkhawatirkan karena tidak adanya obat-obatan dan fasilitas medis.

Operasi Badai Al Aqsa pejuang Palestina memasuki hari ke-20, dan rezim Zionis yang ingin membalas operasi mengejutkan ini, membombardir Jalur Gaza dan Brigade Al Qassam menghujani Tel Aviv dengan roket sebagai balasan atas kejahatan tersebut.

Iran dan Arab Saudi Bentuk Dewan Tinggi Perdagangan Bersama

Duta Besar Arab Saudi di Tehran, yang hadir dalam pertemuan di Kamar Dagang Iran, mengumumkan pembentukan Dewan tinggi pengusaha Iran dan Saudi.

Hossein Selahvarzi, Ketua Kamar Dagang, Industri, Pertambangan dan Pertanian Iran dalam pertemuan dengan Duta Besar Baru Arab Saudi di Tehran hari Rabu (25/10/2023) menekankan perlunya tindakan Iran dalam aktivitas sektor swasta untuk pengembangan hubungan perdagangan antara Iran dan Arab Saudi.

"Pengembangan kerja sama antara kedua negara tidak akan mungkin terjadi tanpa penetapan mekanisme penggunaan mata uang nasional Iran dan Arab Saudi dalam transaksi keuangan," ujar Selahvarzi.

Abdullah bin Saud Al-Anzi, Duta Besar Baru Arab Saudi di Tehran juga menyebutkan kebutuhan sektor swasta dalam memperluas transaksi perdagangan antara kedua negara, dan mengatakan, "Pejabat pemerintah Saudi menekankan peran penting pelaku usaha sektor swasta dalam meningkatkan perekonomian dengan negara lain,".

Duta Besar Arab Saudi di Iran mengumumkan upaya untuk membentuk dewan tinggi pengusaha Iran dan Arab Saudi. "Dewan ini akan memiliki komite eksekutif dan di bawah pengawasan dewan ini semua hubungan bisnis dan perdagangan antara kedua negara, terutama proyek bersama akan dilaksanakan,".

Setelah dua tahun negosiasi dan pembicaraan yang diselenggarakan oleh Irak dan Oman, Iran dan Arab Saudi pada tanggal 10 Maret 2023 mengeluarkan pernyataan kesepakatan antara Tehran dan Riyadh untuk menormalisasi hubungan mereka dengan mediasi Cina. Kedua negara telah memutuskan hubungan diplomatik sejak 2016.

Dukung Palestina, Iran Gelar Manuver Militer di Perairan Teluk Persia

Manuver militer maritim Republik Islam Iran, dalam rangka mendukung rakyat tertindas Palestina, digelar di perairan utara Teluk Persia.

Laksamana Ali Bakhshaei, Komandan Basij Laut Wilayah Ketiga Maritim, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Sabtu (21/10/2023) mengatakan, "Dalam manuver militer ini para peserta mengenderai kapal-kapalnya di perairan Teluk Persia, sambil mengibarkan bendera Iran, Palestina, dan kelompok perlawanan, untuk menunjukkan kebencian pada kejahatan Rezim Zionis pembunuh anak-anak."

Ia menambahkan, "Manuver militer maritim ini digelar untuk mendukung perempuan, laki-laki, dan anak-anak tertindas Palestina, dan dilaksanakan di kota Ahvaz, Hendijan, dan Arvand Kenar."

Berlanjutnya rasisme Rezim Zionis, dan pembantaian rakyat tertindas Palestina, telah menyebabkan kelompok perlawanan Palestina, pada 17 Oktober 2023 lalu melancarkan operasi Tufan Al Aqsa.

Operasi perlawanan Palestina, ini sebagaimana diakui sendiri oleh Rezim Zionis, merupakan serangan paling hebat yang tak pernah terjadi dalam 75 tahun pendudukan Palestina.

Mengalami kekalahan memalukan dari perlawanan Palestina, Rezim Zionis, membabi buta melancarkan serangan ke Jalur Gaza, dan sengaja menyerang warga sipil, perempuan, anak-anak, masjid, gereja, pemukiman penduduk, dan bahkan rumah sakit.

Sampai sekarang, menurut keterangan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, 4.137 warga Palestina, gugur, dan lebih dari 13.000 lainnya terluka.