Iran Aktualita, 4 November 2023
-
Pelajar dan mahasiswa Iran, Tehran, (1/11/2023).
Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti tanggapan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei atas genosida di Jalur Gaza.
Pemimimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, apa yang harus ditekankan oleh pemerintah-pemerintah Islam saat ini adalah penghentian segera kejahatan-kejahatan yang sedang dilakukan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza.
"Pengeboman-pengemboman ini harus segera dihentikan, dan jalur ekspor minyak dan bahan makanan ke rezim Zionis Israel harus ditutup. Pemerintah-pemerintah Islam tidak menjalin kerja sama ekonomi dengan rezim Zionis. Kejahatan dan tragedi (yang diciptakan rezim Zionis) ini harus dikecam di seluruh sidang dan forum internasional dengan suara lantang, jelas, tanpa standar ganda dan tanpa ragu-ragu serta basa-basi," tegas Rahbar dalam pidatonya di hadapan ribuan pelajar dan mahasiswa Republik Islam Iran di Huseiniyyah Imam Khomeini ra di Tehran, Rabu (1/11/2023).
Dalam pidato tersebut, Ayatullah Khamenei menyinggung harapan ganda dari dunia Islam untuk menindak dan melawan kejahatan rezim Zionis Israel.
"Jika pemerintah-pemerintah Islam tidak membantu Palestina hari ini, maka mereka sama halnya telah memperkuat musuh Palestina, yang sebenarnya adalah musuh Islam dan kemanusiaan, dan pada hari esok, musuh Palestina itu akan mengancam mereka," jelasnya.
Rahbar menekankan perlunya memobilisasi dunia Islam, dan menyerukan pemerintah-pemerintah Islam dan Muslim untuk segera menghentikan kejahatan dan pemboman yang dilakukan Israel di Gaza.
Ayatullah Khamenei meminta pemerintah-pemerintah Islam dan Muslim untuk memblokir dan menutup ekspor minyak dan bahan makanan ke rezim Zionis, serta tidak menjalin kerja sama ekonomi dengan rezim penjajah tersebut.
Rahbar juga menyerukan agar kejahatan dan tragedi yang diciptakan oleh rezim Zionis di Gaza dikecam di sidang-sidang dan forum-forum internasional dengan suara lantang, jelas, tanpa standar ganda dan tanpa ragu-ragu serta basa-basi.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut menekankan kembali bahwa pukulan perlawanan Palestina terhadap rezim Zionis tidak akan dapat diperbaiki (dikompensasi), bahkan para pejabat rezim penjajah ini mengakuinya.
"Pukulan terhadap rezim Zionis tidak dapat diperbaiki lagi. Saya mengatakan ini sebelumnya, dan saya menegaskan hal ini sekarang. Lambat laun, dalam perkataan para pejabat rezim Zionis, terlihat bahwa pukulan yang mereka terima bukanlah pukulan yang bisa dikompensasi," ujarnya.
Rahbar menjelaskan, rezim pendudukan sangat tidak berdaya dan kebingungan sehingga berbohong kepada masyarakatnya sendiri. Contoh kebohongan itu adalah pernyataan keprihatinan terhadap para tahanan, dan ini adalah sebuah kebohongan. Sebab, jika benar-benar prihatin atas nasib para tahanan, mengapa mereka mengebom Gaza sedemikian rupa, yang memungkinkan akan menyebabkan para tahanan dari mereka itu terbunuh?
Ayatullah Khamenei menyebut tragedi yang diciptakan oleh rezim Zionis dan Amerika Serikat (AS) di Gaza sebagai bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Rahbar juga mengisyaratkan pukulan memalukan yang ditimbulkan oleh kesabaran dan perlawanan rakyat Palestina di Gaza terhadap kehormatan dan martabat rezim penjajah dan palsu itu, serta para pendukungnya yang arogan.
"Jika tidak ada bantuan komprehensif dari Amerika Serikat, rezim Zionis akan dilumpuhkan dalam beberapa hari. Dunia Islam juga harus melakukan mobilisasi untuk melawan rezim ini dengan memutus kerja sama ekonomi dengan rezim Zionis dan memenuhi tugas penting mereka dalam konfrontasi antara front kebenaran dan kebatilan, serta dengan suara lantang mendesak penghentian segera pemboman dan kejahatan di Gaza," tegasnya.
Mengenai ketergantungan rezim Zionis terhadap bantuan AS, Ayatullah Khamenei menuturkan, jika bukan karena dukungan AS dan dukungan senjata negara ini, pemerintahan Zionis yang korup, palsu dan pembohong ini akan hancur pada minggu pertama. Oleh karena itu, bencana yang diciptakan saat ini oleh Zionis di Gaza adalah dengan bantuan AS, dan sebenarnya itu dilakukan oleh para pejabat Amerika.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut pembunuhan terhadap sekitar 4.000 anak Palestina dalam waktu tiga minggu merupakan kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Rahbar menekankan kewaspadaan umat Islam terhadap peristiwa di Gaza, yang sebenarnya merupakan medan konflik dan perang antara kebenaran dan kebatilan, dan antara iman dan arogansi.
"Kekuatan arogan diwujudkan dengan bom, tekanan militer, tragedi dan kejahatan, namun kekuatan iman akan mengatasi dan mengalahkan semua ini dengan pertolongan dan taufik Ilahi," tambahnya.
Ayatullah Khamenei menjelaskan pencapaian dari kesabaran dan perlawanan masyarakat Gaza, dan mengatakan, hati kami "berlumuran darah" karena penderitaan yang dialami rakyat Palestina, khususnya di Gaza, namun jika ditilik dan dikaji lebih dalam dari peristiwa ini, jelaslah bahwa pemenang dari arena ini adalah rakyat Gaza dan Palestina, yang mampu melakukan hal-hal besar.
Menurut Rahbar, tersingkapnya topeng-topeng kepalsuan hak asasi manusia dari muka Barat, dan dipermalukannya mereka di hadapan masyarakat dunia, dikarenakan buah dari kesabaran, perjuangan dan keteguhan rakyat Gaza, yang tidak pernah mau menyerah.
Rahbar lebih lanjut mengisyaratkan perkataan beberapa sumber Barat yang menyebut Iran sebagai dalang dari mobilisasi kelompok-kelompok masyarakat pendukung Palestina di Inggris dan negara-negara lainnya untuk melakukan demonstrasi anti-Israel.
"Masyarakat Gaza mampu menggerakkan hati nurani umat manusia dengan kesabaran mereka. Anda bisa melihat saat ini di dunia, di negara-negara Barat, di Inggris, di Prancis, di Italia, dan bahkan di AS. Berbagai bangsa dan masyarakat dengan jumlah yang sangat besar, turun ke jalan-jalan untuk meneriakkan slogan-slogan anti-Israel, dan dalam banyak kasus, mereka meneriakkan slogan-slogan anti-AS. Mereka (AS, Israel dan pendukungnya) telah kehilangan reputasi dan kehormatannya. Mereka tidak memiliki 'obat' (atas aibnya), dan mereka tidak akan bisa melakukan pembenaran," terangnya.
Lalu, lanjut Rahbar, ada seorang bodoh yang mengatakan bahwa unjuk rasa di Inggris didalangi oleh Iran, Basij London yang memobilisasinya, dan Basij Paris yang memobilisasinya.
Mengacu pada terungkapnya aib para pembohong di dunia, Rahbar mengatakan, pelabelan terhadap para pejuang Palestina sebagai teroris oleh Barat menunjukkan rasa tidak tahu malu para politisi dan media Barat.
"Apakah seseorang yang membela tempat tinggal dan negaranya adalah seorang teroris? Apakah orang-orang Prancis yang melawan Jerman di Paris pada Perang Dunia II adalah teroris? Bagaimana mungkin mereka disebut pejuang dan menjadi sumber kebanggaan Prancis, sementara para pemuda yang sedang jihad membela Tanah Air seperti Hamas disebut teroris?" tanya Rahbar yang ditujukan kepada para politisi Barat dan media Barat.
Menurut Ayatullah Khamenei, hikmah besar dari operasi Badai al-Aqsa adalah kemenangan sekelompok kecil yang memiliki sedikit peralatan dan fasilitas, namun mempunyai keimanan dan tekad yang kuat.
"Kelompok yang memiliki keimanan ini telah mampu melenyapkan 'produk' dan hasil upaya kriminal yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh musuh, hanya dalam beberapa jam saja," tuturnya.
Rahbar mengatakan, rakyat Palestina juga telah mempermalukan rezim perampas, dan pemerintah-pemerintah arogan yang mendukungnya dengan tindakan dan keberanian mereka, dan hari ini, dengan kesabaran mereka.
Ayatullah Khamenei menyerukan dunia Islam untuk memperhatikan fakta bahwa yang berdiri memusuhi dan melawan Islam dan bangsa Palestina yang tertindas bukan hanya rezim Zionis, tetapi juga Amerika, Prancis dan Inggris. Untuk itu, umat Islam tidak boleh lupa untuk memasukkan fakta ini ke dalam perimbangan, transaksi dan analisis-analisis mereka.
Ayatullah Khamenei kemudian merujuk pada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang janji Allah SWT, yang tercatat dalam Surat ar-Rum, ayat 60;
فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ
Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (60)
"Insyaallah kemenangan untuk Palestina dan rakyatnya tidak akan lama lagi," pungkasnya.

Raisi: Kekalahan Serangan Darat Zionis Lebih Besar dari Kegagalan Hadapi Badai Al Aqsa
Presiden Republik Islam Iran menyebut kegagalan militer rezim Zionis dalam operasi darat di Gaza lebih besar dibandingkan kegagalannya menghadapi operasi Badai Al-Aqsa.
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam wawancara dengan televisi Aljazeera hari Minggu (29/10/2023) mengatakan, "Kelompok-kelompok perlawanan secara terbuka menanggapi pesan-pesan Amerika, namun aneh jika Amerika menyuruh negara lain untuk tidak mengambil tindakan, dan mereka sendiri menyediakan semua senjata, peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan Zionis untuk melakukan kejahatan di Gaza di depan orang-orang di dunia,".
"Kejahatan mengerikan berupa pembunuhan perempuan dan anak-anak yang dilakukan oleh rezim Zionis, dengan dukungan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, telah mengejutkan banyak orang di dunia serta memicu kemarahan dan kebencian terhadap rezim Zionis," ujar Raisi.
“Perlawanan rakyat Palestina menghadapi penindasan yang dipadukan dengan otoritas, yang disebut Rahbar bahwa rakyat Palestina adalah bangsa yang tertindas,tapi bermartabat. Dengan spirit ini, bangsa Palestina dan gerakan perlawanannya akan meraih kemenangan," tegasnya.
Presiden Iran juga menyampaikan bahwa kekuatan perlawanan, baik di Palestina, Lebanon, maupun di kawasan lain, merupakan kekuatan yang muncul dari dalam masyarakat yang muak dengan penindasan dan berkumpul untuk membela tanah air dan hak-haknya.
"Masalah Palestina harus selalu dipandang sebagai isu terpenting dan menjadi perhatian seluruh negara Islam," papar Raisi.
"Dunia Islam dan seluruh negara merdeka di dunia yang tidak berada di bawah kendali Amerika Serikat harus mendukung dan membela gerakan perlawanan Palestina," pungkasnya.
Presiden Republik Islam Iran menyatakan bahwa upaya para pejuang perlawanan Palestina dalam menghalau serangan militer rezim Zionis di Gaza telah menciptakan sebuah epik yang luar biasa.
Presiden Republik Islam Iran dalam rapat kabinet hari Minggu (29/10/2023) mengungkapkan laporan komprehensif mengenai situasi terkini di Gaza, serta langkah-langkah yang diambil oleh Republik Islam Iran untuk mempercepat penghentian kejahatan rezim Zionis.
"Warga Palestina yang tinggal di Gaza, meskipun tertindas, tapi tetap menentang kejahatan keji rezim Zionis secara bermartabat, dan upaya mujahidin perlawanan dalam memukul mundur serangan Zionis di Gaza sebagai sebuah epik luar biasa yang merupakan kekalahan terbesar kedua rezim Zionisme dalam beberapa minggu terakhir," ujar Presiden Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian yang hadir dalam pertemuan ini menyebut operasi Badai Al-Aqsa sebagai pukulan militer, keamanan dan politik terhadap rezim Zionis oleh orang-orang Palestina.
"Dampak dari pukulan ini begitu besar, sehingga sejumlah orang kalangan di Amerika Serikat menggambarkan hal ini sebagai keruntuhan keamanan dan politik rezim Zionis," kata Menlu Iran.
"Meskipun mesin perang rezim Zionis didukung manajemen politik, media dan keamanan Amerika Serikat untuk mengembalikan martabatnya yang hilang, tapi kendali di lapangan masih berada di tangan mujahidin gerakan perlawanan," tegasnya.
Pasukan rezim Zionis baru-baru ini untuk melakukan serangan darat ke Gaza, namun sejauh ini telah gagal dan menimbulkan banyak korban jiwa dari pihak tentara Israel.

Penasihat Keamanan Rahbar: AS Komandoi Pembantaian di Gaza
Penasihat Keamanan pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyatakan bahwa saat ini, dunia sedang menyaksikan genosida, pembunuhan anak-anak dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza yang dilakukan rezim Zionis dengan komando Amerika Serikat.
Menurut kantor berita Iranpress, Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, Asisten dan Penasihat Rahbar dalam konferensi internasional tentang keamanan bersama dan perdamaian abadi di Beijing pada Selasa (31/10/2023) malam mengatakan, "Pemerintah dan organisasi internasional tidak mampu menghentikan kejahatan besar di Gaza,".
Asisten dan penasihat Panglima Besar Angkatan bersenjata Republik Islam Iran mengungkapkan, "Dunia terus menyaksikan kehancuran ratusan rumah dan rumah sakit, kematian dan cederanya ribuan orang, serta terputusnya pasokan air, listrik, bahan bakar, obat-obatan dan makanan di Gaza,".
"Komando politik, militer dan media dari aksi pembantaian besar-besaran warga Palestina yang tinggal di Gaza berada di tangan pemerintah arogan bernama Amerika Serikat," ujar Mayjen Safavi.
Beliau juga menagaskan bahwa upaya untuk penciptakan wacana di tingkal internasional untuk menjaga keamanan global dan berbagai dimensinya merupakan kebutuhan vital bagi semua pemerintah dan negara, karena keamanan adalah anugerah terbesar Tuhan dan dasar dari semua kemajuan umat manusia.
"Hegemoni dan unilateralisme Amerika telah gagal setelah mengadopsi strategi kampanye dan pendudukan militer yang salah di Afghanistan dan Irak selama 20 tahun, dari tahun 2001 hingga 2022. Amerika tidak mencapai tujuan politik, ekonomi, militer dan keamanannya, serta terpaksa mengambil jalan keluar dari Afghanistan setelah menghabiskan belanja negara sebesar tujuh triliun dolar," pungkasnya.

Iran Mulai Pimpin Pertemuan Forum Sosial Dewan HAM PBB
Iran memimpin pertemuan Forum Sosial Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang dimulai hari ini.
Kepala Dewan Hak Asasi Manusia PBB memilih Republik Islam Iran sebagai ketua forum sosial institusi PBB ini pada 10 Mei tahun ini.
Forum Sosial merupakan salah satu mekanisme Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang dibentuk pada tahun 2002.
Setiap tahun forum sosial Dewan HAM PBB memilih topik tertentu, yang berkaitan dengan tantangan, dan perkembangan terpenting yang memicu keprihatinan global di bidang hak asasi manusia, dengan mengkaji berbagai dimensinya.
Untuk pertama kalinya, Republik Islam Iran memimpin Forum Sosial Dewan HAM PBB.
Forum Sosial Dewan HAM PBB adalah dewan PBB yang pertemuannya diadakan setiap tahun untuk membahas suatu masalah khusus.
Tema diskusi tahun ini mengenai peran ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam memajukan hak asasi manusia.
Pertemuan Forum Sosial Dewan HAM PBB akan diadakan pada tanggal 2 dan 3 November di markas besar PBB di Jenewa di bawah kepemimpinan Ali Bahreini, Wakil Tetap Republik Islam Iran di PBB.

Bazar Amal Diplomatik Dibuka di Tehran
Yayasan Bantuan Imam Khomeini ra melalui Asosiasi Diplomatik Wanita Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menyelenggarakan Bazar Amal Diplomatik yang menyediakan kerajinan tangan, pakaian dan kuliner.
Bazar Amal Diplomatik tersebut dibuka pada hari Rabu (1/11/2023) di Klub Diplomatik Kementerian Luar Negeri dan dihadiri oleh istri Hossein Amirabdollahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran.
Istri-istri dari pimpinan berbagai organisasi dan misi diplomatik yang terakreditasi juga hadir dalam pembukaan bazar tersebut.

Kunjungi Turki, Menlu Iran: Jangan Ragu Putuskan Hubungan dengan Israel!
Menteri Luar Negeri Iran, sejak Selasa lalu melakukan putaran baru negosiasi di kawasan Asia Barat, dan setelah Qatar, tujuan kedua lawatannya adalah Turki.
Hossein Amir Abdollahian, Rabu (1/11/2023) melakukan kunjungan ke Turki, setelah sebelumnya melawat Qatar, untuk menindaklanjuti upaya menggelar pertemuan pemimpin negara Muslim, dunia terkait Gaza, dan boikot produk-produk Israel.
Dalam kunjungannya ke Turki, Menlu Iran mengatakan, "Jangan ragu sedikit pun untuk memutuskan hubungan politik, dan diplomatik dengan Rezim Zionis."
Di Ankara, saat bertemu dengan sejawatnya dari Turki, Hakan Fidan, Menlu Iran menilai kebisuan dan sikap pasif masyarakat internasional terkait kejahatan kontinu Rezim Zionis, tidak bisa dibenarkan.
Abdollahian menekankan upaya bersama Iran dan Turki, untuk mengajak negara-negara Muslim, lain guna menghentikan serangan brutal Israel, mengakhiri blokade, dan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Menurut Menlu Iran, semua langkah ini adalah prioritas paling utama, sehingga semakin menegaskan pentingnya pertemuan pemimpin negara-negara Muslim dunia, dan Arab, untuk membahas perang Gaza.
Di sisi lain, Menlu Turki, Hakan Fidan menegaskan bahwa negaranya tidak bisa tinggal diam menyaksikan kejahatan Rezim Zionis, dan Ankara menekankan urgensi gencatan senjata, dan mengakhiri segera bencana kemanusiaan di Gaza.
Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam pertemuan dengan Menlu Iran, mengatakan bahwa prioritas Turki, adalah menghentikan serangan ke Gaza, gencatan senjata, pencabutan blokade dan peyaluran bantuan kemanusiaan.

Percakapan Telepon Amir-Abdollahian-Ismail Haniyeh Soal Gaza
Menteri Luar Negeri Republik Islam Ian dan Kepala Biro Politik Hamas melakukan konsultasi lewat percakapn telepon soal perkembangan terakhir Gaza.
Menurut laporan IRNA hari Jumat (03/11/2023), Hossein Amir-Abdollahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, menulis di laman pribadinya di media sosial, Dalam percakapan telepon malam ini dengan Sheikh Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, kami berdiskusi dan bertukar pendapat tentang perkembangan terkini di Gaza dan Tepi Barat di Palestina.
Disebutkan bahwa Amir-Abdollahian dan Ismail Haniyeh bertemu dan berkonsultasi satu sama lain di Qatar untuk kedua kalinya dalam sebulan terakhir pada hari Selasa (07/11/2023) pekan ini.
Pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023, pasukan perlawanan Palestina melancarkan operasi mengejutkan yang disebut "Badai Al-Aqsa" dari Gaza (Palestina selatan) terhadap posisi rezim pendudukan Quds, dan untuk membalas dan menutupi kekalahan dan menghentikan operasi perlawanan, rezim ini menutup seluruh penyeberangan Jalur Gaza, dan membombardir kawasan perumahan dan medis di daerah ini.
Sementara kejahatan ekstensif dan terus-menerus yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas dan tidak berdaya di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-28, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan jumlah korban jiwa dalam 28 hari agresi rezim Zionis. di jalur ini bertambah menjadi lebih dari 9 ribu orang.