Perspektif Rahbar Soal Normalisasi Hubungan UEA dengan Rezim Zionis
(last modified Wed, 02 Sep 2020 01:54:55 GMT )
Sep 02, 2020 08:54 Asia/Jakarta

Ayatullah al-udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Selasa (01/09/2020) pagi dalam konferensi video yang bertepatan dengan Pertemuan Pendidikan Ke-34, mengatakan, "Dalam analisis yang jelas tentang proses normalisasi dengan rezim Zionis, mereka menjelaskan tujuan dan konsekuensi jahat dari membangun hubungan yang memalukan antara Uni Emirat Arab dan rezim kriminal Israel."

Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar  juga menjelaskan pentingnya peran pendidikan dalam "mendidik manusia yang layak" di bagian lain pidatonya.

Pidato Rahbar hari Selasa itu memuat poin-poin penting dan strategis di kedua bidang tersebut.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

Adapun tentang pembahasan pendidikan. Merujuk desakan Barat untuk mempengaruhi dan memasuki sektor pendidikan berbagai negara yang dilatarbelakangi dengn penerapan gaya hidup Barat, Barat membawakan contoh Dokumen 2030 atau pengaruh pendidikan di beberapa negara di kawasan.

"Hari ini filsafat sosial Barat telah gagal di Barat sendiri dan penampakan kerusakannya dapat disaksikan mulai dari Hollywood hingga Pentagon," ungkap Rahbar

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan pada kepekaan terhadap pengaruh musuh dan menambahkan, "Musuh bermaksud untuk melakukan apa yang tidak dapat dilakukannya dengan cara militer, melalui pengaruh dan dengan cara-cara seperti Dokumen 2030 dan membangun manusia berpikir seperti mereka dan melaksanakan tujuan operasionalnya, sehingga dapat membuka jalan untuk penjarahan bangsa-bangsa."

Hari ini, cara untuk mendominasi bangsa tidak harus menggunakan perang. Sistem dominasi dengan berbagai cara mencoba untuk memiliki generasi masa depan negara-negara, pemikiran, budaya, pandangan dan selera sesuai dengan yang diinginkannya dalam urusan dunia serta para elit dan politisi berpikir dan bertindak dengan cara yang sama. Kritik Rahbar terhadap Dokumen 2030 UNESCO merujuk pada masalah ini. Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi dan mekanisme yang efektif untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan pendidikan dengan mengenali lebih tepat lapisan-lapisan tersembunyi dari tujuan musuh negara.

Apa yang disebutkan di bagian lain pidato Pemimpin Tertinggi Revolusi mengenai tindakan pemerintah UEA dalam menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis; Ini juga didasarkan pada poin kunci ini. Karena tindakan yang salah dapat berbiaya besar dan merugikan masa depan bangsa-bangsa, bahkan lebih dari itu.

Dalam hal ini, Ayatullah Khamenei menyayangkan kerja sama pemerintah UEA dengan tindakan brutal rezim Zionis dan elemen jahat Zionis di pemerintahan AS yang bertentangan dengan kepentingan dunia Islam dan kawasan. Rahbar menyebut langkah ini sebagai pengkhianatan terhadap dunia Islam, dunia Arab dan kawasan. Menurutnya, "Tentu saja, situasi ini tidak akan bertahan lama, tetapi stigmanya akan tetap ada di dahi mereka yang melupakan perampasan negara dan penggusuran bangsa Palestina sesrta membuka kaki Zionis di kawasan."

Kejahatan rezim Zionis di Palestina Pendudukan

Amerika Serikat berupaya membangun hubungan diplomatik dan ekonomi terbuka antara Zionis Israel dan dunia Arab untuk melegitimasi posisi rezim Zionis di dunia Arab dan umat Islam. Strategi ini mengejar dua tujuan:

Tujuan pertama, mengurangi pentingnya “wacana Muqawama dan Perlawanan” dan menggantinya dengan proses normalisasi dalam bentuk proyek Kesepakatan Abad.

Tujuan kedua, runtuhnya secara perlahan dan lunak ekonomi dan keamanan dari negara-negara yang memiliki hubungan dengan rezim Zionis dalam jangka menengah dan panjang.

Namun, sejarah kontemporer kawasan ini menunjukkan bahwa tidak ada negara yang mencapai stabilitas politik dan ekonomi serta keamanan melalui hubungan dengan rezim Zionis Israel, dan sebaliknya, mereka justru berada di jalur disintegrasi dan kehancuran internal.