Malaysia Nyatakan Akan Terus Gandeng Indonesia Lawan Kritik UE Terkait Minyak Sawit
(last modified Wed, 01 Feb 2023 15:07:48 GMT )
Feb 01, 2023 22:07 Asia/Jakarta
  • kelapa sawit di Malaysia
    kelapa sawit di Malaysia

Malaysia akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk melawan kritik Uni Eropa (UE) terhadap minyak sawit.

Hal itu ditegaskan oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Fadillah Yusof, yang merangkap menjadi Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia. Dia menyatakan, Malaysia dan Indonesia akan membicarakan penyusunan aturan untuk melarang penjualan minyak kelapa sawit dan komoditas lain yang terkait dengan deforestasi.
 
“Strategi kerja sama dengan Indonesia untuk melawan minyak anti-sawit kampanye ini dianggap dapat menekan Uni Eropa,” jelas Fadillah Yusof. Menurut dia, Dewan Negara Penghasil Kelapa Sawit Malausia (CPOPC) juga akan menyusun strategi untuk menekan UE agar Malaysia dan Indonesia tidak diintimidasi.
 
Berbicara pada acara Excellence Awards Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) 2022 di Bangi, Malaysia, pada Selasa (31/1/2023), Fadillah mencatat bahwa negara-negara penghasil minyak sawit harus sepakat tentang bagaimana menangani isu-isu global. Dengan begitu, keberatan atas diskriminasi minyak sawit diharapkan dapat dilakukan secara terpadu, efektif, dan tegas.
 
Fadillah Yusof mengatakan, meskipun ini bukan tugas yang mudah, kementerian dan lembaganya akan meningkatkan upaya untuk melawan kampanye anti-kelapa sawit dengan melaporkan fakta-fakta yang tidak dapat disangkal tentang keberlanjutan dan manfaat kelapa sawit.
 
“Kita perlu menunjukkan kepada mereka fakta bahwa kelapa sawit tidak merusak lingkungan, menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan satwa liar,” ujar dia, sebagaimana dikutip Bernama.
 
Dia optimistis industri minyak sawit “Negeri Jiran” diperkirakan akan melanjutkan kinerjanya yang mengesankan pada 2023 ini, dengan komitmen dukungan dari pemerintah yang kuat dan produksi minyak sawit mentah (CPO) yang lebih tinggi.
 
Ekspor minyak Ekspor minyak sawit Malaysia diperkirakan akan meningkat sebesar 3,7 persen menjadi 16,3 juta ton pada tahun 2023. Ekspor tahun lalu mencapai 15,72 ton. Peningkatan ekspor ini akan didorong oleh permintaan berkelanjutan dari negara-negara pengimpor, seperti Uni Eropa Arab (UEA), Arab Saudi, Jepang, Bangladesh, dan Mesir.
 
Sementara itu, Fadillah mengatakan, Kementerian akan memastikan kelancaran proses masuknya tenaga kerja asing untuk membantu mendongkrak produksi CPO tahun ini. Dalam acara penyerahan penghargaan sendiri, dia mengaku bangga dengan pencapaian MPOB yang telah mendapat pengakuan baik nasional maupun internasional atas kontribusinya dalam pengembangan industri kelapa sawit Malaysia.
 
Baru-baru ini, Advanced Biotechnology and Breeding Center (ABBC) MPOB terpilih menjadi penerima Mahathir Science Award 2022, penghargaan Malaysia yang diakui secara global. ABBC mengantongi penghargaan dalam kategori Sumber Daya Alam Tropis sebagai pengakuan atas program penelitian berpikiran maju dalam pengembangan plasma nutfah kelapa sawit.
 
Ini telah menjadi dumber daya penting dalam mendorong nilai sosial ekonomi industri kepala sawit secara nasional dan global.
 
ABBC adalah penerima Mahathir Science Award Malaysia ketiga dalam 17 tahun sejarahnya. (Kompas.com)

Tags