Lebih dari 10 tahun telah berlalu sejak revolusi rakyat Bahrain melawan pemerintahan otoriter Al Khalifa di negara ini. Revolusi yang ditindas oleh Al Khalifa dengan bantuan milisi Al Saud dan membunuh orang-orang di negara ini.
Rezim Al-Khalifa semakin represif terhadap rakyatnya sendiri yang ditangkap karena melancarkan aksi unjuk rasa sejak 2011.
Seorang tahanan politik Bahrain meninggal dunia akibat terinfeksi Virus Corona dan pembiaran yang dilakukan rezim Al Khalifa atas keadaaan dan kesehatan tahanan.
Dengan gugur syahidnya tahanan politik lainnya, protes terhadap rezim Al Khalifa mengenai perlakuan terhadap tahanan politik kembali meningkat.
Rakyat Bahrain menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut pembebasan segera tahanan politik.
Warga Bahrain turun ke jalan-jalan di seluruh negeri untuk menandai peringatan sepuluh tahun kebangkitan rakyat melawan rezim Al Khalifa yang otoriter.
Menjelang peringatan kesepuluh kebangkitan rakyat Bahrain menentang rezim Al Khalifa, penumpasan terhadap gerakan protes rakyat dan kekerasan terhadap warga di negara ini meningkat drastis.
Raja Bahrain Sheikh Hamad bin Isa Al Khalifa telah menunjuk putra tertuanya, Sheikh Salman bin Hamad bin Isa Al Khalifa, sebagai Perdana Menteri baru negara Arab sekutu rezim Zionis Israel ini.
Biro Politik Ansarullah Yaman menegaskan bahwa rezim-rezim Arab yang melakukan rekonsiliasi dengan rezim Zionis Israel bukanlah perwakilan rakyat. Ansarullah mengaku akan membantu rakyat Bahrain untuk membebaskan diri dari rezim tiran, pengkhianat dan bayaran.
Tanggal 24 Februari 2020 bertepatan dengan peringatan tahun kesembilan kebangkitan rakyat Bahrain menentang rezim Al Khalifa dan itu berarti kebangkitan rakyat negara ini telah memasuki tahun kesepuluh.