Amerika Serikat, yang selama bertahun-tahun menjadikan kawasan Asia Barat tidak aman dan tidak stabil dengan kehadiran militernya di sana sesuai dengan kepentingannya dan sekutunya, dari waktu ke waktu menebar perang di kawasan sensitif ini dengan tindakan agresif.
Ali Al-Qahoum, anggota Biro Politik Gerakan Ansarullah Yaman mengatakan bahwa negaranya siap menghadapi eskalasi ketegangan Amerika-Inggris dan mereka harus menanggung konsekuensinya.
Sumber-sumber berita melaporkan serangan terhadap kapal Inggris di Laut Merah pada Kamis (01/02) malam.
Wang Wenbin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak mengizinkan siapa pun menggunakan kekuatan terhadap Yaman, mengacu pada agresi Amerika Serikat dan Inggris terhadap berbagai posisi Ansarullah di Yaman.
Amerika Serikat dan Inggris menyerang Yaman untuk kelima kalinya dalam dua pekan terakhir, yang merupakan serangan terparah selama periode ini.
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman Senin (22/1/2024) malam mengkonfirmasi operasi sukses pejuang Yaman dalam menarget sebuah kapal kargo militer Amerika Serikat di Teluk Aden.
Militer Yaman menyerang kapal Amerika Serikat (AS) lainnya sebagai tanggapan atas serangan udara Angkatan Udara AS dan Inggris ke sejumlah wilayah di Yaman.
Sehari setelah disetujuinya rancangan resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat yang mengutuk apa yang disebut sebagai serangan Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah, Washington menargetkan Yaman dalam babak baru petualangannya di kawasan.
Gerakan Ansarullah Yaman, menyebut resolusi Dewan Kemanan PBB, terkait keamanan Laut Merah, politis, dan Amerika Serikat, adalah pihak yang melanggar hukum internasional.
Kapal patroli tempur Syahid Abu Mahdi al-Muhandis dirancang dan diproduksi para ahli muda lokal, yang bekerja sama dengan perusahaan ilmu pengetahuan.