May 01, 2022 19:14 Asia/Jakarta
  • Teroris Daesh (ISIS) di Suriah.
    Teroris Daesh (ISIS) di Suriah.

Kelompok teroris Daesh Takfiri (ISIS) mengklaim telah melakukan 128 operasi dan serangan teror selama bulan suci Ramadan tahun ini, yang menewaskan dan melukai lebih dari 400 orang.

Tidak diragukan lagi, Daesh masih menjadi ancaman serius bagi keamanan di berbagai negara. Benar bahwa Daesh tidak mungkin akan bisa aktif kembali sebagai sebuah organisasi yang berusaha membentuk sebuah pemerintahan, namun anggota-anggota kelompok teroris paling berbahaya ini dapat menjalankan fungsi utamanya untuk melakukan operasi-operasi teror dan pembunuhan serta menciptakan ketidakamanan di berbagai negara.

Suriah, Irak dan Afghanistan adalah tiga negara yang akhir-akhir ini menjadi tempat operasi Daesh dan gerakan teroris ini sedang meningkat. Menurut klaim Daesh, dari 128 operasi teror yang dilakukan selama bulan suci Ramadan, 45 operasi di Irak, 29 di Suriah dan 11 lainnya di Afghanistan. Dengan kata lain, dua pertiga operasi Daesh telah dilakukan di tiga negara tersebut.

Data itu menunjukkan titik strategis bahwa kegiatan Daesh baru-baru ini terjadi di negara-negara yang tidak memiliki pemerintahan yang kuat dan mereka sedang menghadapi masalah kerusuhan politik dan keamanan.

Irak telah mengalami kebuntuan politik sejak Oktober 2021, dan pemerintahan Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi menghadapi masalah dan masih belum jelas terkait tugasnya.

Teroris Daesh di Afghanistan

Suriah telah berperang melawan terorisme selama dekade terakhir dan telah menghadapi banyak masalah dalam tatanan keamanannya. Afghanistan juga menyaksikan pergolakan pemerintahan dan Taliban berkuasa sejak Agustus 2021. Taliban sejauh ini gagal membangun pemerintahan dan menciptakan struktur keamanan dan politik yang kuat.

Poin lainnya adalah Daesh melakukan operasi teror di berbagai negara untuk menjaga dirinya tetap hidup. Dengan kata lain, Daesh berusaha menyampaikan pesan kepada dunia bahwa mereka belum sepenuhnya hancur dan merupakan aktor yang mengganggu ketertiban dan keamanan. Oleh karena itu, menciptakan ketegangan, teror dan kerusuhan terus-menerus adalah salah satu taktik Daesh untuk terus menarik perhatian publik.

Masalah lainnya, mengapa Daesh tetap menjadi ancaman serius bagi keamanan? Hal ini disebabkan Daesh masih memiliki jaringan dan anggota yang banyak dan sulit untuk diidentifikasi oleh militer dan organisasi intelijen.

Sebagai contoh, dilaporkan bahwa Daesh masih memiliki 8.000 anggota di Irak, sekitar 4.000 di antaranya dalam bentuk sel-sel diam di dalam komunitas Sunni. Mereka menunggu kesempatan untuk memasuki lapangan (arena operasi).

Dulu, perang melawan Daesh lebih mudah dilakukan karena kelompok itu beroperasi dalam bentuk pembentukan pemerintahan dengan struktur tertentu, tetapi sekarang beroperasi tanpa pemerintahan dan organisasi tertentu.

Di sisi lain, negara-negara besar, terutama Amerika Serikat (AS), menganggap kelanjutan aktivitas Daesh melalui penciptaan ketegangan berulang menjadi kepentingan mereka. Di Irak, misalnya, AS menggunakan aktivitas Daesh sebagai alasan untuk mempertahankan pasukannya di dalam negara Arab tersebut.

Di Suriah, aktivitas Daesh dianggap melemahkan pemerintah pusat. Kebijakan negara-negara besar itu, dan tidak adanya pemerintahan yang kuat, serta kerusuhan politik dan keamanan di negara-negara menjadi faktor yang menimbulkan kekhawatiran tentang kelanjutan tren peningkatan gerakan Daesh. (RA)

Tags