Hizbullah: Republik Islam Iran Pembela Pertama Cita-Cita Palestina
(last modified Sat, 04 Jun 2022 03:55:59 GMT )
Jun 04, 2022 10:55 Asia/Jakarta
  • Bendera Hizbullah Lebanon
    Bendera Hizbullah Lebanon

Sheikh Hassan al-Baghdadi, anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, di peringatan haul Imam Khomeini ra, Pendiri Republik Islam Iran pada hari Jumat (03/06/2022) yang diselenggarakan di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon, mengatakan bahwa Imam Khomeini telah mendirikan sebuah revolusi yang independen dari Timur dan Barat.

Menurutnya, "Republik Islam Iran adalah pembela pertama cita-cita Palestina."

Hari ini, Sabtu, 14 Khordad 1401 HS yang bertepatan dengan tanggal 4 Juni 2022 M adalah peringatan wafatnya Imam Khomeini ra, Pendiri Republik Islam Iran.

Sheikh Hassan al-Baghdadi, anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon

Menurut laporan Iranpress, Sheikh Hassan al-Baghdadi dalam acara haul itu mengatakan bahwa Revolusi Islam Iran layak menjadi model dalam reformasi fundamental dan membela kepentingan umat Islam di dunia.

"Iran mendukung setiap pihak terhormat yang ingin melindungi negaranya atau membebaskannya dari penjajahan," ungkapnya.

Anggota Dewan Pusat Hizbullah di Lebanon lebih lanjut menyatakan bahwa Republik Islam Iran selalu berada di atas dalam membela kaum tertindas dan hak-hak dunia Islam dari para penyerang.

Imam Khomeini ra meninggal dunia pada tanggal 14 Khordad 1368 yang bertepatan dengan tanggal 4 Juni 1989. Pendiri Republik Islam ini wafat setelah menjalani kehidupan yang penuh perjuangan dan tak kenal lelah selama 87 tahun.

Sayid Ayatullah Ruhollah Khomeini ra memulai perjuangannya pada tahun 1963 melawan rezim despotik Shah dan intervensi Amerika Serikat di Iran. Akhirnya ia diasingkan ke Turki dan kemudian ke Irak oleh rezim Shah.

Imam Khomeini hidup di pengasingan di Irak selama 13 tahun. Setelah ditekan oleh rezim Baath Irak, Imam Khomeini terpaksa meninggalkan negara itu pada 6 Oktober 1978 dan hijrah ke Prancis.

Imam Khomeini ra kembali ke Iran pada 1 Februari 1979 setelah 15 tahun hidup di pengasingan, dan disambut meriah oleh rakyat negara ini. Setelah 10 hari berada di Iran, Revolusi Islam meraih kemenangan pada 11 Februari 1979.

Peringatan tiga puluh tiga tahun wafatnya Pemimpin Agung Revolusi Islam setelah dua tahun vakum (karena wabah virus Corona) akan diadakan tahun ini di makam sucinya sesuai dengan protokol kesehatan.(sl)