Hizbullah: Statemen Pertemuan Qatar Ditulis dalam Literatur Amerika
Hizbullah Lebanon menegaskan, statemen pertemuan segi lima terbaru soal Lebanon di Qatar ditulis dengan literatur dan ideologi Amerika Serikat.
Pertemuan segi lima antara perwakilan AS, Prancis, Qatar, Arab Saudi dan Mesir terkait krisis presiden Lebanon digelar Senin lalu dan tidak ada hasil nyata khususnya di bawah bayang-bayang friksi anggota dan tidak adanya pemain penting regional.
Menurut Koran al-Binaa Lebanon, Sheikh Mohammad Yazbek, ketua dewan syar'i Hizbullah mengatakan, statemen pertemuan segi lima sejatinya disusun dengan ideologi Amerika dalam bentuk pandangan pertemuan segi lima.
Dalam statemen pertemuan ini dengan retorika mengancam disebutkan bahwa anggota parlemen Lebanon harus menjalankan tugasnya dan memulai pemilihan presiden.
"Di balik pernyataan ini, sebenarnya kita melihat para wali yang melewati proses dialog nasional di Lebanon, dan dengan cara ini, mereka ingin menyembunyikan pekerjaan memalukan mereka dalam bentuk pertemuan dan pernyataan segi lima," ungkap Sheikh Yazbek.
Koran al-Binaa seraya mengutip sumber terpercaya yang dekat dengan pejabat Lebanon menulis, statemen pertemuan segi lima sebuah upaya untuk memotong rencana Prancis guna menyelesaikan krisis pemilihan presiden Lebanon untuk mengevaluasi posisi kelompok Lebanon terhadap calon ketiga presiden Lebanon.
Sumber ini menekankan, statemen seperti ini atau aksi serupa, dan segala bentuk ancaman yang tersembunyi di dalamnya, tidak akan membuat muqawama mundur dari prioritas politiknya atau membuat muqawama sia-sia.
Sementara itu, beberapa arus politik Lebanon dengan dukungan beberapa negara berusaha memilih opsi ketiga, yaitu Jenderal Joseph Aoun, Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon; Namun, tidak ada konsensus dalam hal ini di Lebanon.
Meski mengadakan sesi kedua belas berturut-turut untuk memilih presiden, parlemen Lebanon belum bisa menunjuk pengganti mantan presiden Michel Aoun, yang masa jabatannya berakhir Oktober lalu. (MF)