Ketenangan Relatif di Ain al-Hilweh setelah Pidato Sayid Hasan Nasrullah
Setelah statemen Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah terkait pentingnya untuk menghentikan bentrokan di Kamp Ain al-Hilweh, kamp ini mengalami ketenangan relatif.
Bentrokan dan konflik bersenjata di Ain al-Hilweh meletus sejak Sabtu malam. Kamp Ain al-Hilweh khusus menampung pengungsi Palestina dan terletak di wilayah Sidon, selatan Lebanon.
Teror gagal terhadap Mahmoud Khalil, atau yang dikenal dengan julukan Abu Qatadah, salah satu komandan kelompok Asbah al-Ansar, di kamp ini menjadi alasan meletusnya konflik tersebut. Komandan tersebut terluka, tapi salah satu pengungsi Palestina anggota kelompok al-Shabab al-Muslim terbunuh, dan enam orang lainnya termasuk dua anak-anak terluka.
Hari Minggu setelah teror terhadap Abu Ashraf al-Armushi, komandan keamanan nasional Palestina anggota senior Fatah di Sidon, konflik bersenjata semakin meningkat. Hari Senin dan Selasa bentrokan meragukan ini terus berlanjut di kamp ini dengan penembakan senjata dan RPG, serta berbagai media mengonfirmasikan kehadiran anasir kelompok radikal Jund al-Sham dalam konflik ini.
Ada dua pandangan tentang bentrokan di kamp Ain al-Hilweh. Pandangan pertama, konflik ini disebabkan oleh konflik internal kelompok Palestina di kubu Ain al-Hilweh. Sedangkan pandangan kedua yang merupakan pandangan dominan berpendapat bahwa konflik di Ain al-Hilweh disebabkan oleh persekongkolan. Kamp Ain al-Hilweh, yang menurut statistik terbaru menampung lebih dari 63.000 pengungsi Palestina, telah menyediakan platform yang cocok untuk pembentukan dan pengumpulan elemen dan kelompok Salafi karena ukuran populasinya yang besar dan adanya terowongan bawah tanah yang sangat kompleks dan tidak teratur, sedemikian rupa sehingga kendalinya berada di luar tanggung jawab tentara Lebanon.
Setelah pembunuhan seorang anggota senior gerakan Fatah, kepala Otoritas Palestina mengumumkan dalam sebuah pernyataan, pembunuhan yang menargetkan komandan pasukan keamanan nasional dan rekan-rekannya di kamp Sidon telah melewati batas. Dalam pernyataan tersebut disebutkan bahwa peristiwa kamp Ain al-Hilweh menunjukkan bahwa kelompok teroris mempermainkan keamanan Lebanon dan kamp ini.
Koran Rai al-Youm dengan menerbitkan catatan mengenai hal ini, menganggap bentrokan berdarah di Ain al-Hilweh mencurigakan dan menilai tidak mungkin rezim Zionis tidak terlibat dalam kerusuhan ini karena di bawah bayang-bayang peningkatan kekuatan pencegahan Hizbullah Lebanon dan melemahnya tentara pendudukan karena konflik dan perselisihan internal, setiap ketegangan dan konflik di dalam Lebanon, terutama di perbatasan selatan negara ini, akan menguntungkan Tel Aviv.
Dengan intensifikasi konflik, Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, menekankan perlunya mengakhiri konflik di kamp tersebut. Sekretaris Jenderal Hizbullah ini mengatakan, apa yang terjadi di Ain al-Hilweh sangat disesalkan dan bentrokan harus segera dihentikan. Karena itu menyakiti semua orang dan menyebabkan pengungsian keluarga. Hari ini, kami meminta semua yang hadir di kamp untuk menghentikan konflik. Siapa pun yang dapat melakukan apa pun untuk menghentikan konflik ini harus melakukannya.
Bentrokan ini tidak boleh berlanjut, karena dampaknya akan mengarah kepada penghuni kamp dan seluruh rakyat selatan Lebanon.
Menyusul statemen Sayid Hasan Nasrullah, Munir al-Muqodah, anggota Gerakan Fatah mengatakan, ada kesepakatan resmi antara pihak Lebanon dan Palestina yang relevan tentang perlunya mengadakan gencatan senjata di kamp dan kemudian mengejar isu pembunuhan Abu Ashraf al- Armoushi, seorang anggota senior gerakan Fatah, dan perdamaian yang rapuh telah berkuasa di kamp ini. (MF)