Transformasi Asia Barat, 21 Oktober 2023
(last modified Sat, 21 Oct 2023 11:12:03 GMT )
Okt 21, 2023 18:12 Asia/Jakarta
  • Warga Gaza
    Warga Gaza

Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu didominasi isu brutalitas Israel ke Jalur Gaza dan pemboman membabi buta terhadap tempat tinggal dan rumah sakit di Gaza.

Selain itu, masih ada isu-isu lain seperti;

  • Arab Saudi: Blokade Gaza Harus Dicabut !
  • Qatar Kutuk Pemboman Rumah Sakit Gaza
  • Konflik Israel-Hizbullah Memanas, Arab Saudi Serukan Warganya Tinggalkan Lebanon
  • OKI Gelar Pertemuan Luar Biasa Bahas Agresi Rezim Zionis ke Gaza
  • Menlu Qatar: Pembunuhan Massal Warga Sipil oleh Israel Tidak Bisa Diterima
  • Dukung Rakyat Gaza, Ratusan Warga Irak Menuju Perbatasan Yordania

Jumlah Syuhada Gaza Lampaui 3.200 Orang

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan jumlah korban syahid agresi rezim Zionis di Jalur Gaza mencapai lebih dari 3.200 orang, dan 11.000 lainnya luka-luka.

Warga Gaza korban serangan Israel ke rumah sakit

Kementerian Kesehatan Palestina hari Rabu (18/10/2023) mengumumkan lebih dari 3.300 warga Palestina gugur akibat serangan masif rezim Zionis di Gaza, dan lebih dari 11.000 lainnya terluka. Sebagian besar di antara korban luka-luka adalah perempuan dan anak-anak.

Selasa malam, rezim Zionis mengebom rumah sakit al-Mu'amdani di Gaza, yang menyebabkan lebih dari 500 orang gugur.

Pada saat yang sama, rezim Zionis mengumumkan bahwa 4.399 orang terluka sejak awal operasi kelompok perlawanan Badai Al aqsa dilancarkan.

Pasca dimulainya operasi Badai Al-Aqsa oleh gerakan perlawanan Hamas melawan rezim teroris Zionis pada Sabtu pekan lalu, kabinet Israel memberlakukan blokade menyeluruh terhadap Gaza dan mencegah masuknya makanan, obat-obatan, listrik, bahan bakar, bahkan air ke wilayah ini, dan memerintahkan dimulainya serangan masif ke Gaza.

Jumlah Tentara Zionis yang Tewas dalam Operasi badai Al Aqsa Terus Bertambah

Tentara Zionis mengumumkan tewasnya komandan batalion 75 dan bertambahnya jumlah tentara Zionis yang tewas dalam operasi Badai Al-Aqsa.

Menurut Al-Mayadeen, Juru Bicara Rezim Zionis mengumumkan kematian komandan batalion ke-75 selama operasi pasukan perlawanan Lebanon di daerah perbatasan.

Tentara rezim Zionis juga mempublikasikan dan mengumumkan nama-nama tentara baru Zionis yang tewas dalam operasi Badai Al-Aqsa yang mencapai 291 orang.

Hal ini terjadi ketika media berbahasa Ibrani sehari sebelumnya mengumumkan setidaknya 155 orang tentara Israel ditahan oleh Hamas.

Sebelumnya, sumber-sumber Zionis telah mengumumkan jumlah tahanan yang lebih sedikit.

Pada saat yang sama, tampaknya jumlah tahanan Zionis yang ditahan kelompok perlawanan lebih banyak daripada jumlah yang diumumkan oleh militer Israel.

Para pejabat intelijen rezim Zionis di pos dinas intelijennya berencana untuk menganggap tahanan mereka yang jatuh ke tangan Hamas sudah mati, dengan tujuan untuk menghasut opini publik dunia dan menarik sentimen anti-Palestina, sekaligus menyiapkan rencana jahat mereka untuk mengusir paksa penduduk Gaza ke negara lain, dan meratakan daerah ini dengan tanah.

Israel Ancam Serang 24 Rumah Sakit Lain di Gaza

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, mengabarkan tekanan Rezim Zionis, terhadap 24 rumah sakit di Gaza, dan mengeluarkan peringatan untuk mengosongkan rumah sakit-rumah sakit itu.

Di hari ke-13 operasi perlawanan Tufan Al Aqsa, Kamis (19/10/2023) Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan, Rezim Zionis, memperingatkan 24 rumah sakit Gaza, termasuk Dar Al Shifa, supaya dikosongkan.

"Sampai sekarang lebih dari 3.500 warga Palestina, gugur dan sekitar 12.000 lainnya terluka, sejak agresi militer Israel, ke Gaza, dimulai, dan masih banyak korban yang berada di bawah reruntuhan," imbuhnya.

Image Caption

Rezim Zionis, hari ini membombardir sejumlah pemukiman penduduk Gaza, yang menyebabkan puluhan orang gugur, dan terluka. Jumlah warga Palestina, yang gugur dalam 24 jam terakhir mencapai 678 orang.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan, serangan-serangan Rezim Zionis, telah menyebabkan 44 tenaga kesehatan gugur, dan 70 lainnya terluka.

Di sisi lain, kelangkaan obat-obatan dan ketiadaan aliran listrik, telah menyebabkan lumpuhnya empat rumah sakit, dan 14 pusat kesehatan pertama di Jalur Gaza.

Pada Selasa malam, Rezim Zionis, membombardir Rumah Sakit Baptis Al Ahli, di pusat Gaza, yang menampung sekitar 4.000 orang termasuk pasien, dan pengungsi Palestina, sehingga menyebabkan sedikitnya 500 orang gugur.

Militer Zionis Menyerang Gereja Ortodoks di Gaza

Pasca penyerangan terhadap Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza, Zionis kembali melakukan kejahatan. Kali ini menyerang salah satu gedung Gereja Ortodoks di kota ini, dan akibatnya sejumlah orang gugur syahid dan terluka.

Kejahatan rezim Zionis mencapai puncaknya dalam beberapa hari terakhir, dan pada Selasa (17/10/2023) malam, dan ratusan warga Palestina menjadi sasaran Zionis di Rumah Sakit Baptis di Jalur Gaza.

Dalam kejahatan ini, ratusan warga Palestina yang tidak bersalah, banyak di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, gugur syahid.

Sebelum kejahatan ini dan beberapa hari yang lalu, Zionis telah membantai lebih dari tiga ribu warga Palestina.

Menurut laporan IRNA, Kementerian Dalam Negeri Palestina di Gaza mengumumkan kabar tersebut dan menambahkan bahwa akibat pengeboman tersebut gedung Gereja Ortodoks di Gaza runtuh.

Dalam perbincangan dengan jaringan televisi Al-Aqsa yang berafiliasi dengan gerakan Hamas, para saksi mata menyatakan bahwa dalam pemboman gedung milik Gereja Ortodoks di Gaza ini, tanpa menyebutkan jumlah korban gugur luka-luka, mereka mengumumkan lebih dari 200 orang terjebak di dalam gedung ini.

Jet-jet tempur Zionis Israel juga membom 10 apartemen di kota Al-Zahra di tengah Jalur Gaza.

Di sisi lain, jet-jet tempur Zionis Israel membombardir rumah keluarga Awaja di lingkungan Al-Janina di timur Rafah, yang mengakibatkan 8 warga Palestina menjadi syahid dan sejumlah lainnya luka-luka.

Hizbullah: Pembunuhan Warga Sipil oleh Zionis Tidak akan Dibiarkan!

Menanggapi gugurnya seorang jurnalis akibat serangan rezim Zionis di wilayah selatan Lebanon, Hizbullah menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.

Image Caption

Militer Lebanon Jumat (20/10/2023) pagi mengumumkan bahwa seorang anggota tim media gugur alam serangan Zionis di Lebanon selatan.

Sumber berita Lebanon Kamis malam melaporkan enam jurnalis, yang identitasnya masih belum diketahui, bersama dengan tiga warga Lebanon, dikepung oleh pasukan Zionis di dekat daerah Tala Al-Abad di sekitar kota Houla.

Menurut data statistik Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), sejak awal serangan rezim Zionis di Gaza sebanyak 15 jurnalis gugur dan hampir setengah dari jurnalis yang terbunuh saat mencoba mendokumentasikan bencana kemanusiaan di Palestina adalah fotografer atau videografer.

Menurut jaringan al-Mayadeen, Hizbullah Lebanon mengutuk kejahatan baru yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap jurnalis pada hari Jumat.

Hizbullah Lebanon menilai agresi ini merupakan kelanjutan dari kejahatan rezim Zionis terhadap jurnalis, dan  awak media di Lebanon dan Palestina yang diciptakan dengan tujuan mencegah penyebaran kebenaran ke seluruh penjuru dunia.

Hizbullah Lebanon meminta semua institusi media, serikat pekerja dan asosiasi profesional dan kemanusiaan untuk mengutuk kejahatan ini.

Rudal Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Rezim Zionis

Pasukan Hizbullah Lebanon menembakkan sejumlah rudal ke wilayah pendudukan, dan terjadi baku tembak di perbatasan Lebanon dan wilayah pendudukan.

Al-Mayadeen hari Jumat (20/10/2023) melaporkan, sejumlah pangkalan militer Israel di wilayah pendudukan di kafr Shuba diserang oleh rudal pasukan Hizbullah Lebanon.

Sumber berita juga mengumumkan bahwa rezim Zionis juga menargetkan wilayah di Lebanon selatan dengan serangan artileri.

Setelah seorang jurnalis gugur akibat serangan rezim Zionis di Lebanon selatan, Hizbullah menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.

Humas Hizbullah di Lebanon dalam sebuah pernyataan menekankan bahwa mereka mengutuk dan mengumumkan kejahatan baru rezim Zionis terhadap jurnalis.

Perwira Zionis: Pasukan Israel Tak Siap Operasi Darat ke Gaza

Sejumlah kalangan politik dan militer Rezim Zionis, memprotes ancaman Kabinet Israel, untuk melancarkan operasi darat ke Gaza. Mereka percaya pasukan Israel, tidak terlatih, dan tidak siap operasi darat ke Gaza.

Kolonel Yigal Karmon, Kamis (19/10/2023) kepada Kanal 13 televisi Rezim Zionis mengatakan, Hamas, telah membangun sebuah bangunan militer bawah tanah, dan sekarang sedang menanti masuknya pasukan Israel, ke Jalur Gaza.

Image Caption

Ia menambahkan, "Pasukan Israel, jika tidak mendapatkan pelatihan, maka operasi darat ke Gaza, dilarang dilakukan, dan pasukan Israel, tidak boleh terburu-buru melakukan serangan ini, mereka tidak memiliki informasi yang cukup terkait medan tempur."

Menurut Kolonel Yigal Karmon, orang-orang Palestina, tidak akan lari dari Gaza, dan bawah tanah menanti pasukan Israel. Maka dari itu, Israel tidak boleh tergesa-gesa melancarkan operasi darat ke Gaza.

Di sisi lain salah seorang pengamat politik Israel, terkait hal ini mengatakan Perdana Menteri Rezim Zionis, Benjamin Netanyahu, adalah seorang penipu.

Amnon Abramovich menuturkan, "Benjamin Netanyahu tidak ingin bertanggung jawab atas kekalahan yang dialami Israel, baru-baru ini."

Ia menegaskan, "Netanyahu adalah seorang penipu, dan dalam kondisi ketika orang-orang Israel, sedang berkabung, ia malah mengkhianati mereka."

"Netanyahu mengajak orang-orang Israel, bergabung dengan militer, dan ikut dalam perang, tapi mengapa ia tidak mengirim anaknya Yair, untuk menjadi relawan perang ?," protes Abramovich.

Menteri Perang Rezim Zionis: Hizbullah 10 Kali Lebih Kuat dari Hamas

Menteri Perang Rezim Zionis dalam pertemuan yang dihadiri para pejabat senior Israel memperingatkan bahwa konflik dengan Hizbullah di Lebanon akan sulit, karena Hizbullah 10 kali lebih kuat dari Hamas.

Media rezim Zionis hari Kamis (19/10/2023) melaporkan bahwa Yoav Gallant, Menteri Perang rezim Zionis dalam pertemuan yang dihadiri oleh pejabat senior Israel menyatakan bahwa front utara perlu dipersiapkan, dan konflik dengan Hizbullah di Lebanon sulit dilakukan.

Gallant meminta pejabat senior pemerintah untuk menyelesaikan transfer perbekalan dan peralatan militer kepada tentara dan menyelesaikan persiapan di front utara.

"Kami tidak dapat melindungi front selatan dan sampai kami membuktikan bahwa kehidupan di Gaza telah berubah, kami tidak dapat memulangkan orang-orang ke rumah mereka," ujar Gallant.

Kanal 12 rezim Zionis Rabu malam melaporkan bahwa kabinet keamanan Israel telah mengumumkan kepada Biden bahwa tidak ada cara lain selain serangan darat ke Gaza, karena kegagalan meraih kemenangan akan sangat mengganggu stabilitas situasi Israel dan rencana strategisnya.

Mulai Sabtu, 15 Oktober, 7 Oktober 2023, pasukan perlawanan Palestina telah melancarkan operasi komprehensif dan unik yang disebut "Badai Al-Aqsa" dari Gaza terhadap posisi rezim Zionis di wilayah pendudukan.

Selama beberapa hari terakhir, sebagai tanggapan terhadap kegagalan militer, keamanan dan intelijen yang memalukan menghadapi perlawanan Palestina dalam operasi Badai Al-Aqsa, rezim Zionis telah menargetkan infrastruktur perumahan dan vital di Jalur Gaza dengan serangan brutal menggunakan bom dan rudal yang sangat kuat dan canggih.

Arab Saudi: Blokade Gaza Harus Dicabut !

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, menyeru masyarakat internasional untuk mendukung Palestina, dan menegaskan bahwa blokade Gaza, harus dicabut, serta pengiriman bantuan ke Gaza, penting untuk mencegah bencana kemanusiaan.

Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan

Faisal bin Farhan, Rabu (18/10/2023) seperti dikutip situs berita Al Khaleej Online, mengulang peringatan Riyadh, terkait memburuknya situasi pertempuran di Palestina, dan meminta masyarakat internasional mengambil sikap bertanggung jawab untuk mendukung warga Palestina, di Gaza.

"Blokade Gaza, harus dicabut, kami menekankan urgensi pengiriman bantuan ke Gaza, untuk mencegah terciptanya sebuah bencana kemanusiaan," kata Menlu Saudi.

Ia menambahkan, "Kami juga menekankan pentingnya mendirikan negara Palestina, dan pelaksanaan resolusi-resolusi yang mendapat legitimasi internasional. Masyarakat dunia harus bekerja keras untuk meraih perdamaian menyeluruh, dan adil di Timur Tengah."

Rezim Zionis, Rabu, dinihari membombardir sebuah rumah sakit Kristen, di pusat Gaza, RS Baptis Al Ahli, yang menyebabkan sedikitnya 500 orang gugur, dan 1.000 lainnya terluka. Sebagian besar korban adalah anak-anak, dan perempuan.

Kementerian Kesehatan Palestina, mengumumkan, sampai sekarang lebih dari 3.300 warga Palestina, gugur, dan 13.000 lainnya terluka belum termasuk korban serangan Israel, ke rumah sakit Gaza, semalam.

Qatar Kutuk Pemboman Rumah Sakit Gaza

Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk pemboman rumah sakit al-Mu'amdani di Gaza, dan menyebutnya sebagai pembunuhan brutal dan kejahatan terhadap warga sipil.

Pada Selasa malam, rezim Zionis mengebom rumah sakit al-Mu'amdani di Gaza, yang menyebabkan lebih dari 500 orang gugur.

Image Caption

Kementerian Luar Negeri Qatar dalam pernyataannya hari Rabu (18/10/2023) mengutuk kejahatan yang dilakukan rezim Zionis dalam penyerangan terhadap rumah sakit al-Mu'amdani.

"Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya menghalangi Israel dan mencegahnya melakukan lebih banyak kejahatan terhadap warga sipil di Gaza," kata pernyataan Kemenlu Qatar.

Dalam pernyataan tersebut juga ditegaskan bahwa perluasan serangan rezim Zionis terhadap rumah sakit dan sekolah merupakan tindakan berbahaya yang akan berdampak buruk bagi keamanan dan stabilitas kawasan.

Masyarakat dari berbagai negara Islam dan Arab lainnya juga menanggapi kejahatan Israel dengan menyebutnya sebagai contoh kebrutalan abad ke-21. Mereka turun ke jalan dan meneriakkan slogan-slogan menentang Israel, serta menunjukkan kemarahan mereka dengan membakar bendera rezim Zionis dan gambar Netanyahu.

Konflik Israel-Hizbullah Memanas, Arab Saudi Serukan Warganya Tinggalkan Lebanon

Kedutaan Besar Saudi di Lebanon menyerukan kepada seluruh warganya di Lebanon untuk meninggalkan negara ini.

Kedutaan Besar Arab Saudi di Lebanon menyatakan bahwa mereka mengikuti perkembangan terkini di Lebanon selatan dan meminta semua warga negaranya untuk mengikuti larangan perjalanan yang diumumkan oleh Riyadh.

Kedutaan Besar Arab Saudi di Lebanon juga meminta warganya di Lebanon untuk segera meninggalkan negara Arab ini.

Pada saat yang sama ketika serangan rezim Zionis di wilayah perbatasan dengan Lebanon meningkat, Hizbullah juga mengintensifkan serangannya terhadap wilayah-wilayah pendudukan.

Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, memulai operasi penyerangan Al-Aqsa melawan rezim Zionis sejak 12 hari lalu yang terus berlanjut hingga kini.

OKI Gelar Pertemuan Luar Biasa Bahas Agresi Rezim Zionis ke Gaza

Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam pernyataan bersama menekankan pentingnya masalah Palestina, dan menuntut segera dibukanya kembali penyeberangan Rafah untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.

Pertemuan luar biasa komite eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam digelar hari Rabu (18/10/2023) di Jeddah dengan dihadiri para menteri luar negeri dan pejabat negara anggota.

Menurut jaringan Al-Akhbariya, negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam mengeluarkan pernyataan bersama Rabu malam tentang agresi rezim Zionis di Jalur Gaza.

Dalam pernyataan bersama, negara-negara anggota organisasi ini menuntut segera dihentikannya agresi brutal pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan pencabutan blokade yang diberlakukan.

Dalam pernyataan tersebut, masyarakat internasional juga diminta memberikan bantuan kemanusiaan, medis, bantuan darurat, pasokan air dan listrik, serta segera membuka kembali penyeberangan manusia yang aman untuk mengirimkan bantuan darurat ke Jalur Gaza.

Pada saat yang sama, negara-negara anggota OKI menekankan pentingnya isu Palestina bagi seluruh umat Islam, mendukung hak-hak yang tidak dapat dicabut dari rakyat Palestina, terutama hak untuk menentukan nasib sendiri dan kembalinya pengungsi Palestina, hak untuk kemerdekaan dan pembentukan negara Palestina.

Menlu Qatar: Pembunuhan Massal Warga Sipil oleh Israel Tidak Bisa Diterima

Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar menilai kebijakan Zionis yang melakukan pembunuhan massal dan hukuman terhadap warga sipil tak berdosa tidak dapat diterima.

Menurut laporan IRNA, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di Gaza dalam pertemuan dengan timpalannya dari Inggris James Cleverly di Doha pada Kamis (19/10/2023) malam.

Menlu Qatar, Mohammad bin Abdulrahman

Ia juga menekankan dibukanya penyeberangan kemanusiaan di Gaza.

Sekaitan dengan hal ini, pada Kamis (19/10) malam Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berangkat ke Arab Saudi setelah bertemu dengan para pemimpin rezim Zionis untuk mereduksi posisi Riyadh mengenai kejahatan biadab Tel Aviv terhadap rakyat tertindas Palestina.

Selama pertemuan dengan Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi, Sunak meminta agar Riyadh mendukung apa yang disebutnya stabilitas regional.

Setelah kekalahan yang memalukan dalam serangkaian serangan berani yang dilakukan Front Perlawanan baru-baru ini, rezim Zionis menutup semua penyeberangan Gaza dengan tindakan yang tidak manusiawi untuk mencegah pasukan Palestina melanjutkan operasi mereka.

Penjajah Zionis juga membunuh lebih dari 1.000 warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak, dalam aksi kriminal dengan mengebom rumah sakit Al-Ahli di Gaza.

Tindakan biadab ini telah dikecam secara luas oleh negara-negara Islam, tetapi negara-negara Barat hanya mengeluarkan pernyataan pasif dan terus mendukung rezim Zionis.

Dukung Rakyat Gaza, Ratusan Warga Irak Menuju Perbatasan Yordania

Jaringan televisi Al-Nujaba Irak mengumumkan bahwa ratusan warga Irak pergi ke perbatasan Yordania untuk mendukung rakyat Gaza.

Menurut laporan IRNA, Persatuan Radio dan Televisi Irak mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (19/10/2023) malam, Mengingat gerakan rakyat Irak menuju perbatasan Yordania dan Palestina untuk menyatakan solidaritas terhadap rakyat Palestina, kami merekomendasikan agar mengirim para jurnalis dan tim produksi dokumenter untuk liputan media yang tepat atas gerakan rakyat ini.

Persatuan Radio dan Televisi Irak menekankan dalam pernyataan ini bahwa masyarakat negara-negara lain di kawasan diharapkan untuk bergabung dengan rakyat Irak.

Dalam pernyataannya, kelompok Pemuda Pelayan Quds meminta masyarakat Irak untuk pergi ke perbatasan Yordania dan duduk di sana agar bisa berangkat ke Palestina demi membantu masyarakat Gaza, tetapi sejauh ini identitas kelompok ini belum diungkapkan.

Sebelumnya, Moqtada Sadr, pemimpin gerakan Sadr Irak, juga meminta bangsa-bangsa Islam dan Arab untuk mengadakan aksi mogok dan konsentrasi damai di perbatasan Palestina sampai blokade Jalur Gaza dicabut.

Dalam pesan video mengenai situasi di Palestina, Sadr mengatakan, Dengan mencermati keyakinan saya terhadap isu Palestina dalam segala dimensi, terutama aspek kemanusiaan, dan keyakinan saya bahwa isu Palestina masih ada di hati masyarakat Arab dan Islam, maka saya mengundang para bangsa-bangsa Islam dan Arab serta semua pecinta perdamaian, saya ingin mereka mengadakan unjuk rasa damai di perbatasan Palestina tanpa campur tangan pemerintah.

Gerakan Kataib Hizbullah di Irak mengumumkan pada hari Kamis (19/10) bahwa mereka telah bergerak menuju perbatasan Yordania untuk mendukung masalah Palestina.

Kejahatan rezim Zionis mencapai puncaknya dalam beberapa hari terakhir, dan pada Selasa (17/10/2023) malam, dan ratusan warga Palestina menjadi sasaran Zionis di Rumah Sakit Baptis di Jalur Gaza.