Pelanggaran Gencata Senjata Berulang, Strategi Gagal Zionis Menghadapi Perlawanan
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i180110-pelanggaran_gencata_senjata_berulang_strategi_gagal_zionis_menghadapi_perlawanan
Pars Today - Rezim Zionis terus melanggar gencatan senjata di Gaza dan perbatasan Lebanon dengan serangan militer yang terus-menerus.
(last modified 2025-12-07T09:50:08+00:00 )
Nov 11, 2025 14:30 Asia/Jakarta
  • Korban agresi rezim Zionis di Gaza
    Korban agresi rezim Zionis di Gaza

Pars Today - Rezim Zionis terus melanggar gencatan senjata di Gaza dan perbatasan Lebanon dengan serangan militer yang terus-menerus.

Rezim Zionis telah menargetkan wilayah di sekitar wilayah Hmaira di Lebanon selatan dengan serangan pesawat tak berawak. Serangan-serangan ini dan agresi rezim Zionis di wilayah Lebanon dilakukan dalam situasi di mana pelanggaran berulang terhadap kedaulatan negara ini disertai dengan diamnya komunitas internasional yang mengkhawatirkan dan telah meningkatkan kekhawatiran tentang penargetan langsung warga sipil dan infrastruktur perkotaan.

Kantor media Otoritas Palestina di Jalur Gaza juga mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa penjajah Zionis telah melanggar perjanjian gencatan senjata di Gaza sebanyak 282 kali sejak perjanjian tersebut diimplementasikan. Pernyataan ini menyatakan bahwa sejak perjanjian gencatan senjata diimplementasikan di Gaza, 242 warga Palestina telah gugur dan lebih dari 620 lainnya terluka, yang jelas bertentangan dengan semua norma dan dokumen internasional yang diakui.

Organisasi Internasional Human Rights Watch Euro-Mediterania juga mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa rezim Israel terus melakukan genosida terhadap warga sipil di Gaza dengan berbagai cara dan telah menciptakan kondisi kehidupan yang sangat sulit bagi lebih dari 2 juta warga Palestina.

Rezim Zionis terus melanggar gencatan senjata di Lebanon dan Gaza karena alasan politik, militer, dan ideologis. Tujuan utama Zionis adalah melemahkan perlawanan dan memaksakan tuntutan mereka kepada pihak lain. Beberapa ahli menganggap tindakan ini sebagai bagian dari proyek ekstremis Zionis untuk mengubah struktur demografi Gaza dan Tepi Barat.

Dukungan politik dan militer Amerika Serikat dan Barat juga memungkinkan rezim Zionis untuk terus melanggar gencatan senjata tanpa mengkhawatirkan konsekuensi internasional. Organisasi internasional seperti Dewan Keamanan dan Human Rights Watch juga belum mengambil tindakan efektif untuk menghentikan agresi tersebut, meskipun banyak laporan pelanggaran hak asasi manusia.

Kelompok-kelompok perlawanan di Palestina dan Lebanon, termasuk Hamas dan Hizbullah, telah berulang kali menyatakan bahwa mereka mematuhi perjanjian gencatan senjata, tetapi mereka akan menanggapi agresi rezim Zionis dengan tegas. Perlawanan ini menekankan bahwa mereka akan terus berjuang hingga hak-hak Palestina terpenuhi, termasuk pencabutan blokade, pembebasan tahanan, dan penghentian pembangunan permukiman.

Pelanggaran gencatan senjata tidak hanya merupakan pelanggaran hukum internasional, tetapi juga mencerminkan strategi yang diadopsi rezim Zionis untuk menghadapi perlawanan. Tindakan-tindakan rezim Zionis ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza dan Lebanon selatan.

Perkembangan di kawasan berubah setelah Operasi Badai Al-Aqsa, dan kelompok-kelompok perlawanan berhasil mencapai keberhasilan yang signifikan dalam melawan Zionis. Operasi Badai Al-Aqsa merupakan titik balik dalam perkembangan regional yang secara fundamental mengubah persamaan keamanan dan politik di Asia Barat. Operasi ini tidak hanya mengejutkan rezim Zionis, tetapi juga mengangkat posisi perlawanan di kawasan dan dunia.

Operasi Badai al-Aqsa semakin melemahkan legitimasi rezim Zionis dan menarik perhatian publik global terhadap penindasan Palestina. Akibat kegagalan strategis dan lapangan dalam melawan perlawanan Lebanon dan Palestina, rezim Zionis telah berulang kali melanggar gencatan senjata, mungkin melalui tekanan militer dan psikologis, untuk membangun kembali persamaan yang telah gagal. Perilaku ini menunjukkan ketidakmampuannya mencapai tujuannya melalui jalur diplomatik maupun militer.

Melanggar gencatan senjata merupakan tanda kelemahan strategis rezim Zionis dalam menghadapi perlawanan rakyat dan regional. Alih-alih mencapai hasil, perilaku ini justru meningkatkan legitimasi perlawanan dan menyingkap wajah asli rezim Zionis di tingkat global.(sl)