Pidato Penting dan Terbaru Sekjen Hizbullah Lebanon
Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah mengatakan pasukan Muqawama Islam yang mengakhiri aktivitas kelompok teroris Daesh (ISIS) dan tentara Amerika Serikat hanya menunda kekalahan yang tak terhindarkan dari Daesh.
Hal itu disampaikan Sayid Nasrullah dalam pidatonya pada hari Sabtu, 16 Februari 2019. Dia juga menyinggung Pawai Akbar 22 Bahman memperingati 40 tahun Kemenangan Revolusi Islam Iran.
"Jutaan warga Iran turun ke jalan selama perayaan 40 tahun Kemenangan Revolusi Islam untuk mengirim pesan yang kuat kepada rezim AS dan Israel bahwa rakyat Iran masih mendukung pemerintah mereka meskipun ada tekanan asing," ujarnya.
Sekjen Hizbullah mengkritik media negara-negara Teluk Persia yang tidak meliput partisipasi jutaan rakyat Iran dalam aksi peringatan tersebut. Dia menuturkan, tidak ada outlet media yang didanai oleh negara-negara Arab pesisir Teluk Persia yang meliput pawai jutaan warga Iran pada 22 Bahman (11 Februari 2019).
Sayid Hassan Nasrullah lebih lanjut menyinggung krisis di Yaman dan mengatakan AS dan Israel sepenuhnya mendukung perang yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Di bagian lain pidatonya, Sekjen Hizbullah menegaskan bahwa semua bangsa Arab dan Muslim di kawasan menolak normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel, dan plot ini dikecam dan ditolak di seluruh kawasan.
Terkait dengan berakhirnya kelompok teroris takfiri Daesh (ISIS), Sayid Nasrullah menandaskan, Daesh telah dieliminasi sepenuhnya di Irak, Suriah dan Libanon.
Dia menolak klaim AS bahwa mereka berperang melawan Daesh, sebab, mereka yang menciptakan kelompok teroris ini dan pemerintah AS sebelumnya, Barack Obama dan pemerintahan saat ini, Donald Trump membantu dan mendukung Daesh di Irak, bahkan memperluasnya ke Suriah.
"Pejabat senior AS termasuk Clinton (Hillary Clinton) dan Trump telah mengakui bahwa AS menciptakan teroris Daesh," ujarnya.
Sekjen Hizbullah mencatat bahwa Amerika menunda kekalahan Daesh, khususnya di al-Bukamal Suriah. Dia menjelaskan, orang-orang munafik AS menggunakan Daesh untuk kembali ke Irak dan menduduki Suriah.
Sayid Nasrullah menjelaskan, Trump mencegah pembebasan wilayah yang didukuki Daesh oleh pasukan rakyat Suriah dan Irak, terutama di al-Bukamal, dan Amerika tidak dapat mengklaim bahwa mereka mengalahkan Daesh.
"Muqawama-lah yang menghancurkan Daesh dan mengakhiri kejahatannya," tegasnya.
Sekjen Hizbullah juga menyinggung konferensi yang disponsori AS baru-baru ini tentang perdamaian dan keamanan di Timur Tengah, yang diadakan di Warsawa, ibukota Polandia.
Sayid Nasrullah mengatakan, konferensi Warsawa adalah upaya untuk mengisolasi Iran dan untuk menggambarkan masalah Palestina sebagai problem yang telah diselesaikan.
Dia juga mencatat bahwa Iran selalu siap membantu Lebanon dan pemerintah Beirut menolak bantuan Iran karena campur tangan AS dan Arab Saudi.
"Lebanon menderita kekurangan listrik karena konflik politik. Beberapa mantan pejabat Lebanon tidak ingin bantuan Iran berkaitan dengan produksi listrik dan obat-obatan karena campur tangan asing," jelasnya.
Sayid Nasrullah juga membantah klaim pemerintah AS tentang kehadiran Hizbullah di Venezuela. Dia menuturkan, kami membantah apa yang dikatakan pejabat Amerika tentang pengaruh Hizbullah di Venezuela. Kami, lanjutnya, bersolidaritas dengan Venezuela terhadap niat buruk AS, dan Klaim Washington tentang pengaruh kami adalah konyol.
"Tidak ada grup, jaringan, atau organisasi yang berafiliasi dengan kami di Amerika Latin, dan kami tidak memiliki organisasi di luar negeri," pungkasnya. (RA)