UEA Hentikan Penerbitan Visa Baru ke 13 Negara
(last modified Mon, 30 Nov 2020 14:45:27 GMT )
Nov 30, 2020 21:45 Asia/Jakarta

Uni Emirat Arab (UEA) menghentikan penerbitan visa baru bagi warga negara dari 13 negara mayoritas Muslim. Menurut dokumen yang mengutip surat edaran dari kantor imigrasi UEA yang dikirim ke perusahaan-perusahaan kawasan industri, pemberhentian itu mulai berlaku pada 18 November 2020.

Negara-negara yang mendapatkan pemberhentian penerbitan visa itu termasuk Iran, Turki, Suriah, dan Somalia. Aplikasi untuk pekerjaan baru dan visa kunjungan ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk warga negara di luar UEA juga dari negara-negara termasuk Afghanistan, Libya, dan Yaman.

"Larangan visa juga berlaku untuk warga Aljazair, Kenya, Irak, Lebanon, Pakistan dan Tunisia," tulis dokumen tersebut dikutip laman Aljazirah, Kamis (26/11/2020) dan dilansir Republika.

Sebuah sumber yang diberi penjelasan tentang masalah tersebut tetapi tidak bersedia dikutip identitasnya mengatakan, UEA untuk sementara waktu berhenti mengeluarkan visa baru untuk warga Afghanistan, Pakistan, dan warga beberapa negara lain karena masalah keamanan. Namun sumber tersebut tidak mengatakan apa yang menjadi kekhawatiran tersebut. Meski demikian, sumber mengatakan larangan visa diperkirakan akan berlangsung dalam waktu singkat.

Larangan masuk bagi warga muslim dari sejumlah negara diberlakukan hanya berselang sekitar satu bulan setelah Abu Dhabi memberikan kebebasan visa bagi warga Israel.   

Seperti dilaporkan DW.Com, revisi teranyar dalam kebijakan visa dilakukan menyusul dekrit kerajaan terkait UU Korporasi yang membidik aliran investasi asing, dengan mempermudah pemberian visa. Tidak jelas apakah dekrit tersebut turut mencantumkan pembekuan visa bagi tenaga kerja dari 13 negara. 

Reformasi di UAE mempermudah pengusaha asing dan investor untuk membuka perusahaan, tanpa lagi harus melibatkan perusahaan lokal, lapor kantor berita pemerintah, WAM, Senin (23/11/2020). Selama ini kepemilikan asing pada perusahaan UAE dibatasi sebanyak 49%, jika berada di luar zona perdagangan bebas. 

Keterbukaan baru yang ditampilkan Abu Dhabi dipercaya berkaitan dengan pameran World Expo yang diundur ke tahun depan menyusul pandemi Virus Corona. Acara itu akan mengundang 25 juta pengunjung dari seluruh dunia dan diharapkan akan mampu mendatangkan aliran dana investasi yang dibutuhkan demi memulihkan ekonomi pasca pandemi. (RA)