Teror Luqman Salim Bertepatan dengan Prestasi Militer Hizbullah
Luqman Salim, aktivis politik dan penulis Lebanon Kamis (4/2/2021) diteror di kota berpenduduk Syiah Nabatieh di Lebanon selatan.
Lebanon selama 16 bulan terakhir melewati fase politik dan sosial paling pahit. Aksi demo Oktober 2019 kurang dari 13 hari memaksa Saad Hariri mundur dari posisi perdana menteri dan dimulainya masa pemerintahan memajukan urusan Lebanon.
Hassan Diab juga hanya bertahan tujuh bulan di posisi perdana menteri Lebanon dan sejak Agustus 2020 hingga kini, Lebanon berulang kali menyaksikan pemerintahan memajukan urusan negara. Adapun Saad Hariri yang ditunjuk kembali membentuk kabinet sejak Oktober 2020, setelah empat bulan masih gagal membentuk kabinet baru. Dengan demikian Lebanon selama 16 bulan terakhir mengalami instabilitas politik.
Selain itu, Lebanon selama 16 bulan terakhir juga dilanda instabilitas sosial. Aksi demo anti pemerintah pada Oktober, ledakan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus dan aksi demo terbaru di Tripoli merupakan manifestasi dari instabilitas sosial di negara ini.
Sementara teror Luqman Salim juga menjadi salah satu contoh lain dari instabilitas di Lebanon. Poin utama terkait teror ini adalah terjadi di kondisi ketika Lebanon terus mengalami instabilitas politik dan sosial.
Isu lain adalah teror aktivis politik ini terjadi ketika sejumlah kota di Lebanon, khususnya Tripoli selama satu pekan terakhir dilanda aksi demo besar-besaran anti pemerintah dan bentrokan antara demonstran dengan warga yang tak puas. Pada dasarnya teror ini terjadi ketika sistem politik dan keamanan nasional Lebanon berada di level paling lemah.
Poin lain adalah teror terhadap Luqman Salim terjadi di saat Hizbullah meraih prestasi militer dalam menghadapi rezim Zionis Israel. Hizbullah baru-baru ini dilaporkan menembak jatuh drone Quadcopter dan Hermes milik Israel. Ada dugaan bahwa ada hubungan antara teror aktivis politik Lebanon ini dengan keberhasilan militer Hizbullah.
Sementara klaim media yang berafiliasi dengan kubu anti Hizbullah bahwa kubu muqawama ini terlibat di teror Luqman Salim juga memperkuat kemungkinan bahwa pembunuhan buta itu direncanakan dan dilakukan oleh lawan Hizbullah.
Poin penting adalah setiap kali Hizbullah meraih prestasi strategis, arus media mengagendakan tekanan psikologis terhadap kubu muqawama ini. Klaim keterlibatan Hizbullah di teror Luqman Salim merupakan kelanjutan dari perang psikologis yang dilancarkan setelah ledakan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020 terhadap faksi politik berpengaruh di negara ini. Klaim keterlibatan Hizbullah di teror Luqman Salim sekedar digulirkan karena Salim adalah kritikus dan penentang Hizbullah di kota Nabatieh, Lebanon selatan.
Merespon klaim ini, HIzbullah Lebanon di statemennya seraya mengecam teror Luqman Salim, juga meminta pengadilan dan dinas keamanan Lebanon segera memburu pelaku dan mengadilinya. Hizbullah juga menuntut perang terhadap aksi teror membabi buta dan upaya politisasi dan media dari teror terhadap keamanan dan stabilitas Lebanon.
Poin terakhir, teror aktivis politik dan berlanjutnya instabilitas politik serta sosial di Lebanon adalah masalah yang akan meningkatkan perpecahan dan friksi politik di negara ini serta membuat kondisi saat ini semakin rumit. Tentunya seluruh kondisi ini akan sangat selaras dengan kepentingan rezim Zionis Israel. (MF)