Operasi Pertahanan Kelima Yaman; Pesan dan Tujuan
Juru bicara militer Yaman, Yahya Saree Sabtu (28/2/2021) mengkonfirmasi Operasi Pertahanan Kelima terhadap Arab Saudi.
Militer beserta relawan rakyat Yaman sejak Agustus 2019 hingga kini telah melancarkan lima operasi pertahanan terhadap Arab Saudi. Operasi Pertahanan Pertama digelar Agustus 2019 di kedalaman 1200 km Arab Saudi di wilayah timur al-Dammam. Sementara operasi kedua dilancarkan September 2019 dan menarget instalasi minyak Arab Saudi di Abqaiq dan Khurais. Serangan ini membuat produksi minyak Saudi turun 50 persen.
Sementara Operasi Pertahanan Ketiga digelar Februari 2020 dan kali ini militer beserta pasukan relawan rakyat Yaman mengirim dua rudal balistik Quds, 12 drone Samad-3 serta rudal balistik Zulfaqar menarget instalasi minyak Aramco di Yanbu, barat Arab Saudi. Operasi Pertahanan Keempat digelar Juni 2020 menarget Departemen Pertahanan, intelijen dan Pangkalan Udara Salman serta sejumlah pos militer di Riyadh, Jizan serta Najran.
Operasi Pertahanan Kelima dilancarkan Februari 2021 dengan jarak 8 bulan dari operasi keempat. Dari sisi geografi, operasi kali ini kembali menarget Riyadh dan dua kota di selatan, Abha dan Khamis Mushait. Sementara dari sisi target, tempat-tempat sensitif seperti Bandara Riyadh dan lokasi militer menjadi sasaran. Dari sisi logistik, menurut Yahya Saree, operasi ini menggunakan sebuah rudal balistik Zulfaqar, 15 drone termasuk 9 drone Samad-3 dan 6 drone Qasif-K2.
Operasi Pertahanan Kelima militer Yaman memiliki pesan dan tujuan penting.
Pesan utama adalah setiap agresi Koalisi Arab Saudi ke Yaman pasti akan dibalas. Dengan demikian Yahya Saree seraya merilis statemen menyatakan, "Menanggapi serangan gencar tanpa henti dari para agresor dan blokade orang-orang yang kita cintai, drone dan unit rudal meluncurkan operasi gabungan skala besar yang disebut Keseimbangan Pertahanan Kelima jauh ke dalam wilayah Arab Saudi."
Pesan lain adalah kekuatan defensif militer dan relawan rakyat Yaman meningkat drastis, di mana berlanjutnya perang tidak akan menguntungkan Koalisi Saudi. Sekaitan dengan ini, Brigadir Jenderal Abed al-Thawr, pengamat militer dan strategis Yaman mengatakan, "Operasi Pertahanan Kelima bukti kekuatan militer Yaman." Ia juga mengingatkan bahwa serangan ini membuktikan kepada koalisi agresor bahwa kemampuan militer Yaman mencapai level tinggi dan Arab Saudi tidak lagi memiliki kemampuan menghadapinya.
Selain pesan ini, Operasi Pertahanan Kelima juga memiliki tujuan.
Tujuan utama adalah mengirim pesan bahwa posisi Arab Saudi di perang Yaman saat ini tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015. Dari satu sisi, kemampuan anti udara militer dan relawan rakyat Yaman meningkat pesat. Dari sisi lain, kerentanan Arab Saudi setelah enam tahun perang mulai terkuak.
Sekaitan dengan ini, Hasan al-Bukhaiti, pakar politik Yaman mengatakan, Arab Saudi sampai pada titik putus asa dan kalah, di mana negara ini tidak lagi memiliki kemampuan untuk berpartisipasi di perang baik dari sisi taktis maupun strategis.
Tujuan penting lain adalah mengirim pesan bahwa strategi pemeritah Penyelamatan Nasional Yaman tidak disusun sesuai dengan kebijakan pemerintah Amerika, tapi sesuai dengan fakta di medan perang. Meski pemerintah Amerika menyatakan mengakhiri dukungannya kepada Arab Saudi di perang Yaman, namun Washington tidak melakukan langkah untuk mengakhiri perang ini. Oleh karena itu, militer dan pasukan relawan rakyat Yaman melancarkan Operasi Pertahanan Kelima untuk menyempurnakan operasi Marib yang saat ini tengah berlangsung serta mereka hampir menguasai penuh provinsi ini. (MF)