Transformasi Asia Barat, 24 April 2021
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i95726-transformasi_asia_barat_24_april_2021
Transformasi di kawasan Asia Barat pekan ini diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya adalah pengakuan seorang pejabat militer rezim Zionis Israel atas keterbatasan sistem pertahanan udara rezim ini dalam menghadapi serangan balasan kelompok-kelompok perlawanan.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Apr 24, 2021 16:15 Asia/Jakarta
  • Iron Dome.
    Iron Dome.

Transformasi di kawasan Asia Barat pekan ini diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya adalah pengakuan seorang pejabat militer rezim Zionis Israel atas keterbatasan sistem pertahanan udara rezim ini dalam menghadapi serangan balasan kelompok-kelompok perlawanan.

Seorang jenderal rezim Zionis Israel mengakui harus menanggung kerugian besar karena keterbatasan yang dimiliki sistem pertahanan udara yang dinamai "kubah besi". Sistem pertahanan udara Israel ini tidak mampu membendung rudal-rudal perlawanan Palestina.

Dilaporkan Sama News, Minggu (18/4/2021), Komandan Unit Teknis 81 Israel Defense Forces, IDF, Yossi Langotsky dalam artikelnya di surat kabar Maariv menulis, sistem pertahanan udara "kubah besi" tidak bekerja, dan tidak mampu menghentikan rudal-rudal kelompok perlawanan.

Ia menambahkan, "Masalah ini dapat memberikan kerugian besar bagi front internal, fasilitas strategis, dan pasukan Israel dalam perang mendatang."

Menurutnya, dalam perang mendatang ancaman terhadap Israel berasal dari Hamas, Hizbullah Lebanon, dan Iran, sementara kubah besi tidak mampu membalas serangan rudal meski terbatas.

Pengakuan Mantan Pejabat Zionis atas Kekuatan Nuklir Iran

Mantan Kepala Direktorat Intelijen Militer rezim Zionis Israel mengakui bahwa program nuklir Iran sangat kuat dan luas. Menurutnya, Iran sejak dua dekade lalu sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan ke Natanz.

Amos Yadlin dalam wawancara dengan stasiun televisi Amerika Serikat, CNBC, Sabtu (17/4/2021) mengatakan, Iran sejak 20 tahun lalu sudah memprediksi terjadinya serangan semacam ini di Natanz.

Pada saat yang sama Yadlin juga mengakui sabotase Israel terhadap program nuklir Irak, dan Suriah beberapa dekade lalu.

Ia menuturkan, "Saddan Hussein dan Bashar Assad terkejut, sementara Iran sejak 20 tahun lalu sudah bersiap menghadapi serangan ini. Program nuklir Iran jauh lebih kuat dan lebih luas."

Yadlin menjelaskan tidak ada satu pun dinas intelijen dan keamanan negara dunia yang memiliki informasi akurat terkait lokasi situs nuklir Iran.

"Iran belajar dari tindakan-tindakan yang telah kami lakukan," tegasnya.

Al-Quds harus Masuk dalam Peta Pemilu Palestina

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem menolak seruan Israel agar membatalkan pemilu Palestina di kota Quds, dengan mengatakan pemilu harus diadakan di wilayah Quds yang diduduki.

"Larangan rezim Zionis terhadap acara konferensi pers yang akan digelar oleh sejumlah kandidat pemilu di Quds, menunjukkan bahwa Israel secara terang-terangan mencampuri urusan pemilu Palestina," ujarnya dalam sebuah pernyataan, Minggu (18/4/2021) seperti dikutip laman al-Ahed.

Pasukan Israel melarang para kandidat yang mencalonkan diri dalam pemilu Palestina dari mengadakan konferensi pers di Quds yang diduduki, dan menangkap tiga orang dari mereka.

"Kita tidak perlu menunggu persetujuan rezim Zionis untuk mengadakan pemilu di Quds. Jika perlu, kita akan terlibat dalam perang skala besar untuk mendapatkan hak-hak kita dalam hal ini," tegas Qassem.

Sebelum ini seorang anggota senior Hamas, Osama Hamdan mengatakan tanpa Quds, pemilu tidak akan diselenggarakan dan penangkapan para caleg Hamas oleh Israel tidak akan mempengaruhi pelaksanaan pemilu.

Pemilu parlemen Palestina dijadwalkan berlangsung pada 22 Mei 2021, sementara pemilu presiden pada 31 Juli dan pemilu Dewan Nasional Palestina dilaksanakan pada 31 Agustus mendatang.

Pengumuman Jadwal Pelaksanaan Pemilu Presiden

Ketua Parlemen Suriah, Hammoud Sabbagh mengumumkan bahwa pemilu presiden Suriah akan diadakan pada 26 Mei 2021.

"Warga Suriah di luar negeri akan memilih pada tanggal 20 Mei," ujarnya dalam sidang luar biasa Parlemen Suriah, Minggu (18/4/2021) seperti dilaporkan televisi RT Arabic.

Sabbagh meminta para capres untuk mendaftarkan pencalonannya mulai tanggal 19 April besok hingga 10 hari ke depan.

Dia mengatakan pemilu presiden Suriah sangat penting dan meminta warga Suriah di luar negeri untuk berpartisipasi secara besar-besaran.

Logo Hamas

Ucapan Belasungkawa Hamas kepada Iran

Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas mengirimkan pesan kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar untuk mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Wakil Komandan Pasukan Quds IRGC.

Stasiun televisi Alalam (19/4/2021) melaporkan, Ismail Haniyeh dalam pesannya untuk Ayatullah Khamenei memuji sikap berharga Brigadir Jenderal Mohammad Hejazi dalam mendukung rakyat dan kelompok perlawanan Palestina, serta peran unggulnya dalam memupuk solidaritas dengan bangsa Palestina dan memperjuangkan keadilan untuk bangsa ini.

Di sisi lain Sekjen Hizbullah Lebanon juga mengirim pesan belasungkawa kepada Rahbar atas meninggalnya Wakil Komandan Pasukan Quds IRGC Birgjen Mohammad Hejazi.

Sebelumnya Humas IRGC Minggu malam mengumumkan Wakil Komandan Pasukan Quds gugur syahid karena penyakit jantung setelah sekian lama menderita luka akibat serangan kimia musuh.

Manuver Militer Israel di Perbatasan Yordania

Petugas penjaga perbatasan rezim Zionis Israel mengabarkan penutupan pintu perbatasan Jordan Valley karena akan menggelar manuver militer.

Situs Russia Today, Senin (19/4/2021) melaporkan, manuver militer ini oleh Israel dimulai pukul 17 waktu setempat hingga malam hari di dekat perbatasan Yordania, dan selama latihan, jalan-jalan menuju perbatasan Jordan Valley ditutup.

Pada saat yang sama militer Israel juga menggelar manuver di perbatasan Jalur Gaza, dan pasukan rezim ini menyasar warga sipil Palestina dalam latihan itu.

Tentara Israel dalam manuver itu menembaki petani dan penggembala ternak di wilayah pertanian dekat perbatasan Gaza, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

PM sementara Lebanon Hassan Diab

Hassan Diab: Lebanon di Ambang Keruntuhan

Perdana Menteri sementara Lebanon mengkhawatirkan bahaya keruntuhan negaranya akibat krisis menyeluruh dan tak terselesaikan, termasuk masalah pembentukan kabinet baru.

Hassan Diab, Selasa (20/4/2021) seperti dikutip televisi Russia Today, dalam lawatannya ke Qatar, saat bertemu pejabat negara itu menjelaskan krisis-krisis tak terselesaikan di Lebanon dan meminta bantuan negara-negara Arab.

Diab menyinggung dukungan Qatar terhadap pemerintah Lebanon pada tahun 2006, dan bantuan Doha merekonstruksi wilayah-wilayah bekas perang seusai agresi militer rezim Zionis Israel.

Ia mengatakan, "Kami memperingatkan sahabat-sahabat negara Arab bahwa Lebanon berada dalam bahaya serius, dan negara ini tidak punya kemampuan lagi untuk bertahan."

Hassan Diab kembali menekankan penantian rakyat Lebanon untuk mendapatkan bantuan segera dari negara-negara Arab.

Sebelumnya PM sementara Lebanon itu juga memperingatkan situasi rumit di negaranya dalam menghadapi berbagai permasalahan termasuk kesulitan pembentukan kabinet dan penyelesaian krisis ekonomi akibat ledakan di pelabuhan Beirut.

Diserang Mendadak, Pasukan Saudi Kocar-Kacir

Militer dan komite rakyat Yaman melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan Arab Saudi di selatan negara itu.

Stasiun televisi Al Masirah, Selasa (20/4/2021) melaporkan, Divisi Media Perang Yaman mengumumkan, pasukan Yaman setelah melakukan identifikasi akurat terhadap posisi pasukan Saudi di wilayah Al Talaa, Najran, melancarkan serangan mematikan ke wilayah tersebut.

Operasi militer Yaman terhadap pasukan bayaran Saudi itu meski di wilayah yang sulit dilalui, berhasil merebut markas pasukan Saudi dalam waktu singkat, dan memaksa pasukan Saudi melarikan diri dengan meninggalkan persenjataan mereka.

Pada saat yang sama, Saudi 152 kali melanggar kesepakatan gencatan senjata Al Hudayda dengan melancarkan serangan artileri dan melanggar zona udara Yaman.

Kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas

Abbas: Pemilu Palestina di Baitul Maqdis akan Tetap Digelar !

Kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas menekankan komitmennya untuk mengadakan pemilu nasional Palestina di Baitul Maqdis yang saat ini berada dalam pendudukan Israel.

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Komisi Pusat gerakan Fatah di Ramallah pada hari Selasa (20/4/2021) mengatakan telah menjalin kontak dengan banyak pihak dan negara, termasuk PBB, AS dan Uni Eropa.

"Pihak-pihak ini telah menekan rezim Zionis supaya tidak menghalangi penyelenggaraan pemilihan umum Palestina, termasuk di Baitul Maqdis," ujar Abbas.

Sebelumnya, Osama Hamdan, anggota senior Hamas mengatakan tanpa Baitul Mqdis, tidak ada pemilihan umum yang akan diadakan, dan kita harus menekan rezim Zionis  supaya mencegah sabotase terhadap penyelenggaraan pemilu di Baitul Maqdis.

Pemilu parlemen Palestina dijadwalkan akan digelar pada 22 Mei 2021, pemilihan presiden pada 31 Juli, dan pemilihan Majelis Nasional pada 31 Agustus 2021.

Sekjen Liga Arab Desak Israel Patuhi Resolusi PBB

Sekretaris Jenderal Liga Arab mendesak rezim Zionis melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhirinya pendudukan yang dilakukan rezim Zionis terhadap Palestina.

Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheith juga menegaskan penolakannya terhadap pembangunan distrik Zionis.

Tindakan Israel membangun permukiman di wilayah Palestina jelas merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB no. 2334.

Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334, seluruh aktivitas pemukiman Israel adalah ilegal. Namun, rezim agresor Israel tetap melanjutkan dominasinya dengan mengusir warga Palestina dari rumah mereka dan menghancurkan rumahnya, lalu mendirikan pemukiman Zionis.

Resolusi yang disetujui pada 23 Desember 2016 melalui pemungutan suara dari 14 anggota dan satu-satunya yang abstain hanya Amerika Serikat, menyebut pembangunan distrik Zionis sebagai tindakan ilegal.

Rezim Zionis telah melakukan kejahatan luas terhadap warga sipil di Palestina selama bertahun-tahun, terutama di Jalur Gaza.

Hizbullah dan Gerakan Amal: Perlawanan Kebutuhan Nasional Lebanon

Hizbullah dan gerakan Amal Lebanon menekankan bahwa saat ini senjata perlawanan adalah kebutuhan nasional Lebanon untuk menangkal agresi rezim Zionis.

Situs berita Alahednews melaporkan, Hizbullah dan Gerakan Amal mengeluarkan pernyataan hari Selasa (20/4/2021) yang menekankan kekuatan hubungan koalisi antara Gerakan Amal dan Hizbullah yang ditingkatkan di berbagai bidang, terutama dalam konteks penanganan masalah ekonomi, keuangan, mata pencaharian dan  kesehatan masyarakat Lebanon.

"Kabinet harus dibentuk di Lebanon untuk menyelamatkan negara dari kehancuran total, untuk mereformasi, memerangi korupsi, dan memenuhi tuntutan rakyat Lebanon," kata pernyataan bersama Hizbullah dan Gerakan Amal

Lebanon menghadapi krisis politik tanpa pemerintah sejak musim panas tahun lalu, ketika terjadi ledakan di pelabuhan Beirut, dan saat itu roda pemerintahan dijalankan oleh kabinet sementara yang dipimpin Hassan Diab. Tapi ia juga mengundurkan diri setelah ledakan dan tekanan meningkat.

Mantan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri akhirnya terpilih untuk membentuk pemerintahan baru Lebanon pada 22 Oktober 2020, tetapi sejauh ini ia gagal membentuk kabinet.

Reaktor nuklir Dimona

Sebuah Rudal Meledak di Dekat Reaktor Nuklir Dimona Israel

Suara sirene peringatan serangan rudal dilaporkan meraung-raung di wilayah pemukiman Zionis di dekat Jalur Gaza.

Seperti dilansir kantor berita Shahab Palestina, Kamis (22/4/2021), Channel 12 Israel menyatakan sirene peringatan terdengar di daerah Negev pendudukan pada Kamis dini hari, yang diikuti oleh suara ledakan keras di pemukiman Zionis.

Para pemukim Zionis juga memposting di media sosial bahwa suara ledakan terdengar di daerah al-Khalil, al-Quds, dan Ramallah di selatan Tepi Barat.

Sumber ledakan tersebut masih belum diketahui, tetapi laporan yang belum dikonfirmasi menyatakan bahwa sistem pertahanan Patriot mencegat sebuah rudal di dekat fasilitas nuklir Dimona di Gurun Negev.

Pasukan cadangan Israel dilaporkan telah bersiaga dan sebuah rudal bisa saja ditembakkan dari arah Suriah.

Rezim Zionis baru-baru ini memperkuat sistem pertahanan udara di sekitar reaktor nuklir Dimona dan pelabuhan Eilat di Palestina pendudukan, di tengah kekhawatiran serangan rudal atau pesawat tanpa awak.

Militer Israel: Rudal dari Suriah Tidak Terlacak !

Militer rezim Zionil Israel terkait serangan rudal ke dekat fasilitas nuklir Dimona di selatan wilayah pendudukan mengumumkan bahwa rudal yang ditembakkan dari Suriah tidak terlacak.

Juru bicara Israel Defense Forces, IDF, Avichay Adrai, Kamis (22/4/2021) di akun Twitternya mengakui kegagalan sistem pertahanan udara Israel dalam melacak rudal yang ditembakkan dari Suriah.

Avichay Adrai mengatakan, "Dari hasi penyelidikan awal terkait penembakan rudal darat ke udara dari Suriah ke arah Israel, terbukti bahwa rudal ini tidak berhasil dilacak."

Namun seperti dikutip televisi Al Jazeera, militer Israel mengklaim bahwa rudal tersebut berhasil diledakkan di udara, dan serpihannya ditemukan di Negev.

Dikutip TV Al Arabiya, militer Israel dua kali gagal melacak rudak yang ditembakkan ke wilayah pendudukan, dan saat ini tengah menyelidiki kelemahan sistem pertahanan udara mereka itu. (HS)

Suriah Kecam Keputusan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia

Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk keputusan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dan menganggap keputusan itu bertujuan untuk mendukung teroris.

“Suriah mengecam keras keputusan yang disahkan pada Rabu (21/4/2021) oleh negara-negara Barat dalam pertemuan ke-25 Konferensi Negara-negara Pihak Konvensi Senjata Kimia. Ini sebuah perkembangan berbahaya di jalur organisasi dan bertentangan dengan Piagam OPCW,” kata pernyataan Kemenlu Suriah seperti dilansir kantor berita SANA.

Pada hari Rabu, para peserta Konferensi Negara-negara Pihak OPCW di Den Haag, Belanda, menangguhkan beberapa hak Suriah, termasuk hak suara di bawah Konvensi Senjata Kimia atas apa yang disebutnya serangan kimia pemerintah Damaskus di Latamneh pada Maret 2017 dan di Saraqeb pada Februari 2018.

Rancangan resolusi anti-Suriah dalam pertemuan tersebut diajukan oleh Prancis dengan dukungan 46 negara. Dalam sebuah voting, 87 negara menyetujui draft tersebut, 15 negara menentang, dan 34 negara abstain.

Kemenlu Suriah menegaskan, Damaskus mengecam dalam istilah terkuat, pendekatan bermusuhan yang diwujudkan dalam pertemuan ke-25 Konferensi Negara-negara Pihak OPCW, di mana negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis menggunakan cara-cara pemerasan, intimidasi, dan tekanan yang paling keji untuk meloloskan resolusi anti-Suriah, yang menjadi preseden berbahaya dalam sejarah organisasi ini.

“Keputusan tersebut adalah pesan dukungan langsung Barat kepada kelompok-kelompok teroris di Suriah, dan ini merupakan penyemangat bagi teroris untuk terus melakukan kejahatan, termasuk kejahatan kimia yang dilakukan oleh mereka di Suriah terhadap warga sipil,” tambahnya.

Kemenlu Suriah menandaskan, OPCW dengan laporan palsunya telah berperan sebagai alat untuk melaksanakan agenda permusuhan AS terhadap Suriah, padahal Damaskus tidak memiliki senjata kimia dan tidak pernah berusaha untuk menggunakannya.

Pasukan keamanan wanita Arab Saudi.

Saudi Tempatkan Pasukan Wanita di Masjidil Haram

Sebanyak 80 tentara wanita telah bergabung dengan pasukan keamanan penjaga Masjidil Haram, untuk pertama kalinya di Arab Saudi.

Seperti dilaporkan televisi Al Arabiya, Kamis (22/4/2021), layanan keamanan publik Saudi mengumumkan pada Oktober 2020 bahwa 148 tentara wanita telah menyelesaikan pelatihan tahap ketiga selama tiga bulan dan bersiap untuk bergabung dengan pasukan khusus untuk keamanan haji dan umrah.

Untuk pertama kalinya, pasukan keamanan haji dan umrah Saudi telah merekrut 80 tentara wanita untuk menjaga keamanan dan mengatur kehadiran jamaah di Masjidil Haram di Makkah.

Kementerian Dalam Negeri Saudi telah merilis foto-foto tentara wanita yang sedang bertugas. Namun, kehadiran tentara wanita di Masjidil Haram dikritik oleh sebagian warga jagad maya dan menganggapnya sebagai keputusan yang tidak tepat.

Sejalan dengan kebijakan reformasi yang digaungkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, perempuan Arab Saudi sekarang dapat bergabung dengan militer.

Rezim Zionis Lancarkan Serangan Artileri ke Gaza

Rezim Zionis melancarkan serangan artileri ke Jalur Gaza pada Sabtu dini hari.

Al-Mayadeen melaporkan serangan artileri Israel hari Sabtu (24/4/2021) menargetkan wilayah timur Al-Barij di wilayah tengah Gaza, serta daerah pertanian di Al-Qarara.

Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan langsung tentang korban jiwa dan kerusakan akibat serangan tersebut.

Rezim Zionis melancarkan serangan artileri, jet tempur, helikopter, drone, dan tank ke berbagai wilayah di Jalur Gaza dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak Desember 2017, Israel mengobarkan babak baru serangan udara di Jalur Gaza yang menyebabkan ribuan warga Palestina tewas dan terluka.

Jalur Gaza berada di bawah blokade ketat dari arah darat, udara, dan laut Israel sejak 2006, yang menimbulkan masalah serius bagi penghuninya.

Palestina Tembakkan Roket ke Distrik Zionis di Dekat Gaza

Sebanyak 10 roket Palestina ditembakkan dari Jalur Gaza ke permukiman Zionis yang berdekatan dengan daerah yang diblokade tersebut.

Media Palestina Sabtu (24/4/2021) pagi melaporkan bahwa serangan roket gerakan perlawanan Palestina ini menargetkan pemukiman Zionis di perbatasan Gaza.

Dua roket Palestina dicegat dan dihancurkan oleh sistem rudal Israel, tetapi roket lainnya berhasil menembus sistem anti-udara Israel dan mendarat di daerah terbuka dan tidak berpenghuni.

Baku tembak antara Front Perlawanan Palestina di Jalur Gaza dan tentara Israel dengan senjata bertepatan dengan demonstrasi massa di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk mendukung rakyat Palestina di Baitul Maqdis yang diduduki Israel yang dilarang memasuki Masjid Mubarak Al-Aqsa dan Bab masjid al-Amoud.

Daerah Bab al-Amoud tadi malam menjadi arena bentrokan sengit antara warga Palestina dan militan Zionis, yang mengakibatkan luka-luka lebih dari 100 orang Palestina.

Unjuk rasa di Bahrain

Rakyat Bahrain Demonstrasi Tuntut Pembebasan Tapol

Rakyat Bahrain menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut pembebasan segera tahanan politik.

Sawt  Al Manama pada hari Sabtu (24/4/2021) melaporkan, demonstrasi massa berlangsung di berbagai penjuru Bahrain, antara lain: Al-Deir, Karzakan, Karaneh, Al-Ma'amir, Sar, Abu Sabee, Al-Shakhoora, Al-Sanabis, dan Al-Nawidrat.

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang rezim Al-Khalifa dan Al-Saud selama demonstrasi dan menuntut pembebasan segera tahanan politik yang mendekam di penjara rezim Al-Khalifa.

Aksi unjuk rasa warga Bahrain menuntut pembebasan tahanan politik setelah kelompok hak asasi manusia melaporkan penyebaran masif virus Corona di penjara Jaw, akibat kelalaian medis yang disengaja oleh Al Khalifa di penjara tersebut.

Pasukan keamanan rezim Al-Khalifa menahan beberapa anggota keluarga tahanan politik terkemuka selama serangkaian demonstrasi oleh warga Bahrain.

Bahrain dilanda protes rakyat terhadap rezim  Al Khalifa sejak 14 Februari 2011. (RA)