Taliban, Krisis Afghanistan dan Masyarakat Internasional
Juru bicara pemerintah Taliban menyerukan dukungan masyarakat dunia untuk menyelesaikan masalah rakyat Afghanistan yang saat ini dilanda krisis.
Jubir Taliban, Zabihullah Mujahid di sela-sela Konferensi Ekonomi di Kabul mengatakan, “Pesan dari konferensi yang dihadiri oleh tetangga Afghanistan dan PBB untuk mengajak masyarakat dunia bekerja sama dengan pemerintah Taliban dalam menyelesaikan masalah rakyat Afghanistan,".
Juru bicara pemerintah Taliban meminta negara-negara dunia, terutama negara-negara Muslim, untuk bekerja sama dengan pemerintah Taliban, terutama di bidang ekonomi guna mengatasi krisis di Afghanistan.
Zabihullah Mujahid menambahkan bahwa hubungan politik Afghanistan dengan negara-negara di kawasan penting bagi Taliban, demikian juga hubungan ekonomi yang sama-sama penting. Menurut Mujahid, Taliban memiliki rencana yang tepat dalam agendanya.
Permintaan Mujahid kepada masyarakat internasional untuk bekerja dengan Taliban guna menyelesaikan krisis yang dihadapinya di Afghanistan, sekaligus mendorong pengakuan resmi dari dunia terhadap Taliban.
Taliban, yang meraih kekuasaan di Afghanistan sejak 15 Agustus, menghadapi berbagai tantangan, karena isolasi politik internasionalnya, untuk memenuhi beragam kebutuhan rakyat, terutama makanan dan obat-obatan.
Bersamaan dengan itu, pemerintah AS membekukan aset Afghanistan, yang disusul langkah negara-negara Barat lainnya menarik bantuan keuangan mereka dari negara ini. Padahal, lebih dari 70 persen anggaran Afghanistan bergantung pada bantuan luar negeri.
Dengan demikian, penghentian bantuan internasional ke Afghanistan seiring kemunculan kembali Taliban telah membuat kelompok itu tidak dapat mempertahankan komoditas pokok, makanan, obat-obatan impor, dan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan dalam negerinya. Oleh karena itu, rakyat Afghanistan saat ini menghadapi kekurangan makanan, obat-obatan dan bahan bakar yang parah, dan kini menghadapi lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok, yang telah membuat kehidupan orang-orang di negara ini sangat sulit.
Situasi yang terus berlanjut telah mendorong berbagai organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan ancaman kelaparan yang menimpa jutaan warga Afghanistan, terutama perempuan dan anak-anak.
Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), David Beasley mengatakan,"Hampir setengah dari penduduk Afghanistan menghadapi krisis kelaparan yang parah. Rakyat Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak, dan jika bantuan ini tidak diberikan, negara itu akan mengalami krisis kemanusiaan yang besar,".
Kekurangan makanan dan obat-obatan yang di musim dingin saat ini menyebabkan Afghanistan berada dalam situasi ekonomi yang sulit. Dengan pertimbangan kemanusiaan, sejumlah organisasi masyarakat sipil di Afghanistan menyerukan bantuan internasional segera.
Krisis yang menimpa rakyat Afghanistan saat ini memicu langkah organisasi internasional, termasuk PBB, dan negara-negara dunia untuk bekerja sama dengan Taliban dalam mengatasi masalah di negara Asia selatan ini. Meskipun demikian, dukungan tersebut bukan pengakuan resmi terhadap kekuasaan Taliban. Pasalnya, hingga kini Taliban masih belum memenuhi tuntutan masyarakat internasional, terutama mengenai pembentukan pemerintahan inklusif, yang mengakomodasi kepentingan seluruh etnis, dan kelompok masyarakat, termasuk perempuan.(PH)