Amerika Tinjauan dari Dalam, 15 April 2023
-
Pentagon.
Perkembangan di Amerika selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya penangkapan pelaku aksi pembocoran dokumen rahasia Amerika Serikat (AS).
Sekitar 100 dokumen rahasia dan sangat rahasia AS dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) bocor ke publik di media sosial yang mengungkapkan sejumlah isu penting dari perang Ukraina hingga penyadapan yang dilakukan negara ini terhadap Sekjen PBB.
Dokumen tersebut berisi sikap Guterres tentang perang di Ukraina dan sejumlah pemimpin Afrika.
Menurut penilaian Washington, tindakan Sekretaris Jenderal PBB merusak upaya yang lebih luas untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas tindakannya di Ukraina.
Dokumen lain dari pertengahan Februari menggambarkan percakapan antara Guterres dan wakilnya Amina Mohamed.
Dalam dokumen tersebut, Guterres mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap permintaan Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, untuk memproduksi lebih banyak senjata dan amunisi demi mendukung perang di Ukraina.
Pejabat AS masih berupaya untuk mengendalikan konsekuensi internal dan eksternal dari pengungkapan dokumen rahasia dan sangat rahasia ini yang telah tersebar di media sosial.
FBI dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (13/4/2023) menyatakan telah menangkap tersangka pelaku pembocoran dokumen rahasia negara di dunia maya dan sedang menyelidiki tempat tinggal orang tersebut.
FBI menangkap satu orang dan terus melakukan kegiatan hukum di kediaman orang tersebut di Massachusetts.
Sebelumnya, para pejabat AS mengumumkan bahwa pelaku bernama Jack Teixeira.
The New York Times, yang pertama kali mengungkapkan namanya, melaporkan bahwa ia adalah anggota Intelijen Pengawal Udara Nasional Massachusetts.

AS Mata-Matai Sekretaris Jenderal PBB
Dokumen rahasia yang bocor dari Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menunjukkan bahwa Washington memantau dan memata-matai Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sekitar 100 dokumen rahasia dan sangat rahasia Amerika Serikat dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) bocor ke publik yang mengungkapkan sejumlah isu penting dari perang Ukraina hingga penyadapan yang dilakukan negara terhadap Sekjen PBB.
BBC hari Rabu (12/4/2023), beberapa dokumen rahasia AS menggambarkan komunikasi pribadi antara Guterres dan wakilnya.
Dokumen tersebut berisi sikap Guterres tentang perang di Ukraina dan sejumlah pemimpin Afrika.
Menurut penilaian Washington, tindakan Sekretaris Jenderal PBB merusak upaya yang lebih luas untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas tindakannya di Ukraina.
Dokumen lain dari pertengahan Februari menggambarkan percakapan antara Guterres dan wakilnya Amina Mohamed.
Dalam dokumen tersebut, Guterres mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap permintaan Ursula von der Leyen, presiden Komisi Eropa, untuk memproduksi lebih banyak senjata dan amunisi demi mendukung perang di Ukraina.
Kedua pejabat PBB itu juga membahas pertemuan para pemimpin Afrika baru-baru ini.

Direktur CIA Akui tak ada Penyimpangan di Program Nuklir Iran
Direktur Dinas Intelijen AS (CIA) William Burns kembali mengakui tidak adanya penyimpangan di program nuklir Iran.
Negara-negara Barat pimpinan AS dan rezim Zionis Israel selama beberapa tahun lalu menuding Iran mengejar tujuan militer di program nuklirnya.
Sementara itu, Republik Islam Iran senantiasa menolak tegas klaim negara-negara Barat terkait upaya untuk menggapai senjata nuklir.
Seperti dilaporkan FNA, William Burns Rabu (12/4/2023) kembali mengakui status sipil program nuklir Republik Islam Iran.
"Penilaian kami di komunitas intelijen adalah bahwa otoritas Iran belum membuat keputusan untuk melanjutkan program senjata yang ditangguhkan pada akhir tahun 2003," kata Burns.
Masalah yang senantiasa membuat AS dan sekutu Eropanya serta Israel khawatir adalah peningkatan drastis kemampuan nuklir damai Iran. Status damai program nuklir Iran telah berulang kali disebutkan di berbagai laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Insiden Penembakan Brutal di Washington, 4 Terluka dan Tewas
Dalam insiden penembakan di sebuah acara pemakaman di kota Washington DC, Amerika Serikat, satu orang tewas dan tiga lainnya terluka.
Kekerasan bersenjata di Amerika setiap tahunnya menewaskan ratusan orang. Meski demikian karena lobi perusahaan senjata, Amerika Serikat sampai saat ini belum mampu menghentikan atau mengontrol kekerasan ini.
Menurut laporan IRNA Rabu (12/4/2023), polisi Washington menyatakan, dalam insiden yang terjadi di akhir acara pemakaman, pelaku menembaki warga yang menghadiri acara tersebut.
Berdasarkan keterangan polisi, sampai saat ini belum ditemukan motif penembakan dan identitas pelaku.
Menurut jajak pendapat terbaru Kaiser Family Foundation di Amerika Serikat, dari lima orang warga Amerika, satu di antaranya diancam dengan senjata dan pernah mengalami kekerasan bersenjata.
Jajak pendapat ini dirilis ketika hari Senin dalam sebuah insiden penembakan di kota Louisville, negara bagian Kentucky, sedikitnya lima orang meninggal dan sembilan lainnya terluka serta dilarikan ke rumah sakit.
Pekan lalu, enam orang yang mayoritasnya remaja terbunuh dalam sebuah insiden penembakan di sebuah sekolah SMU di Carolina Selatan.
Bulan lalu seorang bersenjata memasuki sebuah sekolah di Nashville, negara bagian Tennessee, dan kemudian mulai menembak secara membabi-buta serta membantai enam orang termasuk tiga anak kecil.

Pentagon dan CIA Klaim Mesir akan Kirim Senjata ke Rusia
Dokumen yang bocor dari Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dan Dinas Intelijen Pusat AS (CIA) menunjukkan bahwa Mesir sedang bersiap untuk mengirim senjata ke Rusia.
Mesir adalah salah satu sekutu utama Amerika di Afrika, dan menerima bantuan keamanan senilai lebih dari satu miliar dolar per tahun dari Amerika Serikat selama beberapa dekade.
Surat kabar Amerika Serikat, Washington Post hari Senin (10/4/2023) mengutip dokumen Pentagon dan CIA yang bocor mengenai dugaan informasi bahwa Mesir memiliki rencana diam-diam untuk memasok 40.000 roket ke Rusia awal tahun ini.
Menurut laporan ini, dokumen-dokumen ini juga menyinggung rencana Mesir untuk menyediakan peluru meriam dan bubuk mesiu ke Rusia.
Laporan Washington Post mengutip seorang pejabat pemerintah AS yang mengatakan bahwa AS belum melihat roket telh dikirim ke Rusia.
Selama beberapa bulan terakhir, ada laporan megenai kesiapan beberapa negara untuk memperkuat kerja sama militer dengan Rusia.

CENTCOM Akui Pangkalan AS di Suriah Dihantam Roket
Pusat Komando Pasukan Amerika Serikat (CENTCOM) mengkonfirmasi serangan roket di pangkalan militernya di wilayah Suriah.
CENTCOM dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Senin (10/4/2023) mengumumkan bahwa pasukan yang ditempatkan di pangkalan Canoco di timur laut Suriah diserang roket.
Seperti biasa, CENTCOM mengklaim bahwa serangan ini tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan material.
Pada Senin malam terjaadi serangan roket ke pangkalan militer AS di ladang gas Canoco di daerah timur Deir Ez-zzor.
Hingga berita ini ditulis belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan roket ini.
Setelah kekalahan kelompok teroris Daesh sebagai lengan militer Amerika Serikat di Suriah, pasukan Amerika Serikat langsung menggantikan kelompok ini dan mulaimenjarah minyak Suriah menggantikan Daesh
Daerah-daerah di bawah pendudukan pasukan Amerika dan milisi afiliasinya, Pasukan Demokrat Kurdi di Suriah (SDF) selalu menjadi sasaran protes warga Suriah yang tidak menghendaki kehadiran mereka di negara Arab itu.
Pemerintah Suriah telah berulang kali menekankan bahwa pasukan Amerika bersama milisi bonekanya di timur dan timur laut Suriah ini tidak memiliki tujuan lain, kecuali menjarah minyak Suriah.

Dokumen Pentagon Ungkap Bantuan Senjata Israel ke Ukraina
Dokumen rahasia Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon yang baru-baru ini bocor, mengungkap bahwa Rezim Zionis akan mengirim senjata mematikan ke Ukraina karena ditekan AS.
Surat kabar Yedioth Ahronoth, Senin (10/4/2023) melaporkan, di sebagian dokumen Pentagon disebutkan jika hubungan Israel dan Rusia "memburuk" akibat meningkatnya dukungan militer Moskow atas program rudal dan nuklir Iran, maka kemungkinan Tel Aviv akan mempertimbangkan pengiriman senjata mematikan ke Ukraina, karena ditekan AS.
Laporan New York Times dan CNN, hari Minggu, mengungkap dokumen rahasia Pentagon yang berjudul "Israel dan cara-cara untuk mengirim bantuan mematikan ke Ukraina".
Dokumen rahasia Pentagon itu menyebutkan, Israel jika ditekan AS, atau dihadapkan dengan perusakan hubungan dengan Rusia, kemungkinan akan mempertimbangkan pengiriman senjata mematikan ke Ukraina.
Menurut informasi rahasia tersebut, senjata-senjata mematikan yang kemungkinan akan dikirim oleh Israel, ke Ukraina, di antaranya adalah rudal Barak-8, dan rudal-rudal anti-tank, Spike.
Dokumen rahasia Pentagon juga menyebutkan bahwa AS akan menggunakan dukungan lebih besar terhadap Republik Islam Iran, sebagai instrumen untuk menekan Israel agar mau mengirim senjata ke Ukraina.