Ketika Bolivia Bergabung dengan Proses Eliminasi Dolar
Menghapus dolar dari transaksi global adalah kebijakan yang semakin diikuti oleh banyak negara di dunia.
Dalam hal ini, pemerintah Bolivia, seperti Brasil dan Argentina, dua negara besar di kawasan Amerika Selatan, mengumumkan akan mengganti dolar AS dengan yuan dalam kesepakatan perdagangannya dengan Cina.
Presiden Bolivia Luis Arce dan perwakilan sektor perdagangan negara itu telah menyepakati penggunaan yuan Cina dalam perdagangan dengan Beijing.
Bank Sentral Cina mengumumkan adanya rencana untuk mendirikan cabang di negara-negara Amerika Selatan demi memfasilitasi pekerjaan.
Kebijakan penggunaan mata uang selain dolar dalam transaksi perdagangan sudah lama diusulkan oleh berbagai negara, terutama Rusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow telah mencoba melakukan sebagian besar perdagangannya dengan mata uang lain, terutama yuan Cina.
Dalam hal ini, negara-negara lain di dunia seperti Venezuela, Argentina, dan Brasil juga mengikuti kebijakan ini.
Bahkan, kebijakan Amerika yang sejalan dengan penggunaan dolar sebagai alat untuk menekan negara lain, serta pengenaan sanksi terhadap negara lain, yang justru mengganggu siklus keuangan, telah membuat negara-negara di dunia rela menggantikan dolar dalam transaksi.
Kebijakan ini semakin intensif terutama setelah pengenaan sanksi AS yang ekstensif terhadap Rusia, Venezuela, dan negara-negara lain.
Ahli strategi perbankan Amerika Michael Hartnett mengatakan, Mengubah dolar menjadi senjata dapat menyebabkan penurunan peringkatnya.
Kebijakan pengurangan ketergantungan terhadap dolar bahkan direncanakan oleh Amerika Serikat.
Belum lama ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan, Eropa tidak boleh bergantung pada pengaruh global dolar, dan tanpa independensi strategis, Eropa akan terancam dihapus dari sejarah.
Kristalina Georgieva, Direktur Dana Moneter Internasional menyinggung bahwa saat ini ada pergeseran dari dolar AS secara global dan mengatakan, Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar telah mendapatkan momentum karena berbagai negara ingin mengakhiri ketergantungan ekonomi mereka pada Amerika.
Menghapus dolar dari transaksi global adalah kebijakan yang semakin diikuti oleh banyak negara di dunia.
Menurut laporan Bloomberg, hingga 2010, interaksi perdagangan dunia dengan yuan kurang dari 1%, dan pada saat yang sama, pangsa dolar AS di sektor ini mencapai 83%.
Padahal sejak Maret lalu dan untuk pertama kalinya, yuan mampu mengungguli dolar AS dalam perdagangan dunia dan mengambil bagian yang lebih besar.
Saat ini pangsa yuan Cina dalam perdagangan global telah mencapai 48 persen, sementara 47 persen perdagangan global dilakukan dalam dolar AS.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan, Ketika kita menggunakan sanksi keuangan terkait dengan peran dolar, ada risiko bahwa dari waktu ke waktu hal ini akan melemahkan hegemoni global dolar.
Sebenarnya, selain penyalahgunaan dolar oleh Amerika Serikat, penguatan mata uang lain seperti yuan Cina dan pembentukan berbagai organisasi regional yang kuat dalam urusan ekonomi dan perdagangan seperti organisasi internasional BRICS dan D-8, telah menyebabkan masalah penggantian dolar sekarang menjadi semakin mendapat perhatian berbagai negara.
Tampaknya, perubahan lingkungan ekonomi global, persaingan politik dan ekonomi, penggunaan dolar Amerika, kini proses pengurangan pangsa dolar dalam portofolio mata uang negara telah menjadi isu yang meluas.
Negara-negara seperti Bolivia juga bermaksud untuk meningkatkan keuntungan mereka dari kondisi baru sistem keuangan global dengan mengikuti proses ini.(sl)