Aug 10, 2023 13:27 Asia/Jakarta

Para pengunjuk rasa di Jepang menuntut pembongkaran pangkalan militer Amerika Serikat di negara mereka dengan mengadakan demonstrasi massal.

Menurut saluran TV CGTN Cina, para pengunjuk rasa Jepang membawa plakat menuntut penutupan semua pangkalan militer Amerika Serikat di negara mereka.

Selain peralatan militer yang canggih, AS juga memiliki sekitar 50.000 tentara di Jepang yang sebagian besar ditempatkan di Okinawa.

Oleh karena itu, warga provinsi Okinawa menuntut kepergian mereka dari Jepang dengan mengadakan demonstrasi anti-Amerika.

Kota Okinawa

Masalah ini sangat penting bagi warganya mengingat banyaknya kejahatan yang dilakukan tentara Amerika di Jepang, khususnya di Okinawa.

Pakar urusan internasional Lee Van Ti mengatakan:

"Menurut undang-undang kapitulasi yang mereka definisikan dan setujui untuk diri mereka sendiri di Jepang dan dibebaskan dari segala jenis tuntutan, pasukan Amerika Serikat melakukan kejahatan apa pun di Jepang, yang paling penting adalah pemerkosaan wanita dan anak perempuan dan terkadang pembunuhan. Itu karena sistem peradilan Jepang juga tidak mampu mengadili tentara kriminal AS. Oleh karena itu protes terhadap kelanjutan kehadiran pasukan Amerika di Jepang semakin meningkat setiap hari."

Baru-baru ini di Jepang, generasi baru negara ini, termasuk kaum nasionalis, menganggap menyerahkan keamanan negara kepada Amerika Serikat sebagai penghinaan terhadap Jepang, dan oleh karena itu mereka percaya bahwa sama sekali tidak baik bagi negara ini sebagai kekuatan penting ekonomi dunia untuk menyerahkan keamanannya kepada Amerika.

Apalagi Donald Trump, Presiden Amerika Serikat sebelumnya, sebagai imbalan untuk memberikan keamanan kepada negara seperti Jepang, bukan hanya menuntut negara itu untuk membayarnya, tetapi juga memperlakukan Jepang dengan cara yang mempermalukan, yang tentu saja sangat melukai harga diri rakyat negara ini, terutama generasi yang menginginkan independensi dari kebijakan Amerika.

Para pengunjuk rasa di Jepang menuntut pembongkaran pangkalan militer Amerika Serikat di negara mereka dengan mengadakan demonstrasi massal.

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga merupakan pembawa bendera generasi baru politisi Jepang yang menginginkan independensi keamanan mereka dari Amerika Serikat.

Abolfazl Zohrehvand, seorang pakar masalah internasional, mengatakan:

"Rakyat Jepang telah mencapai tingkat kesadaran bahwa Amerika Serikat telah menodai harga diri mereka dan memaksakan setiap keinginannya pada pemerintah Tokyo dengan dalih memastikan keamanan Jepang. Sementara itu, jika Jepang ingin sukses di kancah internasional, ia harus mengadopsi kebijakan independen dari AS."

Pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Partai Demokrat Liberal terus bersikeras menjalin hubungan dengan Amerika Serikat, terlepas dari pendapat rakyat negara ini, sementara rakyat Jepang menentang kehadiran militer Amerika Serikat yang berkelanjutan di negara mereka.

Kerja sama Tokyo yang menyeluruh dengan kebijakan Amerika Serikat di kawasan, termasuk Cina, membuat Jepang tidak dapat mengambil kebijakan independen dalam kaitannya dengan tetangganya. Oleh karena itu hubungan Tokyo dan Beijing selalu menghadapi ketegangan dan tantangan.

Bendera Cina dan Jepang

Padahal tetangga tidak bisa diubah dan hidup bersama selamanya, sementara variabel hubungan internasional sedang berubah.

Oleh karena itu, dari sudut pandang rakyat Jepang, pemerintah negara ini harus memperhatikan fakta ini dalam hubungannya dengan Amerika Serikat, khususnya di bidang militer dan keamanan, dan mengatur sedemikian rupa agar harga diri dan martabat bangsa Jepang tidak dirugikan.(sl)

Tags