Imigran dan Terorisme, Masalah Lama Pakistan yang Belum Terpecahkan
(last modified Sun, 17 Sep 2023 14:46:23 GMT )
Sep 17, 2023 21:46 Asia/Jakarta
  • Perbatasan Pakistan.
    Perbatasan Pakistan.

Pelaksana Jabatan Perdana Menteri (PM) Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar mengumumkan meningkatnya ancaman keamanan di perbatasan bersama antara Pakistan dan Afghanistan serta India. Namun menurutnya, situasi ini tidak akan menyebabkan penangguhan pemilu mendatang di Pakistan.

"Meskipun terdapat situasi yang mengkhawatirkan di perbatasan barat dan timur Pakistan, di mana ancaman keamanan dan mekanisme respons yang diperlukan semakin meningkat, namun situasinya terkendali dan proses pemilu Pakistan akan selesai pada saat itu juga," kata Anwaar-ul-Haq Kakar dalam sebuah pernyataan terbaru.

Sejak lama, Pakistan menghadapi berbagai tantangan perbatasan dan terorisme dengan dua tetangganya, Afghanistan dan India. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa Pakistan telah menghadapi tantangan-tantangan ini dengan negara-negara tetangganya sejak kemerdekaannya pada tahun 1947, dan tidak ada solusi untuk mengakhirinya.

Perselisihan perbatasan dan wilayah yang paling penting antara Pakistan dan India adalah kepemilikan Kashmir. Sementara dengan Afghanistan adalah Garis Durand. Garis Durand adalah batas internasional sepanjang 2.430 kilometer yang memisahkan antara Pakistan dan Afghanistan.

Mengenai garis ini, tidak ada pemerintah di Afghanistan yang menerimanya dan kini Taliban juga sedang melakukan pembahasan mendasar mengenai hal tersebut.

Morteza Haider, pakar politik, mengatakan, masalah yang diangkat oleh Pelaksana Jabatan PM Pakistan mengenai masalah perbatasan dan terorisme bukanlah masalah baru, namun situasi ini telah berlangsung selama beberapa dekade.

Namun, kata Morteza, yang penting dari kata-kata Anwaar-ul-Haq Kakar adalah pemilihan umum Pakistan yang akan datang, yang telah membuatnya mengangkat isu-isu penting dan mendasar, dengan tujuan untuk menarik opini opini publik Pakistan.

Selain persoalan perbatasan dan terorisme, persoalan penting lainnya yang juga melibatkan masyarakat Pakistan adalah persoalan pengungsi Afganistan, yang menjadi isu penting dalam hubungan negara ini dengan Pakistan pasca berkuasanya kembali Taliban di Afganistan. Oleh karena itu, Pelaksana Jabatan PM Pakistan mengalihkan sebagian perhatiannya pada masalah penanganan situasi pengungsi Afghanistan di Pakistan.

elaksana Jabatan Perdana Menteri (PM) Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar

Anwaar-ul-Haq Kakar dalam pernyataan terbarunya mengatakan bahwa imigran Afghanistan terbagi menjadi mereka yang terdaftar oleh pemerintah, mereka yang tidak memiliki dokumen izin tinggal, dan mereka yang memiliki identitas palsu. Dia mengumumkan bahwa warga Afghanistan yang tidak memiliki visa akan dikembalikan ke negaranya.

Ketegasan terhadap kehadiran imigran Afghanistan di Pakistan dilakukan dengan dua tujuan. Pertama, beberapa kalangan di Pakistan memicu rumor bahwa para imigran ini terlibat dalam penyelundupan dan gangguan sosial, dan tujuan kedua adalah menggunakan imigran sebagai alat untuk menekan Taliban Afghanistan.

Pernyataan Pelaksana Jabatan PM Pakistan bahwa pendekatan lunak sebelumnya dalam menangani warga Afghanistan yang tidak memiliki dokumen izin tinggal telah menyebabkan berbagai kerugian sosial dan juga memperkuat kelompok-kelompok teroris menunjukkan bahwa Anwaar-ul-Haq Kakar berusaha menunjukkan dirinya sebagai PM yang kompeten dan bertanggung jawab di hadapan rakyat Pakistan.

Mansoor Ahmad Khan, pakar masalah regional mengatakan, masalah imigran Afghanistan di Pakistan merupakan tantangan lama antara kedua belah pihak, terutama sejak pendudukan Afghanistan oleh tentara Merah Soviet, dan semua upaya pemerintah Islamabad untuk menyelesaikannya belum berhasil.

Meski demikian, lanjuta Mansoor, pemerintahan sementara Pakistan lebih sensitif terhadap masalah imigran, dan berusaha mengatur masuk dan keluarnya mereka dari Pakistan yang diyakini Islamabad dapat mengakhiri ketidakamanan.

Pernyataan Pelaksana Jabatan PM Pakistan bahwa teroris memasuki Pakistan dengan pura-pura sebagai pendamping pasien Afghanistan merupakan bentuk kepekaan pemerintah sementara Pakistan.

Namun, meskipun ketegasan pemerintah sementara Pakistan terhadap imigran Afghanistan mungkin merupakan langkah mendasar untuk kepentingan nasional Pakistan, namun ketegasan ini telah menimbulkan kekacauan ketika kepolisian Pakistan menindak tegas para imigran Afghanistan. Sejumlah sumber melaporkan adanya pemerasan terhadap para imigran.

Menurut para saksi, polisi Pakistan memasuki rumah-rumah imigran Afghanistan pada malam hari dan bahkan membawa pergi orang-orang yang memiliki visa negara tersebut. Perilaku ini adalah sebuah tindakan yang berkali-kali mendapat protes dari para imigran Afghanistan. (RA)