Nov 06, 2023 10:58 Asia/Jakarta

Hampir sebulan berlalu sejak operasi Badai Al-Aqsa dan reaksi rezim Zionis terhadap operasi ini dengan pemboman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza. Serangan brutal ini menyebabkan kematian ribuan dan melukai puluhan ribu warga Palestina, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

Tren penentangan terhadap Zionis Israel di dunia, termasuk Amerika Serikat, yang merupakan sekutu strategis Tel Aviv, telah meluas secara signifikan.

Kerumunan besar orang turun ke jalan-jalan Washington di Amerika pada hari Sabtu (04/11/2023) untuk mendukung rakyat Gaza dan menuntut diakhirinya blokade wilayah ini dan gencatan senjata.

Pawai mendukung Palestina di AS

Demonstrasi di Freedom Square Washington, yang terletak tidak jauh dari Gedung Putih, adalah protes terbaru di seluruh dunia untuk mengakhiri pemboman Israel di Jalur Gaza.

Ibrahim Hooper, Juru Bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan, Tujuan utama semua orang saat ini adalah gencatan senjata. Tidak ada yang bisa dilakukan tanpa gencatan senjata... Tidak ada yang boleh menghalangi gencatan senjata kemanusiaan.

Selain itu, ribuan orang turun ke jalan pada hari Sabtu (04/11) sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina di tengah pemboman terus menerus terhadap Gaza oleh rezim Zionis di banyak kota di Eropa, termasuk Berlin, Paris, Milan dan Kopenhagen. Mereka semua menuntut diakhirinya perang yang tidak seimbang antara rezim Zionis terhadap rakyat Gaza.

Meskipun banyak negara Barat mendukung rezim Zionis, tetapi parahnya kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap rakyat Gaza telah menyebabkan hati nurani masyarakat merdeka tersinggung bahkan di negara-negara Barat.

Dengan mengadakan demonstrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka mengungkapkan rasa jijiknya dengan tindakan Tel Aviv dan menuntut agar mereka menghentikan pengeboman dan melakukan gencatan senjata di Gaza.

Pada saat yang sama, masyarakat negara-negara tersebut telah menyatakan keprihatinannya atas serangan dan pemboman Israel, yang telah membunuh dan melukai banyak orang tak berdosa di Gaza, dan mengutuk dukungan pemerintah mereka terhadap kejahatan tersebut.

Isu lain yang menarik perhatian dalam konteks ini adalah pengakuan beberapa politisi senior Amerika terhadap peran rezim Zionis dalam menciptakan krisis di Wilayah Pendudukan Palestina.

Hampir sebulan berlalu sejak operasi Badai Al-Aqsa dan reaksi rezim Zionis terhadap operasi ini dengan pemboman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza. Serangan brutal ini menyebabkan kematian ribuan dan melukai puluhan ribu warga Palestina, yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. 

Terkait hal tersebut, mantan Presiden AS Barack Obama dalam pernyataan barunya tentang perang Gaza mengakui bahwa Israel bertanggung jawab atas tindakan Hamas dan situasi rakyat Palestina saat ini.

Dalam wawancara dengan surat kabar Amerika, Politico, merujuk pada kompleksitas perang Gaza, Obama menyebut rezim Zionis bertanggung jawab atas kondisi saat ini dan kondisi tidak manusiawi yang dialami warga Palestina selama beberapa tahun terakhir.

Dia juga memperingatkan agar tidak mengabaikan perang antara Israel dan Hamas dan mengakui bahwa kita semua ikut ambil bagian dalam pembentukan kondisi ini.

Menekankan bahwa apa yang terjadi pada rakyat Palestina tidak dapat ditoleransi dan mengakui bahwa semua pejabat Amerika terlibat dalam pembentukan situasi saat ini di Gaza, Obama mengatakan, Tidak ada tangan yang bersih. Jika Anda ingin menyelesaikan masalah, Anda harus mempertimbangkan seluruh kebenaran.

Pengakuan Obama atas peran sentral rezim Zionis dalam pembentukan perang saat ini di Gaza menunjukkan bahwa meskipun posisi Presiden saat ini Joe Biden dan para pejabat pemerintahannya memberikan dukungan tanpa syarat dan menyeluruh kepada Israel dan berusaha membuat Palestina bersalah, terutama Hamas dalam pembentukan perang saat ini di Gaza, tetapi bahkan para pejabat senior Amerika pun sangat menyadari sifat agresif rezim Zionis dan penindasan Zionis terhadap Palestina selama puluhan tahun, yang hingga saat ini masih berlanjut dengan cara membunuh dan merampas tanah mereka.

Barack Obama, mantan Presiden AS

Hal ini juga menyebabkan beberapa politisi independen Amerika serta kelompok progresif Partai Demokrat mengkritik pendekatan suportif pemerintahan Biden terhadap rezim Zionis.

Rashida Tlaib, anggota DPR AS dari Partai Demokrat, mengatakan dalam konteks ini, Joe Biden mendukung "genosida" terhadap warga Palestina dalam perang Gaza, dan Amerika tidak akan melupakan masalah ini dalam pemilu 2024.(sl)

Tags